Na Jaemin

18.6K 2.2K 131
                                    

Jaemin itu anak paling beruntung menurut dirinya sendiri. Punya mama yang cantik dan baik. Punya papa yang sangat tampan dan selalu menemaninya tertidur di malam hari.

Hidup Jaemin itu sempurna. Itu yang dia tau.

Di setiap sorenya dia akan menunggu dengan sabar di sofa ruang tamu dengan kue beras buatan Mama ditangan. Menunggu sosok Papa pulang ke rumah.

"Papa!"

Kemudian memekik heboh saat melihat lelaki itu masuk pekarangan rumah mereka.

Papa balas tersenyum kemudian meraihnya dalam gendongan. Dihadiahi kecupan gemas dikedua pipi gembulnya.

"Ih pipi putra Papa kenapa manis sekali??!"

Tentu saja manis. Gula halus dari tepung beras itu bahkan hampir memenuhi pipinya. Dengan gemas digigitnya pipi itu. Membuat Mama yang baru keluar dari dapur menepuk keras pundak Papa.

"Pipi Nana jangan digigit dong!!! Jorok sekali"

"Tapi manis"

"Jorok"

Sedangkan anak yang menjadi perdebatan malah tertawa riang.

"Lagi!! Lagi!! Lasanya geli"

"Lihat!! Nana saja mau wlee"

Kemudian Jaehyun dengan gemas menidurkan anaknya disofa. Digelitiki dan diciumi berulang kali.

"Terserah kalian sajalah"

Mina memutar mata malas dan berlalu dari sana. Selalu saja mereka akan berakhir seperti itu. Dan Mina benar-benar sudah hafal tingkah mereka.

🐣🐣🐣

"Papa!"

Memeluk papanya dari belakang kemudian Papa akan menggendongnya berkeliling rumah. Berpura-pura menjadi pesawat terbang. Adalah sedikit dari banyak hal menyenangkan yang Jaemin alami bersama Papanya.

"Bagaimana sekolah Nana tadi ??"

"Selu sekali!!! Bu gulunya cantik Papa"

"Oh iya ?? Lebih cantik dari mama ??"

"Iy-" kemudian Nana berpikir. Menggeleng cepat kemudian.

"Tidak!! Mama paling cantik sedunia. Cantik banyak banyak pokoknya"

"Kalau papa tampan ??"

Jaemin mengangguk semangat sambil mengeratkan pelukannya pada leher Jaehyun.

"Tampan sekaliiii. Banyak banyak juga"

Papa hanya tertawa. Jaemin yang baru masuk TK memang menggemaskan sekali.

🐣🐣🐣

Jaemin tidak pernah tau ada fase ini dalam hidupnya. Fase dimana dia melihat Mama menangis di sofa ruang keluarga dan Papa yang menyeret kopernya pergi.

"Papa!"

Tidak didengar.

"Papa!"

Masih tidak terdengar.

"Papa!"

Saat kaki kecilnya akan melangkah pergi mengejar sosok Papa tubuhnya diraih. Didekap oleh Mama.

"Mama, Papa mau kemana ?? Tidak ajak Nana juga ??"

Mama hanya tersenyum tapi dengan mata berair. Membuat tangan kecilnya terangkat menghapus air mata di pipi Mama.

"Terima kasih sayang"

Tangan kecilnya dicium lembut kemudian.

"Sekarang Nana tinggal dengan Mama saja ya ?? Kita akan tinggal berdua. Pasti seru sekali"

"Papa tidak di ajak Mama ?? Kalau sama Papa pasti lebih seru!!"

Tapi Mama hanya tersenyum.

🐣🐣🐣


Setelah sore itu Papa tidak pernah pulang lagi. Selama apapun Jaemin menunggu di depan pintu Papa tak pernah nampak. Bahkan sampai ketiduran pun Papa tidak pulang juga.

Jaemin masih tidak paham. Kenapa Papa tidak pulang ya ?? Padahal sekarang dia sudah sekolah dasar. Sudah bisa berhitung lebih dari seratus. Dia ingin pamer ke Papa. Tapi kenapa Papa tidak pernah kesini lagi ??

Bahkan tidak pernah mengerti kenapa namanya berubah. Seingatnya waktu TK dulu namanya adalah Jung Jaemin tapi kenapa sekarang berubah menjadi Na Jaemin saat sudah sekolah dasar.

"Mama. Memangnya kalau sekolah dasar namanya harus berubah ya ??"

Mina terpekur tidak tau mau menjawab apa pada anak tujuh tahun itu.

"Bukan begitu sayang. Sekarang kan Nana tinggal dengan Mama. Makanya nama Jaemin berubah"

"Oh begitu ya??"

"Iya sayang" Jaemin mengangguk seolah mengerti saja apa yang dimaksud Mama.

"Jadi kalau besok Papa pulang nama Nana berubah lagi. Begitu kan ??"

Dan lagi-lagi Mama hanya tersenyum.

🐣🐣🐣


Pada akhirnya Jaemin mengerti saat dia berada di kelas empat.

Mengerti kenapa Papa tidak pernah pulang.

Mengerti kenapa namanya berubah.

Mengerti kenapa Mama tidak pernah ingin membahas sosok Papa.

Itu karena Papa pergi. Pergi meninggalkan mereka.

Tidak akan kembali.

"Nana pulang duluan ya. Ayahku sudah menjemput"

Temannya melambai dengan semangat pun dengan Jaemin yang membalas tak kalah hebohnya. Kemudian dia terpekur.

Bagaimana ya rasanya dijemput Papa ??

Dia menggeleng pelan. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk melupakan Papa. Sekarang yang dia punya hanya Mama.

Iya hanya Mama tanpa Papa. Karena baginya Papa sudah pergi dan tak akan kembali.

Jaemin kini tak pernah lagi menunggu papa pulang di ruang tamu.

Tak pernah lagi memutar film kesukaannya dengan Papa.

Dan tak pernah lagi bercerita pada teman-temannya akan sosok Papa.

Baginya Papa sudah hilang dari hidupnya.

🐣🐣🐣

Baby Jaemin, who always wait for his Daddy

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

Baby Jaemin, who always wait for his Daddy.

🐣🐣🐣

Sorry for a short chap

See you next time

Seoul di tanah Lombok,
25 Desember 2020

Daddy ✓حيث تعيش القصص. اكتشف الآن