Part 43

21K 1.7K 189
                                    

New York, Amerika.

---

Semilir angin malam yang sejuk menerpa kulit pria yang hanya memakai kaos tipis. Lelaki berparas tampan itu berdiri di penghalang balkon sambil menyesap rokoknya, perlahan asap rokok ia keluarkan dari dalam hidung sehingga melambung di udara. Rasanya Bright sudah lama tidak mengkonsumsi rokok apalagi ketika ia berdekatan dengan Win karena manisnya itu tidak suka jika Bright merokok. Berbicara tentang Win, sudah hampir seminggu Bright berada di Amerika sejak hari disaat ia memperkosa kekasihnya sendiri keesokan paginya Bright sudah berangkat kesini bersama para saudaranya. Berat? Tentu berat meninggalkan Win ditambah lagi Bright baru menyakitinya tetapi Win-lah yang menyuruh cepat-cepat ke Amerika untuk segera menyelamatkan kedua orang tua Bright dari lingkaran Luke.

Pandangan Bright mengarah pada langit yang gelap, di sekitarnya terdapat banyak pepohonan karena ia menyewa mansion di daerah yang sedikit jauh dari perkotaan agar anak buah Luke tidak dapat mengetahui dan menjangkaunya. Hingga deringan ponsel terdengar di rungu Bright menandakan ada pesan masuk membuat pria blasteran itu meletakkan rokoknya di dalam asbak kemudian ia meraih ponselnya yang berada di saku celana. Setelah membaca nama yang mengiriminya pesan tercetaklah seulas senyum di bibir Bright.

My Bunny: P'Baii i miss you!!

Itulah pesan berupa ucapan menggunakan foto yang Win kirimkan kepada Bright

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Itulah pesan berupa ucapan menggunakan foto yang Win kirimkan kepada Bright. Si penerima pesan merasa gemas dengan foto yang Win kirim karena pria itu tersenyum manis menampilkan deretan giginya. Perlahan senyum Bright memudar, ia benar-benar merindukan Win—Bright ingin mencium kekasihnya, memeluknya serta memanjakannya tapi karena Bright mempunyai urusan yang begitu penting membuat hubungan mereka menjadi jarak jauh sehingga hanya melakukan videocall dan berkirim pesan sebagai pelepas rindu. Ibu jari Bright membalas pesan Win tak lupa pula ia menyimpan foto yang dikirim kekasihnya.

"Bright"

Suara itu membuat sang pemilik nama sedikit terkejut. Bright pun mengalihkan pandangannya dari handphone dan  menatap pria yang berdiri di depannya. "Ada apa?" Tanya Bright kepada Blue.

"Anak buahmu sudah datang membawakan apa yang kita perlukan" Jawab Blue membuat Bright menyeringai kecil.

"Baiklah mari kita jumpai mereka"

Lalu kedua bersaudara itu jalan bersamaan, sembari berjalan Bright memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Bisa dibilang mansion yang disewa Bright ini cukup besar sama halnya seperti rumahnya di Bangkok tetapi mansion ini kamarnya tidak terlalu banyak hanya ada beberapa kamar untuk keluarganya. Sambil berjalan menuju ruang tamu, Bright bertanya kepada Blue mengenai persiapan untuk melakukan aksi mereka nantinya karena Bright tidak ingin ada kekurangan ataupun kesalahan sedikit pun.

"Aku sudah mempersiapkan senjata yang bagus untuk kita gunakan" Kata Blue, Bright melirik kearah saudaranya itu kemudian ia tersenyum tipis.

Sesampainya di ruang tamu, saudara kembar Bright beserta Frank sudah duduk disana berbicara dengan dua orang pria bertubuh besar alias anak buah Bright yang berada di negara ini. Pria berparas tampan itu mengambil posisi duduk berhadapan dengan anak buahnya, sorot matanya menunjukkan kemarahan.

My Boss My Boo [Bright x Win]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang