'NOMOR YANG ANDA TUJU SEDANG TIDAK DAPAT DI HUBUNGI, COBALAH BEBERAPA SAAT LAGI'

Revano mengerutkan dahinya, "Teleponnya juga ngga aktif. Dia kenapa si? Apa gue coba cari di kelasnya? Siapa tau dia ketiduran." monolognya.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Revano segera membuka pintu mobil itu dan berjalan menuju kelas Keyla yang berada di lantai tiga. Ia berjalan sedikit terburu-buru. Karena, waktu sudah mulai petang dan langit yang sudah mendung.

Saat dirinya sudah berada di ambang pintu kelas Keyla, matanya menyapu seluruh seisi kelas itu dan tidak ada tanda-tanda Keyla di sini. Kelas itu sudah sepi dan tidak ada satu orangpun di dalam sini. Hanya ada meja, kursi, papan tulis, lemari buku yang sedikit berantakan.

Akhirnya ia memutuskan mencari Keyla kebeberapa ruangan sambil berteriak kecil memanggil-manggil nama Keyla. Namun, tetap saja, tidak ada tanda-tanda Keyla di sini. Akhirnya itu memutuskan untuk turun dan mencari Keyla ke lapangan. Saat dirinya berada di lapangan yang luas itu, ia di hampiri seorang satpam sekolah itu. Yang sedang memegang kunci di tangannya.

"Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya satpam itu sopan.

"Gue lagi cari temen, udah setengah jam lebih gue nunggu di parkiran tapi, dia ngga dateng-dateng juga." jawab Revano. ia tak menatap satpam itu, matanya masih saja kemana-mana.

"Owhh, positif thinking ajah mas, siapa tau dia lagi kerja kelompok." ucap satpam itu, "Maaf mas gerbangnya mau saya kunci. Jadi, mas boleh keluar." seru satpam itu.

Revano tak dapat menentang Satpam itu. Karena wajar saja, hari sudah mulai petang. Waktu belajarpun telah usai, waktunya gerbang sekolah di tutup.

Revano langsung meleos pergi, dengan pikiran yang masih tertuju pada Keyla. Ia masih bingung dan khawatir tentang keberadaan gadisnya itu. Karena, tidak seperti biasanya Keyla tidak izin. Biasanya kemana-mana Keyla selalu izin kepada Vano ataupun orang tuanya.

"Aneh." ucap Vano singkat.

Akhirnya Vano memutuskan untuk kembali ke parkiran. Saat ia berada di dalam mobil,  ia kembali menelpon Keyla. Namun, nihil hanya ada jawaban dari operator bahwa nomor Keyla tidak dapat di hubungi saat ini.

"Ck! Gue takut terjadi apa-apa sama Keyla." ucapnya khawatir, "kalau gue pulang sekarang, alasan apa yang bisa meyakinkan mamah sama papah? Apa gue harus boong?" tanyanya dengan diri sendiri.

***

Saat Revano sudah masuk ke gerbang rumahnya, ia segera memarkirkan mobil mewahnya di depan rumah. Ia memasuki rumahnya dengan senyap agar orang tuanya tidak melihat kalau ia sudah pulang. Karena, kalau melihat pasti orang tuanya bertanya-tanya tentang Keyla. Ia berjalan pelan dan sedikit mindik-mindik di tangga.

"Vano?"

'Sial!" batinVano.

'Kamu kenapa jalannya mindik-mindik gitu sih? Oh iya Keyla mana? Dia ngga bareng sama kamu?" tanya perempuan paruh baya itu.

Revano berusaha menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut wanita itu dengan gugup. "Ke--- keyla a---ada kerja kelompok mah, di rumah temennya. Oh iya katanya dia juga mau sekalian nginep." jawab Vano berdusta.

"Owalaahh. Tapi, kok dia ngga ijin sama mamah ya?"

Revano kembali mencari alasan, "iya kata dia, aku yang suruh sampein ini ke mamah." jawabnya lagi berdusta.

"Owh iyadeh nggak papa." ucap perempuan itu dan meleos pergi.

Revano membuang nafasnya lega, "Hufttt, untung mamah percaya." ia merasa sedikit lega, setelah itu, ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar.

REVANO Where stories live. Discover now