Daddy -22-

11.6K 1.7K 154
                                    

Jaemin bangun pagi ini dengan lesu. Melirik sejenak ponselnya yang terus bergetar sejak tadi malam.

Puluhan panggilan tak terjawab dari Jaehyun tertera disana membuatnya mendengus. Benar-benar tak ada niatan untuk mengangkatnya.

Jaemin masih santai berjalan menuju kamar mandi, saat melewati ruang tengah matanya tak sengaja melirik pada jam dinding disana. Dia tersedak, matanya melotot.

"Woi??!!!"

Jam menunjukkan pukul tujuh lebih lima belas menit. Selamat tak ada celah untuk tidak terlambat hari ini.

Berlari kesetanan kesana kemari tanpa mandi. Menggosok gigi pun hanya ala kadarnya saja. Tak apa tak mandi juga dia tetap tampan.

Bajunya dia biarkan serawutan. Berlari menuju halte bus di depan gedung apartemennya.

"Pokoknya jika aku terlambat ini salah dia!!!"

Dan setelah menghabiskan lima belas menit lainnya di perjalanan Jaemin tiba disana. Gerbang sudah tertutup rapat dan guru bimbingan konseling sudah berkacak pinggang di depannya. Dia meringis. Ya sudahlah mau bagaimana lagi.

🐣🐣🐣

Bohong sekali jika Jaehyun tidak ketar-ketir dari kemarin. Dia lupa mengabari Jaemin. Iya itu salahnya 100%.

Sebenarnya bukan disengaja tapi Jaehyun pikir dia hanya akan sampai malam disini. Nyatanya pekerjaannya tak bisa selesai secepat itu.

Dia hanya pulang sebentar kemarin mengambil barang bawaan seadanya sebelum berangkat ke Busan. Selebihnya Jungwoo yang urus.

Dia mendesah, rambutnya dia acak frustasi. Puluhan panggilannya satu pun tak ada yang di jawab. Pesan-pesannya tak ada yang di balas. Bahkan mungkin Jaemin tidak membacanya.

"Ayo angkat telpon papa"

Sekali lagi dia mencoba tapi tak kunjung dapat balasan. Dia mendesah. Mengirim voice note sebagai solusi.

"Hari ini papa tidak pulang dulu ya ?? Jangan merajuk ayo angkat telpon papa. Jangan lupa makan tepat waktu. Jika lelah istirahat. Papa sayang kamu. Kamu tau kan ??"

🐣🐣🐣

Jaemin menatap datar Mark yang tengah berbicara pada salah satu panitia yang mengurus panggung. Mengarahkan seperti apa dekorasi yang mereka inginkan.

Sebagai sekolah seni swasta dengan tingkat internasional, sekolah Jaemin tak pernah main-main dengan acara tahunan semacam ini. Pengeluaran sekolah tak tanggung-tanggung untuk segala persiapan dan dekorasi.

Belum lagi untuk banyaknya tamu undangan yang akan hadir nanti. Gila saja jika tidak melakukan dengan serius ditengah semua usaha yang dilakukan oleh para panitia maupun petinggi sekolah.

Bahkan kadang-kadang saking besarnya acara ini mereka juga mengundang pihak agensi besar. Banyak juga para murid yang menggunakan kesempatan ini untuk mencari perhatian.

"Sudah siap semua kata Kouen. Kita juga sudah bisa gladi sekarang. Bersiap ya"

"Baik Hyung"

Semua kemudian mengambil posisi masing-masing di atas panggung. Sebelum benar-benar naik ke atas tangan Jaemin di tarik pelan oleh Mark.

Mark tersenyum tipis. Tangannya menarik bibir Jaemin hingga membentuk sebuah senyuman.

"Senyum. Jelek sekali dari tadi pagi"

Jaemin mendengus menepis tangan Mark di pipinya.

"Aku kesal Hyung"

Mark terkekeh mengacak rambut Jaemin gemas.

Daddy ✓Where stories live. Discover now