Sang Pangeran

29 0 0
                                    

"Kamu ngapain?" sapa Devi pagi itu mendapati Dika menyiapkan sesuatu di meja makan. "Sarapan buat kamu, kamu ada syuting pagi kan? Makan dulu supaya gak kelaparan nanti.." gumam Dika seraya menghampiri Devi, menuntun gadis itu ke meja makan.

Disana sudah ada sandwich lengkap dan segelas susu hangat. Devi tersenyum kecil melihatnya. Semalam dia mabuk parah saat Dika menjemputnya di bar langganannya. Dika memandangi gadis itu mengunyah sandwichnya dengan tatapan sayang. Ini pertama kalinya dia menyukai perempuan segila itu.

Gadis itu duduk dengan anggun meneguk susu hangat. Dengan hanya memakai kaus milik Dika, gadis itu benar-benar membius mata Dika. Semalaman Dika merelakan dirinya kedinginan demi gadis itu tidur nyaman dengan memakaikannya kaos tersebut.

"Kamu gak makan?" tanya Devi kemudian saat sadar Dika hanya duduk memandanginya. Dika menggelengkan kepalanya dan tetap lurus memandangi Devi. Devi tiba-tiba merasa salah tingkah. "Aku keliatan berantakan ya?" ujarnya seraya menyisir rambutnya dengan jari-jarinya kemudian mengusap usap wajahnya. "Aku mandi dulu ya.." sambungnya kembali. Dika mencegat langkah gadis itu.

"Kamu tetap cantik kog dan aku suka lihat kamu berantakan kayak gini.. sexy aja aku lihatnya.." bisik Dika seraya menyibakkan rambut Devi ke belakang, membuat pemandangan Dika jatuh ke leher jenjang gadis itu. Dipeluknya gadis itu erat seraya berbisik "aku sayang kamu, Devi.." gadis itu hanya diam mematung tanpa suara.

Ditatapnya gadis itu lekat, gadis itu hanya menatapnya kosong. "Dika..maaf, kamu tahu, aku tidak mungkin bisa membalas perasaan kamu. Kalau hanya sekedar bersenang-senang, aku setuju..tapi soal hati..." kalimat gadis itu berhenti, saat Dika menarik tubuhnya melekat kemudian Dika melumat bibirnya dengan tergesa.

Gadis itu membalas ciuman panasnya, jarinya menelusup ke sela rambut Dika. "Aku ada syuting pagi.." ujarnya tergagap seraya merasakan desakan nikmat yang menjalar ke tubuhnya saat Dika mulai turun mencium lehernya sementara tangannya menelusup ke balik kaosnya. "Dika!!" sambungnya seraya meliukkan badan ketika pria itu menggodanya,  menggelitik tengkuknya dengan ciuman panas sementara tangan pria itu meremas dada gadis itu. "Dika aku bisa... terlambat!" bisiknya tergagap kembali.

Dika menggendong gadis itu cepat dan menaikkan gadis itu ke atas meja. Dika membelai kaki gadis itu dan perlahan menelusupkan jarinya ke pangkal paha kemudian milik gadis itu dengan lembut. Gadis itu mengerang tak berdaya. Dika menyukai ekspresi gadis itu saat Dika berhasil memancing gairahnya.

Gadis itu menarik wajahnya dan mencium pria itu seraya membelai dada Dika yang sedari tadi juga polos tanpa penutup.
"Kamu gak menyesal, Dika? Kamu bisa saja menyesal di kemudian hari karena menyukaiku?" bisik gadis itu.

Dika menatap ke dalam bola mata gadis itu. Menemukan bayangan dirinya sendiri kemudian diam-diam dia tersenyum.
"Aku akan lebih menyesal jika aku melewatkan kesempatan untuk bisa bersama kamu, walau itu untuk sementara waktu saja.. Aku menyukaimu, Devi.." ujar pria itu.

Devi menatapnya diam, entah apa yang sedang dirisaukannya, Dika tidak perduli.. dia menyukai gadis itu, mungkin dia buta pada kenyataan kalau gadis itu cuma mempermainkannya. Yang dia tahu, sedetik saja berharga baginya saat gadis itu di hadapannya.

"Devi.." bisik Dika lembut. Gadis itu menghentikan lamunannya dan beranjak melingkarkan kedua tangannya ke belakang kepala Dika. "Sampai mana kita?" ujarnya kemudian menarik wajah Dika dan mencium pria itu seraya satu tangannya turun membelai dada turun ke perut Dika, membuat gairah pria itu naik kembali. Ditariknya kaos itu melewati tubuh Devi, Dika memandang tubuh polos Devi dengan tatapan penuh gairah.

"Aku menyukaimu.." bisik Dika nyaris tak terdengar seraya melepas ikatan g-string yang masih menempel erat di pinggul gadis itu. Dika memandang pada mata gadis itu yang berkabut karena gairah, diciumnya dalam-dalam bibir gadis itu seraya menurunkan celana jeansnya,  buru-buru mengenakan pengaman dan sejurus kemudian menarik kedua kaki gadis itu melingkari badannya kemudian  dia bergerak memasuki gadis itu.

Red LipsWhere stories live. Discover now