08. terungkap 1

26 13 1
                                    

"KAKAK!!"teriakan lantang yang kudengar dari belakang tubuhku membuatku menoleh. Tatapanku terpaku pada gadis yang merisakku tadi. Adik Kai dan juga pacar Suga. Bunga.

Nafas yang memburu dan wajah yang memerah itu menatapku dengan sinis, kemudian beralih menatap wajah Kai dengan wajah seperti di imut-imut kan.

"Kakak, Bubu nyari kakak tau. Anterin Bubu ke kantin yuk, beli pop ice..."ucapnya dengan nada manjanya.

"Gak. Pergi sendiri. Ada kaki buat jalan, ada mata buat lihat." Ketus Kai yang membuat Bunga mencak mencak ditempat. Entah terbuat dari apa wanita disampingku ini dulu.

"Kakak kok mau sih deket sama dia,"Bunga menunjukku, "wanita cacat dan....sedikit kegatelan."

"Gak kebalik? Bahkan kamu malah seorang pembunuh!" Tukas Kai

"Kakak kok suudzon?!"

"Fakta!"

"Aku enggak ngelakuin apa apa ke bu-"

"Munafik!" Detik berikutnya kursi rodaku beralih digenggaman Kai, berjalan melewati Bunga yang nampak menahan kesal. Emosinya terlihat jelas diwajah gadis cantik itu.

"Seharusnya kamu tidak berkata kasar kepadanya,"aku mendongak, berusaha menatap mata lelaki dibelakangku, "dia pasti sakit hati."

"Siapa peduli?"

Aku mendengar nada sinis di sini, ah lebih tepatnya nada kebencian. Entah apa yang sekarang Kai fikirkan, aku juga tidak tahu.

"Dia juga adikmu, Kai. Seharusnya kamu bisa berusaha sabar,"aku tersenyum,"walau sakit." Lirihku kemudian.

"Manusia yang terlalu banyak berbuat salah jika terus dimaafkan, dia akan terus melakukan kesalahannya. Karna apa? Karna ia tau, sesalah apapun dia, dia akan mendapat maaf kembali."

"Tapi membalas kejahatan dengan kejahatan tidak akan mengakhiri segalanya, Kai."

"Terkadang bersikap bodo amad itu perlu, Dar. Jika kita terlalu memperdulikan orang lain yang bahkan orang itu tidak bisa mengerti kita, itu hanya membuat rasa sakit semakin banyak yang hinggap di hati kita." Ah bahkan dia sangat dewasa dariku, aku mengangguki setiap ucapannya.

~●~●~●~●~

Manik mata sayu itu menatapku dengan nafas memburu, cengkraman tangan dibahuku membuatku meringis karna sakit. "Kamu kenapa?" Pertanyaan yang terus kupertanyakan bahkan tidak dijawab sama sekali. Dihiraukan.

"Suga! Kamu kenapa!"membentaknya sama seperti aku membunuh diriku sendiri. Sakit. Namun cara itu yang bisa mengembalikan Suga dalam dunianya lagi.

"Gila lo!"teriakan lantang disertai dengan punggungku yang dihentakan pada kursi roda membuatku menunduk.

"Orang enggak ada yang suka di buly, Dar! Berhenti ngebuly Bunga! Manusia apa iblis sih kamu? Hah!"

Hey? Apa ini? Aku dituduh? "Kamu salah fa-"

"Apa! Salah faham? SALAH FAHAMNYA DI SISI MANA DARMA!"

"Suga! Aku yang dibuly bukan dia!"nafasku memburu, bahkan tanganku kugenggam erat karna emosi yang memuncak, "aku yang dibuly! Aku yang sakit! Aku yang ngerasain! Bukan dia apa lagi mereka! Jangan suka mengeklaim sesuatu tanpa tau seluk beluknya, Suga!" Aku menangis.

"DASAR TIDAK TAHU DIRI!"

"DASAR TIDAK TAHU DIRI!"

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Laskara kairen

Bentar lagi bakal ada perang dunia:v

Author bilek: (sedang menunggu perang ketiga:v)

DEAR SHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin