A Night to Remember

4.3K 553 228
                                    

no need trigger warning at all. nggak ada scene aneh2 so don't expect more, x!

also, 30k readers and 2k followers, thank tho! wanna keep you guys on my pocket :p makasih udah percaya sama cerita yang aku tulis. but thanks to bts the most. kalau bukan karena bts ceritaku ngga akan mungkin di baca sama banyak orang :d kalian baik aku seneng! giveaway soon, aku adain di twitter, ya. rulesnya gampang! hadiahnya bukan yang aneh2, sih, nanti di reveal, semoga kalian suka. jabotabek ongkir aku yang tanggung, di luar itu kita obrolin baik-baik nanti!

 jabotabek ongkir aku yang tanggung, di luar itu kita obrolin baik-baik nanti!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ada satu hal lain yang Seulhee tidak ketahui sebelum menikah dengan Jeon Jungkook.

Jungkook itu akan menjadikan wanitanya tetap merasa aman dan nyaman ketika berada di atas ranjang. Terbukti dengan bagaimana saat ini cara seluruh bagian tubuh Jungkook bekerja atas tubuhnya yang terkulai lemah tanpa daya—barangkali bisa hancur dalam sekejap pula hanya dengan cumbuannya yang panas, gila, namun begitu berhati-hati seolah Seulhee adalah sebuah porselen sempurna yang mudah pecah.

Gadis itu juga tak mengingat sejak kapan dirinya tergeletak lemah tanpa daya dan tak memiliki niat pula untuk meronta dengan Jungkook yang bekerja begitu aktif sementara dirinya menjadi pihak pasif namun menggairahkan dan sanggup membuat libido Jungkook naik pitam. Mungkin sudah tiga jam? Empat jam? Meski faktanya kegiatan mereka baru berlangsung selama dua puluh menit saja.

Desisan kotor itu bahkan berkali-kali terdengar, berkali-kali melebur bersama udara yang kian terasa menyesakkan padahal suhu kamar mereka sudah di atur kepengaturan paling rendah—jelas harusnya membuat keduanya menggigil.

"Benar, begitu. Bersuara saja untukku, Seulhee." Geraman Jungkook menusuk indra pendengaran. Jemarinya bekerja dengan sangat baik, bibirnya mengirim ribuan kecupan semanis mawar dan tak ayal meninggalkan jejak basah yang hangat. "Jangan menggigit bibirmu. Itu tugasku."

Jungkook menggeram di atas bibir wanitanya. "Hee-ya." Panggilan itu benar-benar mematikan seluruh indra pendengaran Seulhee dalam sekejap. "Should've known if you truly will be the death of me." Sisa-sisa peluh dari pelipis Jungkook menetes, menyentuh kening Seulhee yang mengernyit menahan suaranya. Kondisinya sudah berantakan dan tak karuan.

Seulhee bahkan tak bisa menghitung seberapa banyak rintihannya merengsek keluar meski sudah ditahan berulang kali. Seulhee juga menolak lupa tentang seberapa hebatnya Jungkook membuatnya keluar hanya dengan cumbuan serta gerakan telaten tangannya seolah dirinya pemilik tubuh gadis itu secara mutlak.

"Katakan." Jungkook meremas dada Seulhee penuh gairah. "Sampai mana aku harus berhenti. Sampai mana batasanku, Seulhee." Bibir pemuda itu mendarat di dahi Seulhee, mengecup lama sebelum bergeser ke kedua kelopak matanya, hidung, pipi, dagu yang basah, kemudian destinasi terakhir adalah lehernya yang berkeringat. "Aku bersumpah akan berhenti jika kau ingin, hm?"

ShatterableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang