"Maaf, Wonwoo melanggar janji." Wonwoo kini tak berani menatap Soonyoung yang telah membuka matanya menatap Wonwoo tajam.

"Janji-, huh kau masih menyembut-nya janji ?."

Ketus dan dingin. Mata Wonwoo tak mampu membendung liquid nya. Setelah membenci tubuhnya yang ringkih, kebencian keduanya muncul dari dirinya yang berkepribadian lembut. Tidak seharusnya laki laki terlalu manja, Jeon Wonwoo.

Tanpa sadar Wonwoo menampar kecil pipinya sendiri, yang membuat Soonyoung menatap horor si anak kucing.

"Kau benar benar bosan hidup Jeon Wonwoo ?"

"Ani-, Soonyoung-ah. Aku tidak sadar."

"Apakah kau suka sakit Won, dan membuat ku menderita ?." Wonwoo mengrenyit jeda dari senggukan nafas yang tersengal-sengal sehabis menangis.

"Won, aku bisa merasakan apa yang kau rasakan. Sangat sakit. Kau mau menyiksaku dan membuatku mati perlahan kah ?." Wonwoo menggeleng.

Ia mendesah pelan, sedikit mundur bersandar pada dinding kaca. Kepalanya berdenyut seperti di hantam Bogeman.

Kwon Soonyoung tau, karena ia juga merasakannya. Sakit bertalu di kepalanya.

Ia bangkit dari duduknya, tubuh yang lebih kecil dari Wonwoo itu sudah berada tepat di depannya. Kedua lutut Soonyoung menjadi penopang berat tubuh di antara kaki Wonwoo.

Tangannya menangkup wajah pria yang lebih tinggi, perlahan didekatkannya wajah mereka, merasakan deru napas panas milik masing masing.

Manik mata Wonwoo berair menatap Soonyoung di atasnya. Hingga benda kenyal membungkam bibirnya yang merintih sakit.

Soonyoung hanya berniat menempelkan bibir, namun dengan tergesa Wonwoo melumat bibir bawahnya pelan.

Berakhir adu bibir yang melibatkan lidah dan Saliva. Bunyi kecipak khas cumbuan terdengar menggema di seluruh ruang latihan yang gelap.

Lenguhan kecil terdengar dari mulut Wonwoo, demi apa Soonyoung sangat bagus dalam mengatur napasnya, ia sudah tersengal di setiap napas sedangkan Soonyoung masih asik dengan kegiatan.

Kepalanya pening, seharusnya Soonyoung juga. Denyutan di kepala semakin keras, berbarengan dengan melemahnya ciuman panas itu kesadarannya berangsur menurun.

Hingga gelap menjemputnya.









°°°










" Ada apa dengannya ?" Semua bertanya tanya ketika tubuh kecil Hoshi menggendong Wonwoo yang tertidur atau pingsan entahlah di punggungnya.

Soonyoung berlalu memilih untuk pergi ke kamar Wonwoo, menaruh tubuh besar yang sedang demam lagi itu.

"Hyung kau bisa keluar sebentar ?." Suara itu menginterupsi dirinya dari memandang wajah tenang Wonwoo.

Ia berbalik menatap Mingyu dengan sedikit tajam, helaan napas keluar berikutnya. Ia mengalah, ia memilih keluar dari kamar.

Mengepalkan tangan kesal ketika Mingyu menutup pelan pintu kamar Wonwoo. Sial, dirinya merasa sangat marah. Dan oh ayolah, tubuhnya ikut merasa demam, ia bisa merasakan sakit yang di derita Wonwoo. 

" He's my soulmate isn't it ? , Fuck."

Soonyoung memukul tembok di sebelahnya dengan nafas memburu, mengabaikan fakta bahwa Wonwoo menyukai pria yang kini sedang berada di dalam kamarnya. Bersamanya, menemaninya.

Tanpa menyadari paruhan jiwanya menahan sakit yang sama seperti dirinya.

....




Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Astaga apa ini drama banget~ Niatanya cuma mau bikin ringan ringan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Astaga apa ini drama banget~
Niatanya cuma mau bikin ringan ringan. Tetapi tiba tiba drama di chapter Soonyoung. Mana gak jelas bat konfliknya. Mianhae yeorobun:)

Oh ya, Terimakasih vote nya ~

Putra Mahkota ; JWW + SVTWhere stories live. Discover now