Sahabat Nyata

344 8 0
                                    

Shinta mengendarai mobil menuju klinik pengobatan khusus anak, tak jauh dari rumahnya.

Cerita tentang Jessica Method, menghantui pikirannya. Untuk memastikan tentang kesehatan mental Bagas, ia membawanya ke klinik. Shinta merasa perlu mendapatkan konfirmasi dari tenaga medis soal ini.

Mereka sampai di klinik bertuliskan "Spesialis Anak", Shinta memarkir mobilnya, dan mengajak Bagas masuk ke klinik. 

Setelah beberapa menit mengantri, Shinta masuk ke ruang dokter,

"Siang ibu, saya Dokter Siska. Ada yang bisa dibantu?", sapa dokter itu dengan ramah.

"Iya dok, saya mau memeriksakan keadaan anak saya, Bagas. Dia akhir akhir ini sering menceritakan seorang teman bernama Dewa. Sementara saya tidak yakin kalo Dewa itu nyata", Shinta menjelaskan.

Bagas yang duduk bersebelahan menjawab, "Ma, Bagas itu ada. Dia temen baru aku. Rumahnya nggak jauh dari rumah kita"

"Tuh Dok, denger sendiri kan ?", Sambung Shinta.

Dokter itu tersenyum, kemudian berdiri mendekat pada Bagas, "Dek Bagas, kamu suka main perosotan nggak ?", Ucap dokter itu, sambil menunjuk ke arah ruang khusus bermain anak. Bagas mengangguk.

Dokter itu meminta salah seorang perawat untuk menemani Bagas bermain, dan kembali lagi ke ruangan dokter.

"Maaf ya Bu, kita sebaiknya tidak membicarakan ini di depan anaknya. Silahkan dilanjutkan Bu, kalo masih ada cerita lagi!", dokter Siska meminta Shinta melanjutkan ceritanya.

"Begini Dok, saya mulai menghubungkan ini dengan fenomena Jessica Method, bagaimana menurut Dokter?"

"Jessica Method ? Ohh, soal itu kita sulit mengkonfirmasinya Bu, yang saya dengar itu kajian Hipnoterapist, bukan medis."

Sedikit menarik nafas dokter itu melanjutkan, "Jadi saran saya, sebaiknya ibu melakukan observasi terlebih dahulu."

"Maksudnya Dok ?"

Dokter Siska melanjutkan, "jadi sebaiknya, ibu tidak menentang Bagas dulu soal Dewa. Ibu perlu meneliti dia lebih jauh, bebaskan dia untuk bertindak bersama teman baru ini. Sampai Bagas bisa benar benar membuktikan kalo Dewa itu nyata, misalnya mengajak ibu main ke rumah Dewa."

"Setelah semua terbukti baru deh ibu bisa melanjutkan konsultasi ke seorang Psikiater", lanjut Dokter Siska.

"Ohh begitu, jadi saya harus memastikan Dewa ini khayalan atau sebaliknya dia nyata."

"Iya kira-kira begitu Bu.."

Mendengar penjelasan itu, Shinta meredam kegelisahannya.  Ia berniat melakukan observasi sesuai saran dokter.

Setelah puas berkonsultasi, Shinta mengajak anaknya kembali ke rumah.

Dalam perjalanan pulang Bagas meminta,

"Ma, beli es krim yuk!"

Bagas mengatakan itu dengan imut sambil melirik ibunya. Bagas sudah terbiasa, karena dengan gaya seperti itu, ibunya tidak mungkin menolak permintaan.

Shinta mengarahkan laju kendaraanya ke pusat perbelanjaan di Pondok Indah. Ia mengajak anaknya menghampiri sebuah toko eskrim besar di sana.

🌹🌹🌹

Shinta duduk di depan toko es krim sambil memandangi keceriaan Bagas menjilati es krim. Ia tersenyum meski bayangan tentang teman baru Bagas bernama Dewa masih menghantui.

"Enak es krimnya?", Shinta berusaha menggoda putranya yang tengah konsentrasi dengan es krim.

Bagas berhenti sejenak menjilati es krim itu, "enak Ma, apa lagi yang rasa duren. Kayaknya lebih enak tuh!"

Petaka Cinta SedarahΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα