"Anak terus," gumam Mutia lelah meladeni. Entah apa tujuan Heaven yang tiap hari minta anak. Padahal cowok itu jarang bergaul dengan anak kecil, dengan artian tidak suka anak kecil.

"Udah dibilangin gak udah mencetin perutnya Puspita, kasihan tuh beberapa hari disini makin kurus. Ini ulah kamu yang suka ngelitikin sama grepe grepe.

"Lo doang yang gak seneng digrepe, Puspita happy tuh gue elus elus, dia malah makin rileks," Heaven lalu tidur terlentang dan meletakan kucing lont kesayangannya diatas dada.

"Pus, baju lo gak muat. Lo bongsor banget jadi kucing, mending lo diet gak usah makan. Makan brokoli tumis aja, biar badan lo cakep,"

"Dia makan sayur, ih."

"Biar jadi kucing vegetarian, dari pada bajunya gak pada Muat,"

"Iya, sayang banget gak muat. Besok Mutia beliin lagi kalo dapet uang jajan dari Kak Heaven," Mutia yang duduk disamping Heaven yang tengah tiduran mengelus lembut puspita.

"Uang yang kemaren gue kasih abis?"

"A-abis," jawab Mutia pelan.

Heaven mengerutkan kening. Takut ada yang tidak beres. Pasalnya uang 2 juta baru kemarin, dan Mutia bukan cewek boros.

"Udah Kak, kamu mandi sana. Abis kamu gantian aku," alibinya agar Mutia tidak ditanya macam macam.

"Bareng aja kenapa? Gue pengin nyu,"

Mutia buru buru membungkam mulut soak Heaven saat ART nya datang membawakan kopi untuk Tuan Heaven Higher Favian sang kepala rumah tangga muda berupaya menjadi hot daddy muda.

"Permisi den non, kopinya," ucap Siti lalu diangguki Heaven.

Sepeninggalnya ART itu pergi, Mutia baru melepas tangan yang dugunakan untuk membungkam bibir sexy cowok itu.

"Mulutnya," tegurnya.

Masih pagi buta sudah buat huru hara.

"Nyusun tugas, Yang. Lo kira apa emang, mesum terus otak lo mah, gue padahal enggak mikir sampek ke nyusu," jelas cowok itu. Ala sia boy. Pasti modus lagi kan.

Mutia mencebikan bibirnya kuat lalu memaksa Heaven mandi duluan.

"Kak Heaven kok susah ya dibilangin, Mutia kayanya udah sering ngomong, tapi gak pernah kamu dengerin!?" omel Mutia baru keluar dari kamar mandi.

"Ya udah ngomong lagi, gue dengerin," Heaven dengan lagak sok seriusnya kemudian duduk disofa. Tak lupa tangannya menekan tombol on remot tv.

"Didengerin doang tanpa dipahamin," kesalnya terus saja mengerucutkan bibir. Mutia kesal bukan main perihal Heaven mengunakan sabun cuci wajah bermerk SK-ll nya untuk badan. Sultan sih sultan, tapi gak usah begitu juga.

"Itu sabun wajah bukan sabun mandi. kan udah jelas sih tulisannya, kebangetan banget kamu tahu nggak!"

"Hm,"

Mutia berdecak kesal karena Heaven hanya menanggapi hm saja. Enak benar dia sewenang wenang melakukan itu.

"Kak!"

"Apaan?" Heaven menoleh kebelakang. Menatap Mutia tanpa rasa bersalah dan meminta ampunan.

"Gak tau lah, cape sama kamu!?" Mutia hendak kembali lagi ke kamar mandi tapi dicegah Heaven. Cowok itu kemudian berdiri dengan santainya.

HEAVENWhere stories live. Discover now