Chapter 18: Kota Sealder

1.9K 205 51
                                    


Rimuru POV

Perang berakhir dengan kemenangan di sisi manusia.

Kekalahan Durandall di medan perang langsung dilaporkan dimana-mana.

Banyak orang-orang yang bertanya-tanya siapa yang bisa mengalahkannya.

Saat itu setelah aku membunuh Durandall, aku merasakan kesadaran Guildmaster mulai kembali.

Karena aku tidak ingin menarik perhatian banyak orang berpengaruh, aku menggunakan Ultimate skill{Void God Azathoth} untuk menghentikan waktu dan pergi ke medan perang di tempat lain.

Karena disana ada Ryuuto, Cordelia dan teman-teman mereka, Guildmaster mengira merekalah yang telah berhasil membunuh Durandall.

Saat itu juga, Ryuuto dan yang lainnya bangun.

Guildmaster langsung menanyakan mereka apakah Durandall sudah mati.

Saat itu, Ryuuto mengatakan kalau bukan mereka yang membunuh Durandall, tapi aku yang membunuhnya.

Cordelia, Cornelia dan Ralph juga mendukung opini milik Ryuuto karena mereka pernah melihatku membunuh Orion di depan mata mereka.

Kupikir aku akan masuk kesana dan berpura-pura tidak tau apa yang sedang terjadi.

Setelah Ryuuto mengatakan itu, aku langsung kesana dengan terburu-buru.

Ryuuto:"Rimuru, kau yang membunuh Durandall kan?"

Aku lebih baik berpura-pura dan bilang kalau aku melihat cahaya pelangi keluar dari tubuhnya dan menghantam Durandall sampai mati.

Rimuru:"apa maksudmu? Aku baru saja datang kesini"

Ryuuto:"bukankah kau yang membunuh Durandall?"

Rimuru:"aku tidak membunuhnya, aku datang kesini karena melihat cahaya pelangi yang besar menuju langit, kupikir kalian akan kesulitan untuk mengahadapi Durandall, jadi aku datang kesini untuk membantu juga.

Tapi, tak kusangka kalian bisa mengalahkan Durandall."

Ryuuto:"tapi, aku mendengar suaramu saat aku kehilangan kesadaran."

Uhhhh.....sial aku ceroboh, kupikir semuanya sudah pingsan saat itu.

Rimuru:"Ciel, tolong bantu aku keluar dari situasi ini"

[Baik, bilang saja kalau dia hanya berhalusinasi]

Aku tidak terlalu mengerti, tapi aku akan tetap melakukannya.

Rimur:"mungkin kau sedang berhalusinasi"

Ryuuto:"apa iya?....mungkin itu hanya halusinasiku saja"

Setelah Ryuuto mengatakan itu, aku merasakan atmosfir di sekitar Mei berubah seperti aura membunuh.

Mei:"jadi itu yang kau halusinasikan, Ryuuto-kun."

Sial dia menakutkan, apa mungkin dia menyukai Ryuuto?

Sepertinya dia marah karena Ryuuto berhalusinasi tentangku.

Aku harus cepat-cepat pergi dari sini agar tidak terjadi kesalahpahaman.

Rimuru:"a-aku akan pergi dari sini, cari saja aku di penginapan kalau butuh sesuatu"

Aku langsung berlari dan pergi meninggalkan medan perang.

Beberapa menit kemudian aku akhirnya sampai di gerbang kota.

Aku tidak terbang karena akan terlalu menarik perhatian, selain itu, menggunakan sihir kamuflase di depan keramaian para petualang akan membuat mereka heran kenapa aku bisa secara tiba-tiba menghilang.

Rimuru Tempest X Omniverse (Crossover X Fanfic X Anime)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang