Ishwar Dua Belas

44 11 0
                                    

"Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, kecuali jika kau tak ingin berusaha

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

"Tak ada yang tak mungkin di dunia ini, kecuali jika kau tak ingin berusaha." –Asha

***

Asha mengerakkan tangannya ke sana kemari di atas sebuah buku. Pulpen yang ia genggam sejak tadi sudah ia ajak berputar ke kanan dan ke kiri. Merangkai setiap kata yang ia tulis tentang pengalamannya hari ini di dalam buku diarynya.

Ponsel Asha yang tak jauh dari sana berdering. Nama Arniza tertera dibagian atas di layar ponselnya itu. Gadis itu meraih ponselnya dan segera menekan sebuah simbol yang berwarna hijau yang ada di sana.

"Halo?" sapa Asha.

Gadis itu menyalakan pengeras suara pada ponselnya. Diletakkannya ponsel itu di atas meja sehingga ia dapat melanjutkan menulis di atas diarynya.

"Halo, Sa," jawab seseorang di seberang sana.

"Hari ini, lo enggak latihan?" tanya Arniza.

Asha menepuk jidatnya dengan tangan kiri. Ia lupa memberi tahu Arniza bahwa ia istirahat hari ini.

"Sorry, Za. Gue lupa kasih tahu lo kalau hari ini gue enggak latihan." Asha merasa tidak enak dengan sahabatnya itu. Pasti sahabatanya itu sudah menunggu di stadion sekarang.

"Yaelah, tahu gitu gue langsung ke rumah lo aja," ujar Arniza yang terdengar kesal di seberang sana.

Asha terkekeh kaku. Di seberang sana Arniza terdengar mulai melangkah entah kemana. Sesekali Asha mendengar suara teriak seseorang yang sedang berteriak. Sepertinya Arniza sedang berdiri di samping lapangan volly.

"Lo mau nitip sesuatu enggak?" tanya Arniza.

Asha berpikir sejenak.

"Em ... apa, ya? Oh iya salad buah, pesenin gue dua bungkus, ya," jawab Asha kemudian.

"Minumnya?" tanya Arniza sekali lagi.

"Pak Amir ngelarang gue buat minum minuman yang lain selain air putih sama jus," jawab Asha sambil menandatangani bagian bawah dari tulisan yang ia tulis di buku diarynya.

"Jus apel mau?" tanya Arniza.

Suara kendaraan terdengar jelas dari seberang sana, sepertinya Arniza sudah berdiri di pinggir jalan.

"Mau," jawab Asha singkat.

Arniza terdiam tidak menjawab. Tak lama setelah itu terdengar suara derap langkah kaki yang sedikit berlari dari seberang sana.

"Yaudah, gue otw ke sana," ujar Arniza sebelum akhirnya menutup telpon secara sepihak.

***

"Selamat sore, wahai calon ahli kubur," ujar Arniza yang datang sambil membawa dua buah bungkusan berukuran sedang di tangan kanan dan kirinya.

Asha menyambut Arniza dan mengajak gadis itu untuk duduk di teras bagian belakang rumah Asha. Ada berbagai jenis tumbuhan yang di tanam di sana. Tak lupa sebuah ayunan kayu berada di sebuah sudut taman itu.

Q U E R E N S I AOnde as histórias ganham vida. Descobre agora