Pertama

2K 120 56
                                    

Happy Reading❤️

Kring... Kring... Kring

Suara alarm berbunyi begitu nyaring  sama sekali tak mengganggu seorang gadis yang tengah tidur begitu nyenyak nya, sampai seorang wanita paruh baya datang dan membangunkannya

"Septii!! Bangun sayang udah jam berapa nih, hari ini kan kamu sekolah" ujar wanita paruh baya tadi yang tak lain adalah ibu Septi

"Hmm lima menit lagi bund" jawab Septi dengan suara serak khas bangun tidur sambil menarik kembali selimut dan menyelimuti tubuhnya sampai kepala

Melihat itu bunda Septi hanya menggelengkan kepala sambil menghembuskan napas kasar dan kembali membangunkan anaknya itu dengan mengguncangkan Septi lumayan kencang "Ayo dong bangun kan kamu mau sekolah!" ujar bunda Septi yang mulai menaikkan suaranya beberapa oktaf

Mendengar bundanya sudah mulai marah Septi pun segera bangun dan berlari terbirit-birit menuju kamar mandi

Lima belas menit berlalu kini Septi sudah berpakaian rapi dengan seragam SMA Bima Sakti yang membalut tubuhnya juga sepatu Converse dengan tas gendong wanita warna hitam dengan rambut sebahu yang di biarkan tergerai menjadi perpaduan sempurna bagi Septia Putri Wijaya

"Ehh ade gue yang kebo ini udah rapi aja" tiba tiba dari arah dapur seorang cowo memakai kaos hitam dan boxer selutut  merangkul Septi dia adalah Mahesa Putra Wijaya kakak laki-laki Septi
Usia mereka terpaut satu tahun mereka bersekolah di sekolah yang sama hanya saja kelas Mahesa libur lantaran baru selesai Simulasi
 
"Apa lo bilang? Kebo?! Lo kali yang kebo" ujar Septi tak terima sambil menghempaskan tangan Mahesa dari pundaknya

"Lah ko gue? Elo yang susah di bangunin ya lo lah yang kebo!" ujar Mahesa dengan tangan yang berkacak pinggang

"Elo!!"
"Elo Septia Putri Wijaya!"
"Elo ya Mahesa Putra Wijaya!"
Dan keributan pun terjadi antara kakak beradik itu sampai akhirnya pria paruh baya menghentikan nya

"Ini ada apa sih pagi pagi udah ribut?" Tanya pria paruh baya itu dia adalah  Wijaya ayah Mahesa dan Septi

"Ini yah bang Mahes masa ngatain Septi kebo sih?" Ujar Septi dan menghampiri ayahnya yang ingin duduk di meja makan

"Lah emang lo kebo kan di bangunin aja susah" cibir Mahesa

"Lo ko nyebelin sih?!" Kata septi tak terima sambil berkacak pinggang dan menatap Mahesa dengan mata melotot bak burung hantu

"Biarin" jawab Mahesa acuh sambil berjalan ke arah meja makan dan duduk

"Udah udah kalian ini yah ribut mulu kerjaannya, ga cape apa?" Lerai bunda yang sedang membawa makanan dari dapur ke meja makan "Oh iya sayang, kamu belum berangkat? Ini udah___   belum selesai maya bicara tiba tiba Septi memotong

"Astagaa!! Ini udah jam berapa?! Telat ini mah!!" ujar Septi sambil melihat jam yang ada di tangannya "Bang Mahes anterin gue ya ke sekolah? Ya ya ya plisss" ujar Septi sambil mengguncangkan tangan Mahesa

"Ga ah males" jawab Mahesa acuh sambil terus memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya

"Ihh lo mah jahat!!" ujar Septi sambil memukuli tangan Mahesa yang membuat Mahesa meringis "Yah bang Mahes ga mau nganterin Septi" adu Septi kepada sang Ayah dia tau kelemahan Mahesa itu ada pada ayahnya mangkanya semua yang ayahnya perintah Mahesa tidak akan membantah

"Bang anterin adik kmu kasian" bujuk Wijaya kepada Putra sulung nya itu

Mahesa langsung menyelesaikan makannya dan meminum air putih sampai tandas
"Yaudah ayok lu mah bisa nya ngadu ga asik" ujar Mahesa dan Septi hanya menyengir memperlihatkan gigi putihnya yang rapih

Revano (On Going)Where stories live. Discover now