~note~Ingat! Ini hanya cerita. Jadi bedakan mana cerita dan mana realita. Foto di cerita DEAR S ini tidak ada hubungannya dengan kehidupan, watak, sifat, dan semua yang berhubungan dengan idol. Jadi pintar pintarlah berfikir.
Happy reading
Readers: thor bikin panjang ceritanya
||mon maap otak author teh suka ngelag tiba tiba
Readers: diperpanjang dikit!
||okeh okeh. Demi suga sumpah kagak ngapa ngapa.
~●~●~●~●~
Rintik hujan yang didominasi dengan gemuruh dan petir membuatku menutup telinga dan juga mata rapat-rapat. Takut dan sakit menjadi satu, takut karna suata gemuruh yang kencang dan juga petir, sakit karna dicuaca seperti ini juga orang tuaku pergi...untuk selamanya.
Perlahan namun pasti, kubuka mataku, menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 01.00 WIB, oh ayolah mata lekas tertidurlah.
Sesudah aku bernyanyi tadi, dan mengakhiri telfonku dengan Suga, aku menjadi tidak bisa tertidur. Bahkan rasa kantuk yang tadi sempat menyerang kini hilang tiba tiba.
"Darma? Kok belum tidur, sayang?"pertanyaan dari bu sri membuatku menatapnya, keriput disamping matanya sangat terlihat jelas saat beliau tersenyum. "Darma tidak bisa tidur bu,"
"Oh begituh. Mau ibu bacakan dongeng? Ya...walaupun kamu bukan anak kecil, tapi bisa saja kau tertidur saat mendengarnya." Tuturnya dengan lembut, aku mengangguk.
Ku geser badanku agar bisa lebih dekat dengan beliau, pahanya aku jadikan bantalan kepalaku. Bu Sri memulai ceritanya, mengelus kepalaku dengan mulut yang terus berceloteh.
Detik demi detik aku mulai memejamkan mata, suara beliau bagai lagu tidur untukku.
"Selamat malam ibu."
~●~●~●~●~
"DARMA!"
"HEY! Tidak bisakah kau hentikan laju kursi rodamu."
"Kamu memakai kaki, sedangkan aku memakai kursi roda. Bukankah kaki lebih cepat jika berlari? Huh?"
"Lihat," Bahkan ia tak menghiraukan omelanku, aku menatap foto yang Suga perlihatkan padaku.
Foto gadis remaja, mungkin jika kuperkirakan umurnya sama denganku. Gadis cantik, dan sempurna.
"Dia calon pacarku, itupun jika diriku diterima. Aku sudah lama menyukainya, hm....mungkin sejak aku kelas satu smp,"
Aku meremat ujung rokku dengan kuat, lelaki yang ku sukai tengah menyukai wanita lain. Ya apa boleh buat, memangnya siapa diriku? Gadis cacat yang memang tak pantas mendapatkan cintanya. Aku sadar diri akan hal itu.
YOU ARE READING
DEAR S
Teen Fiction••Untukmu seseorang dengan senyuman yang mampu mengubah badai menjadi pelangi.•• [Upd sesuai mood]