07🍁

97 29 1
                                        

Jika bertahan menyakitkan ,
untuk apa lagi bertahan ?? , hanya akan membuat hatimu tersayat semakin
Dalam.
-Raya-
.
.
.

Arra menatap kearah jendela dengan tatapan kosong . Tampak cuara tak berpihak kepadanya , hari ini begitu terik . Masih pukul 06.15 cahaya matahari sudah menusuk kulit . Arra tak masuk sekolah ia merasa badanya tidak enak jadi ia memutuskan untuk izin .

Arra menuruni tangga satu demi satu melangkahkan kakinya menuju dapur. Dirumah yang seluas ini ia hanya tinggal sendirian . Sudah beberapa kali rumah Arra akan di bobol perampok namun tidak ada satu pun perampok yang berhasil masuk ke dalam rumahnya. Paling mentok cuma sampai depan rumah.

"segitu teganya papa sama Arra, Arra salah apa sih , dimana papa Arra yang dulu selalu sayang sama Arra . Arra kangen banget sama papa." ucapnya lirih sambil menuangkan air kedalam gelas. 

Tak lama suara pintuk terketuk mengalihkan lamunan Arra. Ia segera menuju kedepan untuk membukanya.

"haii sayangg."

"bundaaaa." Sontak Arra langsung memeluk bundanya erat erat , yang langsung di lepas oleh arya .

"Arra kangen bunda."

"bunda juga kok , bunda kesini mau ngasih kamu ini , maaf ya kalau telat , oh ya bunda boleh kan tinggal disini dulu sampai bunda sama papa baru kamu balik ke luar negeri?." ucap claudia sambil memberikan sebuah undangan yang terbungkus rapi.

" B-bunda mau nikah sama om arya?."

"iyaa dongg ." ucap arya menyahuti pertanyaan Arra.

Claudia dan arya melangkah masuk keumah Arra . Tak lupa Arra menunjukkan kamar yang kosong di bagian bawah dekat ruang tamu.

"papa juga nikah bun."

"bagus dong berarti dia udah bisa ngelupain bunda."

"ta-tapi bun."

"udah deh ra jangan buat bunda kesel."

"iya bun."

Arra berjalan menuju kamarnya. Menyeret kakinya menaiki anak tangga satu demi satu hingga sampai di lantai atas. Kamar dengan nuansa cream juga poster poster aestetik itu menjadi saksi bisu akan kesedihan juga kesepian Arra. Kamar yang selalu memeluk Arra saat Arra sedih dan juga merindukan seseorang.

***

"Dham cari makan yuk laper nih." ucap Brian pada Dhamar dengan menyeret tangan Dhamar.

"dihhhh makan mulu lu , baru aja ngabisin telor gulung 50 tusuk. Udah bilang laper."

"udah kek Suzana ya Dham ??." ucap Azra menyauti.

"ehh boneka jelangkung , suzana tu pake sate bukan telur gulung." titah Dhamar sambil menoyor kepala azra.

"awww my kepala is sakit Dham , lu kire pala gue kelapa lu toyor toyor. Kalo bukan suzana , suzini aja gimana??." cerocos azra sambil mengelus kepalanya.

"Serah lu aja lah mansuur."

"Mansur sape??."

"Penjual sate deket kuburan belanda."

Waktu menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Base came THIERS masih ramai , yahh walaupun udah ada beberapa personil pamit karna di cariin mommy tercintah. Ada yang menyanyi , bermain gitar , hingga membuat tiktok. Cogannya aktif ya bund wkwk.

Byurrrrrr.
Satu ember air mendarat tepat di muka personil anak THIERS.

"malem malem nyanyi nyanyi gak jelas. Berisikkkk. Gue lagi sakit gigi makin sakit dengerin lo nyanyi. Bubar sana gue laporin kepala yayasan harapan bangsa lo lo ntar ye." Ucap mak mak rempong dengan daster bunga bunga juga koyo yang menempel pada kepala dan pipinya.

"i iyaa mak ni mau balik nihh ." Ucap anak anak THIERS yang mulai berdiri dan pamit pada mak mak rempong tadi dengan mencium tangannya .

Dhamar menghela nafas kasar. Ia menatap nanar dirinya di depan cermin. Melihat satu foto tertaut dengan isolasi kertas menempel pada kaca tersebut. Ia mencabutnya dan menatapnya lekat lekat. Ada dua orang pada foto itu . Foto Dhamar dan Arra , namun wajah Arra telah dicoret tanda silang menggunakan spidol oleh Dhamar. Dhamar menatap lekat lekat wajah Arra yang tercoret oleh spidol , cewek mungil dengan sebotol yogurt di tangannya dan satu lagi memegang tangan Dhamar.

"Arra Arraa lo kira gue bakal mau jadi temen lo lagi ? , mau dong mauu tapi kalo lo udah mati !!! ." ucap Dhamar sambil mengusap usap foto Arra.

Dhamar mengembalikan foto itu di tempatnya. Ia melangkahkan kakinya pada kasur singgle bed dan merebahkan tubuhnya disana . Ia menengok arlojinya yang masih terkait pada tangannya. Pukul 02.35 ia menutupkan matanya sambil menarik selimut . Mulutnya sudah berkali kali menguap namun fikirannya masih kemana mana . Hingga akhirnya ia tertidur dengan damai hingga sinar matahari menyambutnya.

***

Uhuk uhukkk uhukkk.
Arra terbatuk berkali kali , ia juga merasakan pusing pada kepalanya , mungkin kondisi tubuhnya yang drop dan ditambah cuaca yang tidak mendukup yang membuat sakit Arra semakin parah. Beruntung ada claudia yang memberikannya bubur dan susu hangat untuk sarapan . Ia memakan dan meneguk susunya dan meminum obat .

Uhuk uhuk uhukk.
Lagi lagi Arra terbatuk , namun kini ada segumpal darah pada telapak tangannya. Arra segera mencucinya dan berfikir mungkin ciman radang tenggorokan , ia merebahkan tubuhnya pada kasur disamping meja belajar , mengatupkan matanya dan berharap untuk segera sembuh.

Rayya
Online

Arra lo sakit ya?

Iya nih gue gaenak badan

Ntar pulsek gue bezuk ya ?
Sekalian gue pinjemin catetan gue

Oke

Arra meletakkan handphonenya di meja dekat kasur. Lalu menatap langit lagit yang berwarna kebiruan . Fikirannya berlari kesana kemari . Ia benar benar kesepian. Sekarang masih ada raya yang mau menjadi temannya , namun entah esok atau lusa.

 Sekarang masih ada raya yang mau menjadi temannya , namun entah esok atau lusa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-FAZRA DEWANGGA-

WAH AZRA GANTRENG YA TERNYATA HEHEHE. :)

introvertWhere stories live. Discover now