(•)Delapan

5.4K 717 315
                                    

Happy reading ✨

Maaf yaa update malem-malem😏 abis lebih suka update malem-malem daripada pagi😭

Oia btw aku mulai slow Update setelah chapter 10 yaa:") sekarang kita 3 hari sekali dulu sampai chapeter 10:)

Jangan lupa yaa kebiasaan kita setelah membaca. Ya benar. Berkomentar dan Vote🤙

See u byee byee✨❤️

•••

"Koy berhenti Koy,"Ujar Japri.

Kokoy berhenti didepan rak berisi minyak-minyak yang lumayan besar. Japri turun kemudian membaca label didepan minyak yang bertuliskan diskon 30%.

"Diskon cuy,"Ucapnya.

Kokoy ikut melihat dan baru dia membaca Japri sudah mengambil minyak sebanyak 3 kantong.

"Siapa yang bayar buset, gila ya lo? Siapa yang bayar kunyuk."

"Biasa Lah,"

Kokoy menggelengkan kepalanya heran, pasti Defan yang dimaksud oleh Japri. Dia sudah tau kemana arah jalan pikiran Japri.

"Kita cari diskonan aja njir, biarin dia pada yang belanja."Ucap Japri diakhiri tawa.

"Kita shopping gitu?"Tanya Kokoy dan Japri mengangguk.

Dasarnya mereka orang tidak ada pikiran akhirnya mereka memutuskan untuk shopping di supermaket. Sedangkan kawan-kawannya tengah pusing memilih belanjaan.

Laskar sendiri tengah kebingungan pasalnya dia ingin sekalian membeli daging tapi di supermarket sedang habis hanya ada daging ayam sama ati saja.

"Kayanya lanjut ke pasar deh,"Gumamnya.

Laskar kembali mendorong trolinya hingga ketemu Defan yang tengah terdiam seperti orang bodoh bersama Gilang.

"Lo ngapain Def? Kaya orang bego gitu."Ucap Laskar.

"Kar ini kan garem ya?"Ujar Gilang sembari menunjukan kantong berisi micin.

"Orang ini ya Kar, bocah batu!"Timpal Defan seraya menunjukan gula.

Laskar mengambil garam yang terpojokan sendirian seperti tak ada teman, dan tak ada yang menyadari kehadirannya.

“Begonya ga nanggung-nanggung.”Ucap Laskar enteng lalu mengambil garam yang sebenarnya. Dia mengangkat tinggi-tinggi didepan wajah kedua temannya itu.

“Ini namanya garem. Yang lo pegang itu gula sama micin.”

Defan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, dia meletakan kembali ditempat semula sambil tertawa.

“Jangan tawa lo.” Omel Laskar membuat Defan diam.

“Laskar, sutttt...”

Laskar berbalik, Kokoy berjalan mengumpat-ngumpat. Dia menghampiri Laskar dengan wajah paniknya.

“Kenapa?”Tanyanya.

Laskar sudah curiga pada Kokoy, dan benar saja kecurigaannya terbukti saat Kokoy menunjukan roda troli.

“Copot.”

Laskar mengusap wajahnya kasar, bisa-bisanya Kokoy membuat ban troli terlepas dari tempatnya.

“Kokoy,”

Mereka semua menoleh kebelakang dimana Japri tengah menyeret troli dengan sebelah sisinya dia angkat menggunakan kedua tangannya.

“Berat.”Rintih Japri.

Bibir Defan berkedut menahan tawanya, air matanya sudah meluncur keluar. Gilang sendiri malah kabur dari tempat, memilih tertawa ditempat lain daripada dia dimarahi Laskar.

Defandra 2 [End] ✓Where stories live. Discover now