End

186 7 0
                                    

Menjalani hubungan selama kurang lebih 7 tahun, hari ini Aqisha akan menggapainya. Aqisha akan benar-benar menjadi pasangan orang yang ia perjuangkan selama lima tahun itu.

Walaupun Naufal masih harus melanjutkan pendidikan dokternya, tepat pada satu bulan yang lalu dia memutuskan untuk kembali melamar Aqisha dan menikahinya pada hari ini. Naufal sudah mantap dengan keputusannya, mengenal Aqisha kurang lebih 12 tahun sudah cukup meyakinkannya untuk meminangnya. Penghasilannya dari cafe juga menurutnya cukup untuk menafkahi keluarganya.

Bercerita tentang Cafe, sekarang cafe itu tersedia tempat konsultasi psikolog milik Aqisha di lantai 3 nya.

"Bunda bangga sama Aqisha" ucap Anita pada Aqisha yang sedang di rias oleh MUA.

"Bunda makasih sudah selalu percaya Aqisha sama Naufal" Aqisha memeluk bundanya dan meneteskan air matanya. Perjalanannya yang sangat panjang, semuanya berjalan dengn baik karena restu kedua orang tuanya dan kedua orang tua Naufal. Anita yang tak henti-hentinya menasehati anak-anaknya tentang kepercayaan dalam hubungan, membuat anak-anak nya selalu membawa bekal kepercayaan itu.

Aqisha telah selesai di rias, masuklah Azka, Ardiaksa dan Aqilah. Tentang Azka dan Aqilah, mereka sama-sama akan menyelesaikan pendidikan dokternya dulu.

"Saudara aku cantik banget" puji Aqilah lalu memeluk sang sahabat.

"Terimakasih Qilah, sampai saat ini lo masih sama gue, masih selalu dampingin gue" ucap Aqisha di pelukan Aqilah. Selama ini Aqilah lah yang selalu menemaninya memperjuangkan Naufal, memberinya semangat, dan juga menjadi pundaknya walaupun jarak mereka begitu jauh.

Kini Aqisha beralih ke Ayahnya,

"Anak ayah udah bener-bener gede ya? Anak ayah yang dulu jadi rebutan Ayah sama abang sekarang udah gabisa direbutin lagi karena udah ada yang punya" Azka memeluk Aqisha dan menangis. Mendengar ucapan sang ayah ia ikut menangis, tak henti pula Aqilah menepuk-nepuk pipi Aqisha menggunakan tissue agar makeupnya tidak luntur. Untungnya, makeupnya waterproof bun.

Aqisha, anak baik yang mandiri namun akan sangat manja dengan keluarga, sahabat serta kekasihnya itu, Aqisha yang tiap pagi menjadi bahan perdebatan Azka dan Aksa untuk mengantarnya ke sekolah, Aqisha yang selalu meminta di temani tidur oleh Azka, Aqisha yang selalu menangis dan memeluk bundanya.

"Aqisha gak mau peluk abang?" Ucap Azka, lalu Aqisha menghamburkan pelukannya ke kakak laki-lakinya ini. Kakak yang menemani hari-harinya selama 17 tahun barulah akhirnya mereka berpisah kamar. Pada akhirnya, masa Azka menemani dan menjaga sang adik sudah habis, Azka berhasil menjadi seorang kakak untuk adik perempuannya.

"Yaudah ayo turun, akad akan segera di mulai."

Di tempat ini, di kediaman Ardiaksa akad nikah akan dilaksanakan. Turunlah sosok putri cantik dengan gaun warna putih yang sangat cantik, pangerannya meneteskan air mata melihat sang putri sebentar lagi akan benar-benar menjadi istrinya. Di langkah Aqisha yang pelan dan di gandeng oleh Azka dan Ardiaksa, memberi kesempatan Naufal mengingat kenangan-kenangan singkat yang dapat membuatnya tersadar berapa beruntungnya dia pernah di perjuangkan oleh gadis yang dulu terlihat biasa saja. Gadis yang hanya dia anggap teman belajarnya, sekarang akan belajar bersamanya membangun rumah tangga yang harmonis dan sempurna.

Aqisha telah duduk di sampingnya, dan akad akan dimulai. Penghulu memulai ucapannya dan setelah itu inilah saat yang ditunggu-tunggu, Naufal mengucapkan ijab qabul nya.

"Saya terima nikahnya Naqisha Eudia Ardiaksa binti Ahmad Ardiaksa, dengan mahar sebesar dua ratus juta rupiah, serta alat sholat dibayar tunai!" Ucap Naufal dengan lantang tanpa tersendak sendak.

"Sah semuanya?!"

"Sahhhhhh" sorak semua tamu undangan yang ada.

Aqisha mencium tangan Naufal, lalu Naufal mencium keningnya.

Acara akad nikah berlangsung dengan baik, sampai acara selesai dan tamu pulang. Naufal dan Aqisha stay di kamar Aqisha yang di rumah dulu, sebab nanti malam akan ada pesta pernikahan mereka dan mereka harus bersiapas-siap lagi.

Aqisha dan Naufal sudah berada di kamar, Aqisha sedang membersihkan makeupnya agar saat di makeup nanti sore, makeupnya tidak dempul. Tiba-tiba Naufal memeluknya dari belakang.

"Terimakasih sudah kasih aku kesempatan hari itu, andai saja waktu itu kamu benar-benar ingin menghilangkan perasaanmu untuk aku, mungkin sekarang aku menjadi laki-laki tersial karena menyianyiakan perempuan baik dan cantik ini" ucap Naufal, Aqisha berbalik dan membalas pelukan Naufal.

"Kamu pikir hari itu, aku akan benar-benar bisa melupakan kamu?" Tanya Aqisha, Naufal mengangguk mantap, dia memikirkan bagaimana perasaan Aqisha saat tau dirinya berpacaran dengan April.

"Kamu aja kuat sama sikap ku yang seperti ini, kamu kuat kalau aku cerita tentang cewek pas SMP, kamu perempuan terkuat yang pernah aku temui" ucap Naufal.

"Bismillahirrahmanirrahim" lalu naufal mengecup bibir sang istri...


Horeeee alhamdulillah ya ceritanya sudah selesai, terimakasih untuk para readers yang udah setia sampai sini. Maaf kalau ceritanya kurang seru.

NAQISHA ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang