05 | Awal Pertama Kenalan

24 33 4
                                    


HAPPY READING❤️

" Ups sorry " ucap Fidelya sembari membekap mulutnya.

Rhena melihat Fidelya dengan wajah datarnya. Fidelya yang melihat Rhena pun menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

" Sorry Rhen lagi lagi gue kelepasan " ucap Fidelya yang merasa bersalah.

" Iya gue maafin ini yang terakhir loh ya! Kalo lu ngomong yang agak kenceng gue marah! " jawab Rhena dengan wajah dinginnya.

" Iya sorry Rhen " ucap Fidelya sembari mengangkat kedua tangannya.

" Iya iya " jawab Rhena.

" Oke makasih sahabatku yang cuantiqqq " ucap Fidelya sembari memeluk Rhena dari samping dengan erat.

" Dell lepasin, gue gak bisa napas nihh " jawab Rhena.

" Ehh iya sorry gue kebablasan lagi heheh " ucap Fidelya sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Rhena hanya menjawab dengan deheman. Fidelya yang sedari tadi tertawa kecil, kini ia beralih oleh seseorang yang berada dibelakang Rhena yang sedang berjalan melewati setiap meja kantin.

" Eh Rhen tuhh tuhh liat kebelakang " ujar Fidelya sembari menunjuk nunjuk dengan matanya.

Rhena pun terbingung ia sama sekali tak paham dan ia pun mengikuti arah mata yang ditunjuk Fidelya. Rhena pun menoleh kebelakang dan ternyata itu adalah Adelard Buana yang sedang menuju kearah meja kantin Rhena dan Fidelya.

Astagfirullah. Kenapa jantung Rhena berdegub kencang?! Yaallah tolong bantu Rhenaaa. Batin Rhena


Rhena pun langsung membenarkan posisi duduk nya lagi menghadap depan yang diikuti oleh Fidelya.

Saat Adelard sudah berada ditempat meja kantin yang diduduki oleh Rhena dan Fidelya mereka pun terkejut, tak hanya terkejut saja bahkan jantung mereka kini sudah tak normal lagi. Darah yang tadi mengalir pun, kini sekarang seperti berhenti. Yang tadinya kulit mulus mereka kering, kini menjadi basah karna mereka keringat panas dingin.

" Hm kamu Rhena kan? " tanya Adelard dengan duduk disebrang Rhena dan Fidelya.

Yaallah tolonginn Rhenaaa. Batin Rhena berteriak.

Rhena seketika membeku saat ditanya oleh Adelard. Fidelya yang sadar pun langsung menyenggol pelan lengan Rhena dengan sikutnya.

" Hmm i-iya kak " jawab Rhena yang sudah tersadar dari lamunannya.

Hatinya kini telah berbunga bunga dan ini kali kedua ia bisa merasakan lagi duduk bersama Adelard, meskipun hanya bersebrang. Tapi ini adalah hal yang paling berharga bagi Rhena.

" Kamu adiknya kak Farel kan? " tanya Adelard.

" Hm i-iya kak. Ada apa kak? Kenapa kakak temuin Rhena sama Fidelya? " jawab Rhena dengan jantung tak terkendali sejak tadi.

Senyuman Maut  [ end ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang