01. Pertemuan

12 2 0
                                    

Jangan lupa vote dan comment nya ya😉

⭐⭐⭐

Pagi ini, di ruang keluarga Yudisthira, semuanya tampak berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Namun dengan isengnya, Angkasa mengambil ayam goreng adiknya dan memakannya tanpa rasa bersalah. Tindakannya itu pun sontak membuat kegaduhan di pagi hari.

"KYAAAAAA! AYAAAAM!" teriak gadis cilik yang masih berusia 4 tahun itu saat melihat ayamnya tak lagi berada di piringnya.

"MAMA!! AYAM BULAN MACUK PELUT BANG ACA!! " Adunya berteriak histeris.

Nisa langsung menatap tajam putranya yang suka sekali menjahili Bulan, adiknya.

Menghiraukan tatapan tajam sang Mama, lelaki pemilik nama Angkasa Wirawan Yudisthira itu justru malah tersenyum simpul pada Bulan.

"Husst. Gak boleh pelit loh sama Abang sendiri," ucap Angkasa santai.

"Ayam goleng Bulan," rengeknya pada Angkasa dengan wajah yang akan menangis.

"Sayang, ini Mama kasih lagi buat Bulan ya. Sekarang ayo dimakan lagi sarapannya," ujar Mama Nisa dengan mengambilkan ayam goreng sebelum putrinya menangis.

"Makacih ma," ucap nya.

"Sama-sama sayang,"

"Kamu ini, Sa. Suka banget jahilin adik sendiri," ujar Papa Aldi setelah melihat kejadian barusan.

Angkasa tertawa pelan, "suka gemesin abisnya, Pa."

Bagaimana Angkasa tidak gemas pada adik kecilnya, Bulan kalau sudah marah justru semakin menggemaskan dengan pipi bapao nya. Dan lagi, marahnya Bulan pada Angkasa, ujung-ujungnya bakal minta cium sebagai permintaan maaf. Angkasa bahkan heran dengan sikap Bulan yang begitu manja padanya. Tapi bagaimana pun juga, Angkasa sangat menyayangi adik kecilnya.

"Asa udah selesai sarapan. Kalau gitu izin berangkat ya Ma, Pa," pamitnya pada Mama Nisa dan Papa Aldi.

"Jangan kebut-kebutan di jalan ya, " ujar Papa Aldi memperingati putranya yang dibalas anggukan oleh Angkasa.

Sebelum benar-benar pergi, Angkasa berdiri di sisi kiri adiknya. Ia menoel pipi chubby Bulan sambil tersenyum.

"Abang berangkat ya," pamitnya pada Bulan yang masih sibuk memakan ayam gorengnya.

"Pelgi cana," jawab Bulan cuek.

Angkasa tertawa mendapat respon dari Bulan. "Ya udah, jangan nakal ya di rumah," ucapnya sambil mencium pipi bulat Bulan.

⭐⭐⭐

Ditemani earphone putih miliknya, Angkasa berjalan dengan tenang di sepanjang koridor sekolah. Tak jarang, banyak siswi yang menatapnya terang-terangan. Namun Angkasa tak terlalu memperdulikannya. Ia hanya memfokuskan pandangannya ke depan.

Bruuk

"Awwh," desis orang itu sambil memegang kepalanya yang menghantam punggung Angkasa.

Angkasa refleks membalikkan tubuhnya. Orang yang menabraknya tadi masih sibuk membenarkan tasnya yang terbuka.

"Sorry ya kak. Saya gak sengaja. Beneran deh," ucap seorang gadis yang menabrak Angkasa setelah selesai dengan kegiatannya.

"Gapapa, santai aja," balas Angkasa.

"Kalau gitu saya duluan ya kak," pamitnya dengan langkah terburu-buru.

Bintang Untuk AngkasaWhere stories live. Discover now