☄4 | Suasana Baru

1 2 0
                                    

Setelah makan malam dua hari yang lalu, Matahari sudah bertukar kontak dengan dua teman lamanya tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan malam dua hari yang lalu, Matahari sudah bertukar kontak dengan dua teman lamanya tersebut. Tak jarang ia bertukar canda dengan Bintang dan Bulan lewat obrolan di aplikasi berlogo telpon berwarna hijau.

Hari ini adalah hari pertama Matahari untuk bersekolah. Tak disangka bahwa orangtua nya mendaftarkan diri nya di sekolah yang sama dengan Bulan dan Bintang. Matahari pun merasa senang, setidaknya ada orang yang ia kenal di sekolah barunya itu.

Gadis cantik yang sedang asik menyantap sarapannya itu kini tengah bingung. Bintang menawarkan tumpangan pada Matahari, namun semalam Daddy Mahen sudah berkata bahwa beliau yang akan mengantar dirinya.

Ada keinginan untuk menerima tawaran Bintang, namun ia tak enak berkata pada sang daddy. Mimik kebingungan Matahari sangat mudah terbaca oleh Mom Tia, "Kenapa sayang? Ada masalah?"

"Hmmm, i-itu Bintang ngajakin berangkat bareng Mom" jawab Matahari yang menatap ibunya dan melirik sekilas ke arah Daddy Mahen dengan tak enak hati.

Seperti mengetahui keinginan anak gadisnya, Daddy Mahen pun memperbolehkan Matahari berangkat bersama Bintang.

"Yaudah gapapa, biar pas masuk sekolah ngga terlalu canggung" ucap Daddy Mahen.

"Serius gapapa?" Tanya Matahari sekali lagi dan daddy-nya pun mengangguk antusias.

Matahari pun berterimakasih dan dengan segera menyelesaikan sarapannya. Tak enak jika Bintang yang harus datang ke rumahnya. Rumah mereka terlampau dekat, jadi seharusnya Matahari lah yang mendatangi laki-laki jahil itu.

🙋👦🙋

Matahari kini sudah berada di rumah Bintang, sambutan hangat dari Bunda Yana pun ia dapatkan. Sedangkan Raven masih berada di lantai dua rumah tersebut, ia kembali ke kamarnya karena melupakan sesuatu.

"Sun, semangat ya di sekolah baru!" Ucapan bernada ceria tersebut diutarakan oleh Bunda Yana.

"Iya Tante, thank you" balas Matahari dengan senyum tulusnya.

"Jangan panggil tante, panggil Bunda aja" pinta Bunda Yana.

Permintaan Bunda Yana membuat Matahari terkejut, ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"O-oke Tan,  eh Bunda" jawab Matahari salah tingkah.

"Baru disuruh panggil Bunda aja salah tingkah. Gimana kalo diajak nikah sama gue, bisa-bisa pingsan lo" ledek Bintang yang sedang menuruni anak tangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bulan, Bintang, dan Matahari | (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang