01. Begin

1.8K 95 8
                                    

Indonesia, 2024

Disini aku, duduk manis dengan sebuah laptop terbuka di hadapanku, menyesap secangkir kopi di penghujung senja memang yang terbaik, sayang langit tak secerah biasanya, petang ini ia membasahi bumi. Entahlah, barangkali bumi sudah terlihat terlalu gersang untuk dibiarkan kering.

Suara alunan musik cafe ini mengiringi kala hujan terus mengguyur kota tak kenal penat, tenang rasanya.

Dunia terus berjalan tak peduli bagaimana lelahnya manusia, bumi pun semakin tua tak peduli berapa nyawa baru yang dilahirkan, mengingatkan ku pada cerita beberapa tahun yang lalu.

Tentang seorang laki-laki yang mengajariku bahwa dunia ini tak selamanya perlu dikejar, sesekali kita memang perlu rehat, karena semesta selalu bermain main dengan manisnya keinginan yang kemudian dihadapkan dengan pahitnya kenyataan.

Mari ku ceritakan sedikit cerita usang beberapa tahun silam, cerita usang dengan segala warna dan rasa yang kuharap akan sedikit menghiburmu dari hiruk pikuk dunia yang fana.

...

Ceklek!

Pintu terbuka, Lyana terlihat dari balik pintu melihat anak sulung nya masih bergelut dengan selimut tebal tak lupa guling disisi kanan, sesosok bidadari tanpa sayap, seorang yang selalu kusebut mama.

"Kak bangun atau engga sekolah?"

"Iyaa maaa, bangun" jawabku enggan berpisah dari dataran empuk dibawahku

Aku bergegas membersihkan diri dan bersiap siap. Baru saja aku menduduki kursi, hendak menyantap sarapan, suara berisik seakan masuk tanpa permisi ke lorong pendengaranku

"Maaa kemarin Cia naro disini deh kaus kakinyaa" teriak Cia menggelegar seisi rumah sambil mengacak ngacak setumpuk pakaian yang belum disetrika.

"Di lihat dulu yang bener."

"Udahh loh maaa, Cia ingat kok disini."

Sagara menyusul ke meja makan, melewati Cia yang sibuk mencari kaus kakinya. Melihat Gara yang sudah siap head to toe membangunkan kecurigaan Cia.

"rapi amat pak, anyway kaus kaki lu seperti tidak asing" kata Cia sambil memasang senyum mencurigakan untuk Gara.

"apa? Ini kaus kaki? gua nemu di meja setrika" jalan Gara tak menahu.

"GARAAA ITU KAN PUNYA GUA, SINIIN!". Protes Cia tak terima sambil mengekori kemana Gara pergi.

Suasana pagi selalu seperti ini, apalagi mengingat ini hari pertama kembali ke sekolah, dua manusia kembar tak jadi itu yang selalu memulai keributan.

"bisa ga sarapan dengan tenang, sehari aja?" kataku menatap sinis Cia dan Sagara bergantian.

"cepat sarapannya, papa buru-buru" yang dibalas anggukan oleh Cia.

...

Aku berjalan melewati gerbang SMA Aswangga, sudah lama tidak menginjakkan kaki disekolah ini pikirku, dengan rambut tergerai dan satu tas di jinjing di sebelah kanan, aku mengangguk yakin.

"semangat Thea, setahun terakhir" gumamku.

Sesampainya dikelas, suasana kelas yang sama seperti biasa hanya saja beberapa temannya dirolling setiap pergantian semester, agar menciptakan suasana yang berbeda.

"THEAAA AAA" teriak salah seorang siswi dari kelas itu.

Dia Jovita, sahabatku, orang pertama yang aku kenal sejak masuk sekolah ini, sangat suka berteriak, katanya tanda semangat, suka harry potter, suka musik, punya beberapa kesamaan yang membuat mereka akrab. Oh iya satu lagi dan perlu digaris bawahi suka Zaren.

[✓] Teruntuk, Ell BaresHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin