"The rule of this game is simple. You can lie, betray, even... kill".
_____________
Ceira Black, wanita yang hanya ingin kebebasan dari kakeknya yang serakah akan status dan takhta. Tiba-tiba ia harus mengikuti apa yang kakeknya inginkan, yaitu mela...
Aku melihatnya, pria yang di depanku ini tersenyum miring seperti sedang merendahkanku.
"Bagaimana miss? Masih ingin bermain satu permainan lagi?", ucapnya menyeringai.
"Tapi bagaimana ini? Saya masih ada pekerjaan lain untuk dikerjakan. Well, my time is precious you know". Lanjutnya.
This is the worst
Aku hanya bisa tersenyum dan berkata, "i know, mister. Ini adalah pertama kalinya saya bertemu dengan tandingan saya. Anda juga begitu kan?".
"Haha, anda benar. Mungkin jika ada kesempatan untuk bertemu lagi, maybe we can play this game for the second time", jawabnya balas tersenyum.
Aku menepuk kedua tanganku, "nah, itu ide yang bagus. Saya tidak sabar untuk bertemu dengan anda lagi".
Aku mengambil tas lalu berdiri dari kursiku, "see you soon mister, we'll definitely meet again". Kedipku. __________
"Gila, you just went away? AWESOMEE", ucap seseorang yang sedang duduk di kasurku. Tia Akasia.
Tia Akasia, temanku satu-satunya. Ia adalah seseorang yang sangat out going, ceria dan juga yang paling semangat soal pria cute. Katanya sih gitu...
"Yep, he's quite hot tho", ucapku di depan kaca rias, sambil membersihkan sisa make-up yang sebelumnya ku gunakan barusan.
"Seberapa hot nya dia dari 1-10?"
"1000?"
"SERIUS?"
"Gak"
"Trus?"
"A million? Billion? Intinya dia cakep. Banget." Aku menaruh kembali penghapus make-up ku dan pergi berjalan menuju tempat tidurku.
"Segitunya? Tell me more about him", kata Tia penasaran.
"Gak, tidur sana. Udah malem", aku merebahkan dan menyelimuti tubuhku di atas kasur, dan bersiap-siap untuk tidur.
"Pleaseeee kasih tau... ini tuh pertama kalinya kamu meratiin cowo sampe segitunya", rengek Tia.
"Shut up and sleep"
"No"
"Kalo ga tidur, mulai besok kamu gaboleh naro that disgusting foodof yours disini lagi". Tekanku.
Tia langsung ikut merebahkan dirinya dan aku memberi selimutku kepadanya untuk kita gunakan bersama. Lalu Tia membisikkan "indomie is not disgusting", geramnya. __________
Pagi ini harusnya cerah ceria, kenapa jadi gelap gulita?
It's because of that minion of his, Personal assistant nya Heise. Thommas Liu.
Pagi-pagi, aku dibangunkan oleh suara dering handphone dan aku melihat nama yang tertera di layar tersebut, Old man's minion.
Aku menggerutu setelah melihat namanya dan mengangkat telpon itu dengan kesal, "Apa?" "Mrs. Black ingin kamu ada dirumah" "Ibu? Kenapa emangnya? Kalo ga penting, bye".
Aku baru saja ingin menutup telpon, tetapi terdengar suara anak kecil yang menangis. Adikku. "KAMU KALO GA KESINI, AKAN IBU BUANG ANAK INI!" "Puh-lease, kalo ibu buang. Mungkin ibu gabakal bisa jajan ke mall lagi. Ngurusin anak aja ga becus"
Adikku, Darren Black. Soon to be the heir. Umur baru 6 tahun, disaat ia sudah mencapai umur yang cukup, dia akan mewarisi semua yang keluarga Black punya. Bisa dibilang dia adalah seorang money tree.
"EW, JANGAN DEKET-DEKET. INGUSMU KEMANA-MANA DASAR ANAK SIALAN" "Mama, mama udah gamau sama aku lagi?" "SHOO SHOO, PERGI SANA. THOMMAS! MANA SI CEIRA!? BAWA DIA KESINI!" "Baik, ma'am"
Em, wow. What a happy family ... Bentar, tadi disuruh bawa dia kemana? Fuck.
Aku langsung mematikan telpon, dan membangunkan Tia yang masih tertidur pulas.
"Tia kebo, bangunn!!". Aku menggoyang-goyangkan tubuhnya, tetapi ia tidak kunjung bangun.
You know what? Fuck it.
Aku mencari kunci mobilku di laci meja rias, setelah aku menemukannya aku langsung lari ke garasi mobil dan bergegas pergi tanpa memberi tahu apapun ke Tia.
Tidur kayak kebo si. __________
Sekarang, aku ada di sebuah galeri tua, yang sudah lama ditutup. Galeri itu adalah satu-satunya memori yang dimiliki ayahku dan aku.
Aku hanya diberi tahu oleh orang-orang yang ada di sekitarku bahwa ayahku mati karena kecelakaan. Tapi entah mengapa, aku merasa ia masih hidup.
Aku tersenyum sayu, melihat salah satu lukisan yang aku buat dengan ayahku. Aku membersihkan debu yang menempel di lukisan tersebut, dan terlihatlah seorang anak kecil yang berumur sekitar 5 tahun yang sedang tertawa bahagia, ia memegang sebuah balon di tangan kirinya dan di tangan kanannya ia memegang tangan ayahnya. Mereka terlihat bahagia, seperti aku yang dulu.
I miss you dad, i miss you so much
"Sudah saya duga, kamu ada disini". Terdengar suara seorang pria yang telah menghancurkan moment ku, Thommas Liu.
. . . . . . . .
AKHIRNYA SELESAI JUGA, this thing took me half of my day... Kepalaku pen meledak rasanya🥲 Oke, the possibility ini bakal dibaca sama banyak orang tuh kayak cuma 5%? 1%? Why? Karna.... aku ga ngelakuin promotion, it's also because. Aku awkward.. banget. Haha
Fun fact about me: aku ga suka mie instan, well.. alesannya karna baunya :v (please don't kill me)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.