PART 2.4

14.1K 918 10
                                    

Ternyata mencintai Arnand tak semudah yang Sya bayangkan. Bahkan rasa nya jauh lebih sakit dari pada dikhianati oleh Zhieno, masa lalu nya.

Sya tidak tau, cinta itu tumbuh begitu saja tanpa meminta persetujuan dari pemilik hati nya. Terkadang disini lah, letak defenisi kejam dari jatuh cinta.

Andai saja Sya bisa berkompromi dulu dengan hati nya sebelum mencintai, mungkin semua nya masih baik-baik saja. Tapi, semua itu lebih terdengar konyol dari pada sifat Sya.

Sepulang dari pesta nya Sean dan Sea, Sya langsung menyelonong masuk kamar, setelah kepergian Arshelio dari rumah nya.

Berkali-kali laki-laki itu meminta maaf kepada Sya, karena menurut nya, semua terjadi karena dirinya yang mengajak Sya pergi ketempat dimana hati nya bisa terluka. Ah, Arshelio terlalu baik menurut Sya.

Sya memandang langit-langit kamar nya, dengan mata yang berkaca-kaca. Ini, sudah tiga jam dari kepulangan Sya dan Arshelio dari pesta tersebut.

Wajah kusut nya, memandang jam persegi yang tergantung indah didinding kamar nya, pukul 23.00 wib.

Namun, masih belum ada tanda-tanda Arnand akan menjemput nya. Sesibuk itukah laki-laki itu sekarang? Pasti jawaban nya iya.

Dengan modal keberanian Sya beranjak dari kasur nya. Bagaimana pun dia harus pulang sekarang. Mengingat status nya yang bukan hanya sekedar seorang anak.

"Lah, Sya mau kemana? Nggak jadi nginep?" Sya tersentak kaget, mendengar suara sang mommy.

"Eh, mom. Belum tidur? " Basa-basi Sya, agar terlihat lebih santai. Gadis itu tersenyum ramah, mendekat kearah mommy nya.

Memang tadi Sya mengatakan kepada Dheffani, kalau Arnand bakal nginap dirumah Sean, sementara dia sendiri bakal nginap dirumah mommy nya.

"Dih, ditanya malah balik bertanya." Ujar Dheffani sambil menuang kan air putih kedalam gelas. Kemudian mulai meneguk nya hingga tandas. Wanita paruh baya itu, langsung mengalihkan perhatian nya pada Sya.

"Iya mom, Sya kek nya nggak jadi nginep deh. Mo balik sekarang aja. "

Dheffani menyernyitkan kening nya heran, sambil meletakan gelas kembali keatas meja.

"Emang Arnand udah pulang? "

Sya menarik nafas nya gusar, kebohongan apa lagi yang harus dilakukan nya hanya untuk menyelamatkan nama baik suami nya?

"Udah mom, barusan dia hubungin Sya. " Untung saja, Sya berbakat dalam berbohong di waktu kapan dan dimana saja. Coba aja kalau tidak, sudah dapat dipastikan nyawa Arnand tidak akan pernah selamat.

"Kenapa nggak suruh jemput aja."

Sya mulai kebingungan. Seperti nya Sya salah gunakan jurusan deh, liat aja Dheffani yang ngeyel nya minta ampun.

"Ya kan___dia capek mom. Udah nggak usah nanya-nanya mulu. Sya langsung balik ya. " Sarkas Sya yang sudah mengumpulkan seluruh niat untuk kabur saja.

Dengan cepat kilat Dheffani langsung menyambar tangan putri nya. Lalu, menatap nya tajam.

"Nggak bisa liat jam? Mau mommy kasih seratus jam lagi dikamar kamu? Ini udah larut malam Sya. Nggak baik anak perempuan keluar malam gini. "

Sya berfikir sejenak. Seperti nya berdebat dengan Dheffani tidak akan pernah ada habis nya.

"Mom, Sya udah besar. Lagian kan Sya pakek mobil. Nggak usah lebay deh. " Gadis itu memutar bola mata nya jenuh. Sya mengusap wajah nya, mulai frustasi.

"Kasih pulang aja mom, dia punya kewajiban dirumah suami nya. " Suara barithon Arka membuyarkan perselisihan kecil kedua perempuan itu.

"Ta_tapi dad__"

ARNANSYA [Completed]Where stories live. Discover now