Part 5

17 4 0
                                        

'Act the way you want to be, and soon you'll be the way you act' -Leonard Cohen

Ceira Black

"Sudah saya duga, kamu ada disini".

Kenapa harus banget ngerusak moment orang sih?

Aku membalikkan tubuhku dan tersenyum sambil menyapanya, "hi, Mr. Minion. Ternyata kamu telah menemukanku lebih cepat dari dugaanku yaa".

"Terima kasih atas pujiannya, nona". Jawabnya.

"Haha, sama-sama". Senyum ejekku.

Thommas lalu berkata, "lagi mengenang kematian ayahmu ya?"

Kurang ajar

"Kenapa? Harus banget aku kasih tau? Kamu mau lapor ke kakekku yang sialan itu?", ucapku dengan nada kesal.

"Tidak nona", jawabnya.

"Trus?"

Ia tersenyum tipis lalu berkata, "ayahmu adalah sosok yang baik dan terpuji, tapi sayangnya ia di olok-olok oleh keluarga iparnya sendiri".

Aku melihatnya dengan kesal sekaligus bingung, "maksudmu?"

Thommas menghela nafasnya dan berkata, "ya, dulu ayahmu adalah seorang pelukis terkenal. Lalu tiba-tiba beliau menikahi ibumu tanpa alasan yang jelas, saya kira mereka saling mencintai. Tetapi, setelah ibumu melahirkanmu, ia menjadikan beliau seperti budak. Dan juga kakekmu selalu merendahkan beliau di depan banyak orang. Dan berakhir mati terbunuh".

Aku melototkan mata setelah mendengar ucapannya yang terakhir, "terbunuh? Bukannya kecelakaan?"

Ia menatapku sendu, "ya, ayahmu terbunuh. Tidak ada yang tahu siapa yang membunuhnya, jasadnya pun hilang entah kemana".

Mati terbunuh? Hilang?

Semua pertanyaan mengisi pikiranku, dimulai dari mereka yang berbohong kepadaku sampai Thommas yang memberi tahuku semua ini.

"Kenapa kamu memberi tahuku ini semua? Bukannya kamu ada di pihak si kakek tua itu?", tanyaku untuk mempastikan.

"Orang yang baik akan saya bela dan yang tidak akan sebaliknya. Lagipula, saya bekerja dengan kakekmu hanya sebagai seorang PA". Jawabnya mengangkat bahu.

Aku menghela nafas panjang dan mengangguk pelan, "sekarang mau mu apa?", tanyaku tidak sabar.

Ia menundukkan tubuhnya dan menaruh salah satu tangannya di dada, "anda harus kembali ke kediaman Black, nona".

Shit, i forgot

Aku hanya bisa tersenyum dan mengatakan, "baiklah. Tapi... lihatlah aku, still dressed in pajamas and haven't showered".
__________

Aku keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutku dengan handuk.

Sekarang aku ada di kediaman Black. Singkat cerita mengapa aku ada di sini adalah, Thommas membawaku secara paksa. Yap, paksa. Pikirkanlah sesuai imajinasi kalian kata 'paksa' apa yang aku maksud.

Terdengar suara notifikasi handphone di atas meja rias yang tepat ada di sebelahku. Lalu aku melihat pesan spam yang Tia baru buat.

Tia♡: WOI! WHERE TF ARE YOU!?
Tia♡: KOK NINGGALIN AKU LAGI SIH?
Tia♡: WOIIIII!!!
Tia♡: PPPPP
Tia♡: CEIRA ANJ- KUCING. JAWABBBBBBB!!

Me: Bacot tau ga si.
Me: Kamu tidur kayak kebo, gimana ga aku tinggalin

Tia♡: Makasih atas pujiannya wahai nona Ceira
Tia♡: And also... JAWAB JUGA YANG PALING ATAS KUTUU

Me: Aku ada di kediaman Black. Dimohon untuk menjemput saya nona Tia

Tia♡: Mampus, karma ninggalin orang

Me: Mau mati apa mati?

Tia♡: BAIK NONA. SEGERA

Aku tertawa kecil setelah melihat percakapan kami berdua. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu.

"Maaf jika saya menganggu waktu nona. Tetapi, Mrs. Black sedang menunggu nona dibawah", ucap Thommas dari luar pintu.

Great.

__________

Aku turun menuruni anak tangga, dan kulihat ibuku yang tidak pernah peduli denganku sedikit pun, sedang bermain dengan adikku, yang bahkan lahir di luar nikah. Anak diluar nikah? Akan menjadi penerus? Pfftt..

My brother, Darren... ia adalah anak di luar nikah. Aku tidak tahu kenapa dan kapan ia muncul, dan secara tiba-tiba menjadi adikku. Kami berdua tidak dekat sama sekali, jadi aku tidak peduli dengannya sama juga dengan sebaliknya.

"Sudah bisa menjinakkan anak kecil ya?", ucapku sambil menyilangkan kedua tangan di dada.

Ibuku hanya menggeram setelah mendengar ucapanku.

Lena Black, ibu kandungku. Orang kedua yang paling aku benci setelah kakek tua itu, kenapa? Mereka berdua sama. Sama-sama serakah. Yang satu mau kekuasaan yang satu matre. Kenapa aku bisa satu keluarga dengan mereka sih?

"Kenapa manggil pagi-pagi? Bikin mood jelek tau ga sih?", kata ku dengan nada kesal.

"Haha, tadi barusan ibu cuma minta tolong buat ngurusin adikmu ini. Tapi ternyata, ia diam juga setelah dikasih sedikit uang. Anak kecil emang gitu ya..", ucap Lena terkekeh.

Bitch

"Ini peringatan yang terakhir. Don't ever interfere in my fucking life, mother". Tekanku, aku pun berjalan menuju pintu utama untuk keluar dari tempat ini.

Tetapi, ada seseorang yang telah menghentikan langkahku.

The bitch's father

"Mau kemana kamu?", aku membalikkan tubuhku dan kulihatlah Heise yang berdiri dengan tegap di salah satu anak tangga dan menatapku tajam.

Here we go again

.
.
.
.
.
.
.
.

HAIIIII HELLLOOOOOOO, MOODKU LAGI BAGUSS, WHY?
AKU MASUK #725 DI ROMANSA
YUHUUUUUU👏👏🥳
Aku punya goal. Kalo bisa masuk... 400an di romansa then it'll be great.

Trus trus, aku juga masuk #1 di chess, #20 di betrayal,#19 di killing, #31 di pembunuhan, dll.
INTINYA AKU DAH MASUK RANKING
hehe.

Anywayss...
Fun fact about me: aku lebih suka pemeran penjahat kebanding pemeran utamanya ;)

Fun fact about me: aku lebih suka pemeran penjahat kebanding pemeran utamanya ;)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Here's me being excited)

I LOVE YOUUUUUUU
BYEEE
SEEE YA'LL IN THE NEXT CHAP
🤞

CHESSWhere stories live. Discover now