2. CHAPTER 1

Mulai dari awal
                                    

"Auh, apaan sih!" ringis cewek itu tak kalah marah. " Nggak usah jambak gue bangsat. Awas loh, gue mau ngomong sama Heaven."

"Lo cewek yang keseratus yang gue jambak karena bersikap murahan didepan ketua gue," sinis Fetty dengan tampang songongnya, tapi nyatanya tak membuat Meta mengurungkan niatanya untuk mendekati Heaven, cowok yang sangat diincar sentero kampus.

Heaven menatap datar cewek berpakaian sexy yang berusaha menggapai tubuhnya.

"Heaven, bawa gue balik ya. Gue pengin sama lo,"

Mendengar permintaan Meta, Arnold Ciko dan Shaka tentunya hampir tertawa. Mereka sudah menduga akan begini pasti akhirnya. Merengek kepada Heaven.

"Gue rela diapain, asalkan sama lo," rengeknya memohon, tapi tak membuat Heaven bergeming, cowok itu ingin melihat sejauh mana Meta mengingikannya.

"Anjing!" umpat Shaka sambil menggelengkan kepalanya pelan, cowok itu bahkan hampir tersedak minuman akibat tak kuasa menahan tawa. Bisa bisanya Heaven sangat meresahkan dimata kaum hawa. Bahkan title playboy milik Shaka sekarang tak berarti apapapun.

"Heaven, please,"

Cewek yang diketahui tergila gila dengan Heaven malah berusaha melepas bajunya, "Please gue udah mabok, bawa gue ya."

Sampai pada cewek itu menurunkan dress hingga memperlihatkan bra-nya. Heaven malah tersenyum miring, rejeki tidak bisa dia siakan begitu saja bukan.

"Heav," panggilnya memohon, sedangkan Heaven menatap cewek itu penuh damba.

"Please, gue mau lo."

Heaven masih dengan diamnya, membiarkan cewek itu merangkulnya erat sehingga tubuh mereka saling bersentuhan. Cewek itu sengaja menyodorkan tubuhnya agar Heaven agar mau menjamahnya.

Merasa diberi, Heaven langsung mengalungkan tangan cewek itu ke lehernya. "Lo mau gue, hm?" bisiknya lalu tersenyum miring.

Napas cewek itu memburu, berusaha merauk bibir Heaven yang begitu dia idamkan. Sedetik berlalu, dia berhasil mengecup bibir cowok itu tanpa penolakan.

Heaven memang sialan, cowok itu lumayan menikmati bibir cewek yang mencumbunya. Sampai bibir mereka terlepas, Heaven menunggu apa yang akan cewek itu lakukan lagi.

Sejurus kemudian, bibir sexy cewek itu malah berpindah ke leher yang menggoda iman, tentu karena jakun Heaven begitu sempurna. Makanya sangat sangat menggoda iman kaum rendah iman.

Sampai akhirnya Heaven sadar akan meninggalkan bekas, cowok itu segera melepas bibir cewek sialan itu. "Shit! menjauh dari gue!"

Yang lainnya hanya cekikian melihat atraksi yang Heaven lakukan, sudah bukan hal baru lagi melihat Heaven mendapat hisapan yang meninggalkan jejak merah dilehernya.

Merasa ditertawakan cewek itu bangkit, "Bawa gue ya Heav," pintanya memohon, tapi Heaven sama sekali tak menatapnya. Cowok itu bermain cukup sampai disitu, selebihnya dia tak mau menanggung penyakit seksual.

Merasa kalah, akhirnya Meta menyerah lalu menyingkir dari pada semakin dipermalukan.

"Gue bilang juga apa lo itu bukan cewek yang Heaven mau," cibir Fetty langsung dibungkam kekasihnya.

"Jangan kasar sama sesama cewek sayang," ucap Arnold seraya mengelus paha mulus itu.

"Satunya jual mahal satunya bucin, etdah..."

"Gue gak jual mahal sat, tu cewek lonte kalo lo lupa," sarkas Heaven.

"Makanya cari cewek, biar nggak di kejar kejar terus sama lonte," balas Shaka yang langsung mendapat pukulan keras dari salah satu temannya.

Tak berniat menjawab cowok yang menjadi ketua Trackers malah menikmati keterdiamannya. Entah lah, malam ini kenapa ingin segera pulang.

"Gue balik," pamitnya lalu melenggang pergi begitu saja hingga membuat para temannya bertanya tanya.

"Si Heaven kenapa? Sange?" tanya Shaka yang sudah kobam.

"Sange pala lo, dia takut dijewer sama emaknya lah," jawab Fetty sambil menonyor kepala yang tidak berisi ilmu apapun, iya. Shaka itu bodoh, anehnya bisa meretas data.

Tepat jam 3 pagi, cowok itu masuk kedalam gerbang rumah megah yang sudah sangat sepi, seperti biasanya dia memarkirkan motornya kedalam garasi, setelahnya berjalan sempoyongan sambil memengangi kepala yang semakin terasa berat.

Langkah besarnya menaiki anak tangga yang menuju ke arah kamarnya.

Tapi, Heaven bukan menuju kamarnya, melainkan kamar orang lain. Sial, apa lagi yang akan dilakukan cowok itu.

Setelah berhasil masuk ke dalam kamar, Heaven pun segera merebahkan tubuhnya keranjang. Dalam keadaan lampu yang temaram cowok meresahkan itu menatap sebelahnya.

"Bau minyak telon," gumamnya merasa ada yang aneh, tidak seperti wangi ranjang miliknya.

Shit cowok itu salah kamar.

Tanpa memperdulikan besok pagi, Heaven merengkuh tubuh ringkih yang tidur meringkuk layaknya bayi. Ditatapnya lama hingga membuat Heaven seperti terhipnotis akan kecantikannya.

"Lo harus jadi milik gue," bisiknya sebelum mengecup bibir gadis itu.

"Engh..." lenguhnya membuat Heaven terkekeh pelan, sialnya dengan keadaan setengah mabuknya ia malah menginginkan lebih dari gadis itu.

Tak ingin membuang kesempatan yang ada, Heaven dengan rakusnya mengecup leher yang terpampang sempurna.

Sial, pertama kalinya.. Ia merasa kecanduan.

Komennya🍒🍒

Kalian gimana?

a.B aja dengan Heaven yang baru-

b.Lumayan

c.-Excited banget

Jangan ada yang nge hate, cukup baca aja ya.

Jangan ada yang nge hate, cukup baca aja ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mas hepen, bangkit dari kubur.

Mas hepen, bangkit dari kubur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mutia, suka gonta ganti mood.
Kadang ngambek kadang marah kadang baik.

HEAVENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang