Sadness

1.9K 245 14
                                    

"(NAME)!!!" Aku langsung mencari keberadaan (Name) segera setelah aku terbangun dari pingsan ku.

"Draco, kau sudah sadar."

Disana sudah terdapat Pansy, Harry, Hermione dan Ron yang tengah menungguku sadar.

"Dimana (Name)!!" Ucapku bertanya pada mereka dengan raut wajah khawatir yang terlihat jelas di wajahku.

"Maafkan kami..." Hermione mulai menangis lagi membuatku merasa tegang dengan apa yang telah terjadi.

"Kami... kami tidak berhasil membawa jasadnya pulang. Orang yang sebelumnya bersama Bellatrix kembali datang dan membawa (Name) dan Bellatrix pergi dari sana." Ucap Harry menyesal.

"Bagaimana mungkin...! KALIAN BAHKAN TIDAK BISA MEMBAWA JASADNYA KEMBALI!!! AARGGHHHHH!!!" Aku berteriak frustasi menarik rambutku kasar. Tidak seharusnya aku pingsan waktu itu, aku seharusnya membawa (Name) kembali bersamaku.

"Hiks... (Name)... maafkan aku..." Aku menunduk, mulai menangis mengingat bagaimana pertemuan terakhir kami. Kata-kata terakhirnya yang mengatakan ia mencintaiku. Semuanya masih terasa baru di ingatanku.

"Hiks... hiks...huhu..." aku menangis menutup wajahku. Memeluk kakiku sendiri untuk menyembunyikan wajah terisak ku.

Mereka menatapku kasihan tidak terkecuali Pansy. Walaupun ia begitu membenci (Name) namun dia tetap bersimpati padanya.

Semua terdiam karena kehilangan sahabat terbaik mereka untuk selama-lamanya. Membawa kesedihan mendalam bagi setiap orang yang menyayanginya.


~❄️~


Prof. Dumbledore telah mengetahui berita ini dan segera mengumumkan kepada seluruh siswa bahwa (Name) telah meninggal akibat Bellatrix. Untuk beberapa waktu, Hogwarts dilanda oleh rasa berkabung karena kematiannya.

"TIDAK MUNGKIN ANAKKU MATI!!" Ucap Alyss marah mengetahui kabar anak satu-satunya mati di tangan Bellatrix.

"Hiks... hiks... Kumohon jangan tinggalkan ibu nak. Ibu tidak seharusnya membiarkanmu bersekolah di Hogwarts. Ibu seharusnya dapat membuatmu menjalani hidup yang normal." Alyss menangis histeris mengetahui kabar ini. Menyalahkan seseorang untuk semua hal yang telah terjadi.

"INI SEMUA SALAHMU!!! INI KARENA KELUARGA SIALANMU ITU!!" Ucap Alyss mendorong tubuhku keras memukuli wajahku.

Aku tidak melawan sedikit pun membiarkan ia melepaskan amarahnya. Ini semua memang salahku dan aku pantas mendapatkannya.

"Tenanglah Alyss... dia tak salah apapun. Dialah orang yang paling hancur disini karena kehilangan orang yang dicintainya." Ucap Prof. Dumbledore menenangkan ibu (Name).

"Orang yang dicintainya... dia kekasih anakku?!" Tatap Alyss tidak percaya. (Name) tidak pernah mengatakan apapun padanya sebelumnya.

"Maafkan aku Mrs. Grindelwald." Ucapku sambil menundukkan kepalaku dalam. Menahan tangisanku untuk mencoba tidak keluar lagi dan lagi.

"Hiks... (Name)..." Alyss akhirnya pingsan kembali karena terlalu terkejut dengan berita itu.


~❄️~


Aku berjalan lunglai menuju kamarku. Sudah beberapa minggu setelah kematian (Name) namun aku masih belum bisa berhenti memikirkannya. Selalu terpuruk setiap malamnya hingga aku muak dengan air mataku sendiri. Aku tidak memiliki tenaga lagi untuk sekedar menangis sekarang.

"(Name)... kau tega membuatku seperti ini." Aku tersenyum miris. Melihat betapa menyedihkannya aku di cermin. Kantong mata dan hidung bengir karena menangis. Sudah seperti tubuh yang kehilangan jiwanya.

I (don't) HATE YOU | Draco x ReaderWhere stories live. Discover now