12

1.8K 204 11
                                    

Dua hari kemudian, tibalah hari olimpiade akan di laksanakan.

Dengan semua persiapan yang Jaemin kumpulan selama dua hari berturut-turut. Olimpiade ia ikuti dan berhasil meraih skor tertinggi.

Dan seperti dugaannya, kalau kakaknya akan mengikuti olimpiade sains itu tidak salah.
Bahkan Jaemin sendiri tidak meragukan kemampuan kakaknya dalam mata pelajaran sains. Pasti setiap kakaknya mengikuti olimpiade sains ia selalu pulang dengan membawa sebuah penghargaan.

Jaemin menatap lekat piala dan juga piagam yang ia pegang, dalam hati ia merasa senang dan juga ada sedikit rasa kecewa.

Kemudian Jaemin membuka pintu rumahnya dengan tangan yang masih memegang piala dan juga piagam.

Jaemin sedikit terkejut, setelah membuka pintu, ia mendapati semua anggota keluarganya tengah duduk melingkar di meja makan. Tak lupa dengan berbagai jenis makanan yang tersusun rapi di atas meja.

Jaemin memang sudah menduga akan hal ini. Setiap kakaknya Taeyong memenangkan olimpiade, pasti keluarganya akan mengadakan acara makan-makan sebagai perayaan dari kemenangan Taeyong.

Tapi Jaemin juga tak menyangka jika orang tuanya akan membela-belakan tidak pergi ke kantor. Padahal setahu Jaemin orang tuanya itu adalah tipikal orang tua yang gila kerja.

Saat keluarganya menyadari keberadaan Jaemin. Dengan cepat Jaemin segera menyembunyikan piala dan juga piagam yang ia bawa, di balik tubuhnya.

Bukanya apa-apa tapi Jaemin tau respon keluarganya jika ia membawa piala. Orang tuanya pasti tidak akan percaya jika Jaemin memenangkan lomba. Yang ada malah orang tuanya akan menuduhnya melakukan penyogokan.

Irene pun berdecih ketika melihat Jaemin berdiri di sana.

"Jadi orang tu kaya Taeyong pulang dari sekolah bawa penghargaan, ngeharumin nama keluarga. Gak kaya situ yang bisanya cuma berantem doang" Sindir Irene.

"Kamu seharusnya contoh Taeyong, dia bisa ngebanggain kita. Sedangkan kamu apa? Brandal!" Ujar Donghae dengan penekanan di akhir kalimat.

Sedangkan Jaemin ia hanya menunduk mendengarkan kalimat-kalimat sarkas yang orang tuanya ucapkan.

"Sudah pergi kamu dari sini, mengganggu orang makan saja" Usir Irene.

Jaemin mengangguk kecil kemudian pergi ke kamarnya. Dengan keadaan masih berupaya menyembunyikan benda yang ia pegang.

Setelah Jaemin membuka pintu kamarnya, kemudian ia menaruh piala dan piagam nya di atas meja belajar. Lalu ia berjalan ke arah lemari pakaiannya kemudian mengambil sebuah kotak berwarna hitam.

Jaemin membuka kotak itu yang ternyata isinya adalah berbagai jenis piagam penghargaan yang ia dapatkan.

Jaemin memasukkan piagam yang baru saja ia dapatkan dan menumpuknya di bagian atas.

Setelah memasukkan piagam nya kedalam kotak, ia langsung menutup kembali kotak itu dan mengembalikannya ke dalam lemari.

Jaemin menatap piala nya yang masih berada di atas meja. Kemudian ia mengambil piala itu dan berjalan ke arah ranjangnya.

Ia berjongkok di samping ranjang tidurnya, lalu menaruh piala itu bersamaan dengan beberapa piala yang sudah mulai berdebu.

Jaemin menyimpan semua pialanya di bawah kolong tempat tidurnya. Berbeda dengan kakaknya, yang sudah di belikan lemari khusus untuk menyimpan semua piala yang ia bawa pulang.

Setelah Jaemin menaruh piala nya, kemudian ia beranjak dan duduk di meja belajarnya. Entah kenapa sepertinya ia ingat sesuatu.

 Entah kenapa sepertinya ia ingat sesuatu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
NA DAY'S | Na Jaemin [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora