Daddy -21-

11.9K 1.7K 125
                                    

Ada begitu banyak hal monoton yang membosankan tapi harus tetap dijalani. Benar-benar seperti hidupnya hanya berkisar tentang hal yang itu-itu saja. Monoton dan membosankan.

Salah satu dari banyak hal yang dimaksud adalah kegiatan sehari-hari, seperti bekerja misalnya. Kadang kala rasanya bosan sampai ingin berhenti saja. Tapi pikiran rasional tentu mampu menghalangi. Memangnya mau makan apa jika tidak bekerja ??

Yah begitulah. Ada yang dengan senang hati menerima dan menjalaninya. Dan ada pula yang mengeluh sesekali untuk mengurangi bebannya.

Helaan nafas Jaehyun terdengar. Dia saat ini sudah berada di kantor kembali bergelut dengan begitu banyak pekerjaan. Kadang rasanya Jaehyun ingin kembali ke masa mudanya. Dimana dia bebas melakukan apa yang dia inginkan. Tanpa peduli besok akan makan apa dan hal-hal yang memberatkan lainnya.

"Tuan"

Panggilan itu membuatnya mengalihkan pandangan, Jungwoo berdiri diambang pintu dengan senyum tipis yang tersungging.

"Masuk"

Jungwoo melangkah pelan. Sedikit menghela nafas sebelum menyampaikan apa yang ingin dia katakan.

"Tuan ada sedikit masalah"

Jaehyun mengangkat pandangannya. Menatap dengan serius Jungwoo.

"Tuan Jeon tidak bisa datang kemari untuk pembicaraan terkait kerja sama kita. Jadi.."

Jaehyun mengangkat sebelah alisnya, menunggu dengan tidak sabaran kalimat penjelas dari Jungwoo.

"Jadi ??"

"Jadi kita yang harus kesana"

Jaehyun menegakkan tubuhnya.

"Apa maksudnya ?? Kita yang Busan ??"

"Iya tuan"

Jaehyun mendengus, memijat pelipisnya. Resiko pekerjaaan.

"Kapan kita harus berangkat ??"

"Nanti siang tuan"

"Hah baiklah"

🐣🐣🐣

Waktu bergulir begitu cepat memang hingga tak terasa latihan kali ini adalah latihan terakhir mereka sebelum besok akan gladi diatas panggung dan lusa sudah waktunya tampil.

Jaemin dari tadi terus tersenyum menatap pada teman-temannya yang masih memperhatikan baju yang akan mereka keenakan besok.

Bajunya sederhana sesuai tema mereka. "A teens" benar-benar hanya mengenakan jaket dan pakaian casual. Secara keseluruhan mereka bahkan tak perlu repot-repot meminta ibu Haechan menyiapkannya karena di rumah pun mungkin mereka punya baju yang senada.

"Bajunya betulan hanya begini ??"

Haechan memutar mata malas. Menggeplak kepala Renjun dengan geram.

"Memangnya mau yang bagaimana ?? Memakai suit ?? Atau apa ??!"

Renjun hendak membalas tapi keburu malas saat Haechan balas melotot kepadanya. Lagi.

"Ini sudah sesuai dengan tema kok. Terima kasih Chan"

Renjun mendengus sedangkan Haechan langsung menggaet lengan Mark ke tangannya.

"Katakan lebih keras Hyung. Mungkin ada yang tidak bisa dengar"

"Aku dengar ya ??!!!"

Yang lain hanya diam menyimak. Terlalu sering sampai rasanya muak juga jika terus dipisahkan. Lebih baik diam dan menyaksikan.

Daddy ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang