Teman temannya memandangnya heran Luna bukan orang yang senang minum dan ia tidak kuat ia mulai bicara yang tidak jelas "Cukup Luna kau sudah gila, kau sudah mabuk berat" "Lagi" suaranya parau "Cukup kami antar pulang" "Aku tidak mau pulang dan melihat wajahnya" teman temannya membopongnya membawanya pergi mengantarnya pulang. Ryan meletakkan nampan berisi sarapan hati hati keatas nakas dekat tempat tidur ia terkejut Luna pulang dalam keadaan mabuk tadi malam dan ia segera pergi setelah memandang wajah Luna sesaat.
"Tumben udah seminggu ini lu ngantor pagi pagi" "Tidak ada apa apa" "Wajahmu mengatakan hal lain" "Aku tidak tahu harus mengatakan apa dan mulai darimana" "Katakan saja intinya, Ryan"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Aku.....aku....em... anu aku memperkosa orang gue black out lagi" sangat pelan namun masih dapat didengar dengan jelas "Apa, siapa Ryan?" "Adiknya teman gue yang tinggal dengan gue, gue berusaha minta maaf tapi dia terus menghindar dan mengabaikan gue" "Gila lu ini yang terparah" "Bingung gue pusing mau bilang apa gie dengan kakaknya" "Cewek apa cowok nih" "Cowok" "Anjir Ryan" temannya nepok jidat. Luna terbangun matanya melihat nampan berisi sarapan masih hangat ia yakin itu pasti dari Ryan, Luna berlari ketoilet menumpahkan isi perutnya dan cairan kepalanya sangat berat "Sial, gue benar benar mabuk tadi malam" Luna ingat semua sebelum ia benar benar mabuk.
Luna membuka pintu ogah ogahan seorang delivery menyerahkan beberapa bungkus makanan perasaan ia tidak memesan apapun "Say tidak order apapun" "Ini order atas nama tuan Ryan katanya serahkan ke tuan Luna" "Ya itu saya, udah dibayaran" remaja itu mengangguk.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ryan memandang dari jauh ia melihat Luna bersama teman temannya dikafe seberang jalan dan Ryan sedang makan siang "Apa Luna memakannya?" "Hah lu bilang apa barusan?" "Nggak bukan apa apa" "Kau seperti perempuan saja, ayo cepat kita harus kembali kekantor" Ryan memandang sinis teman temannya. Ryan melihat bungkusan makanan masih ututh tidak disentuh sama sekali Ryan menghembuskan nafasnya ia berjalan kekamar Luna dan mengintip memastikan Luna sudah pulang, ia bernafas lega dan berjalan kekamarnya.
Ryan membuang bungkusan makanan itu ketempat sampah ia sedang membuat sesuatu untuk sarapan dan ia membawa nampan berisi sarapan untuk Luna dan ia tidak menemukan Luna ditempat tidur, Ryan mendengar suara orang muntah muntah di kamar mandi
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Ryan ingin masuk ia mengkhawatirkan Luna tapi ia yakin Luna pasti akan marah dan mendorongnya pergi, ia berdiri didepan pintu toilet "Aku akan memanggil dokter" Ryan bicara dari luar hingga pintu terbuka sebelum Ryan pergi dan Luna memeluknya dari belakang "Luna kau sakit?" Ryan berbalik menangkup wajahnya "Aku hanya....entah aku tidak tahu aku mau hanya melihat dan mencium aroma tubuh, Ryan" cicitnya pelan mereka saling pandang "Kita kerumah sakit ya, aku tidak mau Luna sakit hmm?" Luna hanya mengangguk "Maafkan aku Luna aku sudah khilaf" Luna hanya menggeleng ia mengeratkan pelukannya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Luna terus tersenyum nah sekarang teman temannya yang takut jangan jangan "Kenapa kalian memandangiku seperti itu?" Luna heran "Eh kau sedang happy sepertinya" Luna mengangguk cepat "Sangaaaat bahagia" "Cerita dong" Luna meletakkan sesuatu diatas meja mereka membacanya dan kemudian memicingkan mata kearah Luna "Aku juga hamil" teman temannya terbatuk berjamaah ada yang menyemburkan minumannya membuat Luna mendelik "Kalian menyemburku sialan sini lu semua" teman temannya ngacir pontang panting gelas gelas plastik berisi minuman terlempar tepat mengenai kepala mereka tanpa ada yang meleset "Ampun Luna" "Kalau laki laki hamil menyeramkan" bisik salah satu temannya yang lain mengangguk mereka basah kuyup denga minuman mereka yang dilempar Luna.