Shit Happen

14 0 0
                                    

Suasana bandara nampak ramai, pria itu memanggul ranselnya dengan raut wajah nampak bahagia. Sudah lama rasanya dia meninggalkan rumah. Tidak disangka jika hidupnya bakalan seperti cerita dalam novel petualangan. Hidupnya yang sepertinya membosankan tiba-tiba berubah drastis begitu mengenal gadis itu. Banyak rentetan peristiwa terjadi dalam hidupnya sejak dia menaruh hati pada gadis itu.

Mulai dari kehidupan penjara dan sekarang dia kembali dari Sumba. Sebuah perjalanan hidup yang menantang. Tidak mudah dia melewati waktu demi waktu, hidup bagai di pengasingan, tanpa keluarga, tanpa kekasih. Semua demi menebus rasa bersalahnya yang teramat besar karena telah menghancurkan hidup orang yang dicintainya.

Apa gadis itu baik-baik saja, apa gadis itu masih memikirkannya? Apa gadis itu masih membencinya, takut padanya.. apa ada kemungkinan jika gadis itu merindukannya juga? Suara hati pria itu terasa seperti pendulum yang memantul setiap kali dia menanyakannya. Kegelisahan meliputi hatinya bercampur dengan rasa rindu yang tumpah. Wajah gadis itu menari-nari di pelupuk matanya. Dia benar-benar rindu pada gadis itu, sekeras apapun usahanya untuk melupakannya.

Keluar dari bandara, pria itu memesan sebuah taxi yang mengantarnya ke hotel dimana pesta ulang tahun Juana diadakan. Ada satu tujuan yang hendak dia kerjakan disana, memohon pamit pada Juana untuk bisa menemui gadisnya. Pria itu bersalin dengan pakaian yang selayaknya cocok untuk datang ke pesta besar. Tapi begitu langkahnya masuk ke ballroom, seseorang dengan tuxedo mahal mendorongnya.

"Ngapain lo kesini, gembel!! Lo tuh gak diundang!!" Rizal, wajah lama memuakkan itu memaki Dika dengan lantang. Semua mata beralih memandang mereka. Pada pria berpenampilan lusuh dengan pakaian yang tak semahal pakaian semua orang yang hadir. Juana memicingkan mata dan kaget melihat cucu yang dia buang jauh-jauh itu datang ke acaranya. Dika menganggukkan kepala memberi hormat pada Juana.

"Oma..." sapanya. Juana menghampirinya seraya tertawa kecil. "Ah iya.. Semua pasti lupa siapa yang datang ini. Perkenalkan dia ini cucu saya, Dika Rivaldi Pangestu. Dia baru datang dari Sumatra, 3 tahun lalu dia saya kirim untuk mengurus perkebunan kopi..." ujar Juana seraya menggandeng Dika. Dika tersenyum kikuk memandang pada semua orang yang mengelilingi mereka. Mereka dari semua kalangan, baik pengusaha, jurnalis hingga orang pemerintahan.

"Apa ini calon pewaris perusahaan yang dulu ibu bilang ke media kalau dia akan mewarisi Pangestu Grup?" celetuk salah satu dari mereka. "Oh iya benar. Memang dia calon yang saya bilang..." ucap Juana dengan tatapan penuh arti. Dika hanya menundukkan kepala. "Tapi itu dulu, sebelum anak ini mengkhianati saya.." sambung Juana kembali. Semua mata terbelalak, perhatian mereka tertuju pada Juana, menebak-nebak drama apa yang akan dimainkan.

"Sudah saya bilang, siapapun bisa duduk di kursi saya tapi itu butuh kerja keras dan tentunya kesetiaan. Sayangnya anak ini anak yang bodoh, menyia-nyiakan semua kemudahan yang saya beri untuk membesarkan dia. Membuang kesempatan untuk mewarisi semua milik saya dan memilih hidupnya sendiri kemudian tanpa malu, merangkak kembali untuk mengais ngais belas kasihan saya.. " Dika terkejut dengan perlakuan Juana. Apa ini rencana sebenarnya Juana, dia ingin membalas semua perlakuan Dika bahkan Bianca padanya. Dia terjebak disini hanya untuk dipermainkan, seolah-olah dia pria plin plan yang masih haus kekayaan.

Semua mata memandang rendah pada Dika. Juana melepas genggaman tangannya pada lengan Dika kemudian beralih pada Rizal. "Saya sebenarnya yang bodoh. Terlalu picik menilai orang, saya kira cucu sendiri bakalan memahami saya, dan tidak menyia-nyiakan kasih sayang yang saya beri sementara saya mengabaikan cucu yang lain, yang mungkin bukan dari anak kandung saya sendiri tapi dia anak yang setia dan berbakti.. Menurut bapak-bapak, ibu-ibu, apa anak ini lebih cocok jadi pengganti saya nanti?" ujarnya membuat Rizal tersenyum angkuh. Semua mengangkat jempol dan memberi tepukan tangan.

Red LipsTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon