"Ngapain pagi-pagi kesini?"Tanya Erika saat gadis itu sudah didepannya lalu ia kembali berbalik dan masuk kedalam resto diikuti gadis itu.

"Mau nemuin sahabat gue yang paling gemesin ini" ucap gadis itu berjalan beriringan di samping Erika.

"Lagi seneng ya? Tumben sok imut gitu" balas Erika hingga mereka sampai di ruang belakang dan duduk ditempat yang sudah disediakan bagi para pekerja.

"Nggak juga sih cuma gue mau ngajak lo jalan nanti malam gimana?"

"Oh ada maunya tenyata"

"Hehe" Kekeh gadis itu.

Dara Sagita. Gadis berjilbab seumuran dengan Erika yang berstatus sebagai sahabat seiman, seperjuangan, Dan tersegalanya bagi Erika. Sudah sejak kecil dan lebih tepatnya sejak TK mereka bersahabat hingga mereka udah sedekat nadi. Bahkan banyak orang yang saat baru mengenal Erika dan Dara selalu bilang mereka kayak kembar. Iyalah orang hari, bulan dan tahun lahir mereka sama hanya beda jam aja. Bahkan nama ibu mereka juga sama.

Bukan kembar namun senasib itulah yang sepertinya membuat Erika dan Dara bersahabat.

Jika Erika baru akan kuliah tahun ini, berbeda dengan Dara yang sudah masuk jenjang perkuliahan dari mulai mereka lulus SMA. Meski mereka sejak kecil memiliki kesamaan, tapi perbedaan mereka juga banyak.

Kuliah sama-sama mendapat beasiswa dari universitas ternama di ibukota meski di universitas yang berbeda. Juga Jurusan yang berbeda. Dara yang masuk kedokteran beda dengan Erika yang masuk management bisnis.

"Ya udah emang jam berapa mau main keluarnya?" Tanya Erika.

"Pas lo pulang kerja aja" balas Dara diangguki Erika.

"Kalo gitu sekarang kamu mau ngapain? Kuliah masih libur dan gak ada kerjaan juga kan" ucap Erika mengingat itu.

Itu pula perbedaan Erika dan Dara. Saat masanya kuliah, Dara yang lebih dulu menapaki perguruan tinggi namun ia bisa santai karena kehidupan sehari-hari nya pun ia dikasih oleh orang tua, tapi Erika harus berjuang mati matian.

Bukan karena keluarga Erika di kampung kesusahan banget, namun karena memang saat Erika berniat kuliah keluarganya mendebat Erika begitu hebatnya hingga mau tak mau Erika harus membuktikan ia bisa berusaha sendiri. Itu juga alasan Erika tak bisa langsung kuliah, karena ia harus mengumpulkan uang dulu untuk biaya awal tak terduga sebagai anak kuliahan.

"Sebenernya gue belum sarapan makanya kesini, tapi diskon ya" ucap Dara diakhiri cengengesannya.

Erika geleng-geleng mendengar nya, sudah biasa Dara seperti ini sejak sebulan lalu ia suka kesini dan mengenal rekan juga bos kerjanya.

"Ya udah nanti aku bilangin sama bos kalo kamu lagi-lagi minta diskonan. Padahal kalo di pikir emang ini toko baju atau sepatu apa, ada diskonan segala?" Heran Erika

"Ish bukan gitu lagian pasti bos lo ngerti lah orang lo karyawan kesayangannya apalagi dia juga udah kenal sama gue kan" tutur Dara.

"Iyain deh, sekarang kamu duduk aku mau buatin makanan buat kamu dulu, kayak biasa kan?"Tanya Erika diangguki Dara.

Erika berlalu meninggalkan Dara untuk kebelakang dan Aldo datang sepeninggalnya Erika.

"Wih lo udah disini aja pagi-pagi gini" ucap Aldo melihat kehadiran Dara dan ia duduk didepan gadis itu.

"Perasaan gue kalo lo udah nyamperin suka gak enak ya" dengan malas Dara mengatakannya.

Seperti biasa sejak mengenal Dara dari Erika, Aldo dan sahabat Erika itu memang kurang akur atau sering berantem. Entah karena apa.

This Is Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang