MD7✓

10 5 6
                                    

Yuhuiii up lagi nih tikaaa Jan ca dibacaaaa komen juga Yaa gimana ceritanya ini🙏🙏 100 vote nya di tunggu yaa guys😉

"Eh tapi Tan?!" Jeane bimbang,gadis itu tengah berada di taman,sedang jalan jalan.

"Hushh jangan nolak ayo ditunggu Reno dimobil"kata Tia sambil menarik lengan Jeane. Gadis itu hanya menurut tanpa mengelak lagi.

"Nah itu anak ganteng Tante udah stand by di sana" tunjuk Tia kearah remaja yang tengah bersandar pada badan mobil sbil memainkan handphone nya. Duh cool batt siii batin Jeane.

***

Kini mereka tengah berada di depan meja yang penuh dengan aneka macam makanan. Jeane duduk didepan Reno disamping kiri nya ada Tia dan didepan nya Tia ada Dimas papa nya Reno. Jeane terpana kedua pasangan itu begitu baik padanya walaupun Dimas terkesan angkuh namun ternyata ramah ketika sudah berbincang dengannya. Andaikan keluarga nya seperti keluarga Reno mungkin ia sudah bersorak gembira.

"Lo dari mana?"

Tapi sayang Heni menyapanya saja tak. . .

"Hey" Reno melambaikan tangan kearah wajah gadis yang tengah melamun itu.

"Eh" Jeane terperanjat,"apaan Ren??" Tanya nya kemudian.

"Dari mana."

"E tadi anu e jalan ae"jawab Jeane salting,abisnya mata Reno tak beranjak dari wajahnya. Lantas Jeane segera fokus pada makanan nya bisa pingsan bila terus bertatapan dengan Reno. gelayyy😂.

Tia yang melihat itu pun hanya tertawa. "Mikirin apa toh nak??"

"Eh gak ada Tan" jawab Jeane sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Yasudah ini nambah lagi lauknya" kata Tia sambil menuangkan air putih di gelas jeane.gadis itu hanya mengangguk sopan.

"Reno! Jangan lihat Jeane saja ayo makan"kata Dimas menegur anaknya.

Reno yang tertangkap basah pun hanya melihat ayahnya sambil melotot, sedangkan Dimas dan Tia hanya tertawa puas telah menggoda anaknya,Jeane semakin menunduk duh malunya batin Jeane.

***
Jeane termenung, kejadian kemarin dirumah Reno membuatnya nyaman, membuatnya merasakan hangatnya sebuah keluarga. Apalagi Tia yang ramah,baik,serta humoris. Betapa beruntungnya Reno batin Jeane lesu. Lalu Dimas,yang membuat Jeane rindu dengan sosok ayah kandungnya. Andaikan mamanya seperti itu mungkin hidupnya akan sempurna,yah! Perfect. Namun untuk saat ini ia harus menelan pil pahit,sebelum ia tau tragedi dibalik kematian papanya dan mengikuti kebenaran, Heni tak akan mau memaafkannya.

Tess. .

Air mata gadis itu meleleh di pipinya. Saat seperti ini terasa sepinya. Begitu berat beban yang ia tanggung. Melihat kenyataan hidupnya yang tak kunjung menemukan titik terang membuat nya merasa lemah. Hati mana yang tak tersayat ketika ia dibenci tanpa alasan yang jelas.

"Ma? Kapan mama sadar? Kapan mama tau? Jenar butuh pelukan hangat mama,Jeane butuh kasih sayang mama,Jeane ingin mama menyanyangi Jeane seperti mama sayang sama Cia,andaikan mama tau Jene rindu mama yang dulu yang mengelus rambut Jeane sayang,mengecup kening Jeane,Jeane iri ma dengan teman yang lain"isak Jeane semakin menjadi,"apa salah Jeane sampai mama begitu membenci Jeane?" Bisik Jeane disela isak tangisnya.

Matanya terpejam mencoba mengusir rasa sakit yang menderanya. Kesepian malam itu bagai musik bagi Jeane mengantar ia ke alam mimpi yang sunyi.

***

Pagi nya Jeane bangun dengan mata sedikit bengkak duh mata gua gitu amat dah batin Jeane. Rupanya ia menangis terlalu lama. Setelah ganti seragam gadis itu beranjak kebawah menuju meja makan. Disana sudah duduk Heni dan Cia. Ia tak sarapan,pasti Heni tak akan peduli dan hanya sakit ketika melihat kasih sayang mama nya pada Cia.

JEANEजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें