(•) Tiga belas

4.4K 655 358
                                    

HR Guys✨
Voment jangan lupa!

•••

Gea berjalan di kooridor kampus, dia tak sengaja berpapasan dengan seorang dosen laki-laki yang masih sangat muda. Usianya sekitar 24an dan dia belum menikah.

Dosen itu berhenti menghalangi jalan Gea, Gea sempat terkejut tapi untungnya dosen itu segera menjelaskan maksud sang dosen memberhentikannya.

“Gea, kamu nanti masuk ke regu bapak ya..”

“Lho? Tapi katanya saya satu regu sama Bu Rahayu pak, saya ikut aja siih cuma takutnya nanti Bu Rita salah paham. Nanti dikira saya yang pingin pindah lagi.” Sahut Gea.

“Saya sudah bilang, katanya gapapa. Saya cuma butuh kamu sama Dafin, karena regu saya anaknya nakal semua.” Ujar sang dosen membuat Gea tertawa kecil.

Gea mengangguk tanda dia setuju
“Yaudah, nanti Pak Langit hubungin saya aja ya.”

“Oh iya sudah pasti, oh iya Gea. Jaga kesehatan kamu ya, bulan ini kita padet banget. Praktek, kunjungan sama banyak kuis bulan ini. ” Ujar Pa Langit.

“Iyya pa, pasti.”

“Yaudah saya permisi ya, ada kelas lagi.” Ujar Pa Langit.

“Oh iya pa,” Gea menyingkir dari hadapan Pak Langit. Pak Langit tersenyum kecil kemudian pergi dari hadapan Gea.

Dosen satu itu sering dipanggil My hot dosen. Karena memang dia sesexy itu, apalagi saat dia sudah memakai jas kedokteran, dijamin siapapun yang melihatnya pasti memutar kepalanya.

Gea melanjutkan langkahnya, dia tak sadar kalau Defan ada dibelakangnya. Mengikuti kemana pergerakan dia secara diam-diam, dengan api cemburu yang mengikutinya dibelakang. Andaikan api itu nyata, mungkin Defan sudah menjadi abu sekarang.

Kaki Gea tiba-tiba berhenti, Defan di belakang ikut berhenti. Gea berbalik dan Defan langsung mengumpat dibalik tiang koridor.

Gea tau kalau ada yang mengikutinya sejak tadi, dia penasaran dengan si penguntit satu itu. Dan akhirnya Gea mempunyai ide.

Gea kembali berjalan lalu berbelok cepat di antara tiang koridor. Dia berdiri di sana sembari menunggu orang yang lewat. Sampai akhirnya tubuh tinggi Defan lah yang melewatinya.

Sebuah senyum Gea kembangkan, melihat Defan yang tengah kebingungan karena Gea tak ada di koridor.

“Sopan kah ngikutin istrinya?” Tanya Gea sembari keluar dari persembunyiannya.

Defan berbalik, dia menggaruk tengkuk leher merasa malu. Tapi bukan Defan namanya kalau dia tidak bisa memanipulasi Gea.

“Gak usah so asik! Tadi itu siapa?!”

“Santai dong!” Balas Gea tak mau mengalah.

“Yaudah tadi siapa Gea??” Tanya Defan lagi walaupun masih dengan amarahnya.

Gea menarik nafasnya panjang, dia membuangnya sembari duduk di bangku.

“Biasa lah, My Hot Dosen...Pak Langit itu sexy...Kamu liat ga tadi? Orang-orang pakai dasi bener, dia? Cuma disarungin...Istrinya Pak Langit pasti nanti beruntung, ya ga?”

Defandra 2 [End] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang