[29] Kebahagiaan

1K 156 20
                                    

-

"Wow," gumam Gibran takjub.

"Kenapa?" balas Melan langsung. Sangat kesal.

"Lo selalu buat gue takjub, dimana batas kebodohan lo?"

Melan mengepalkan tangannya kesal. Dia meraih bukunya diatas meja dan bergegas memasukkan kedalam ransel dark blue-nya dengan kesal.

"Iyain deh yang paling pinter, sana kerjain sendiri, nyebelin banget. Kalau gue nggak paham yaudah sih, nggak perlu dikatain juga, emang lo Tuhan."

Gibran tersentak karena melihat reaksi Melan. "Santai, gitu aja tersinggung."

"Ya, emang kenapa? Coba lo gue katain goblok!"

"Udah kan katain-nya? Sekarang lanjut kerja tugasnya besok kumpul pagi-pagi."

Melan mendengus dan kembali mengeluarkan buku-bukunya. Dia hanya diam saja dan membiarkan Gibran mengerjakannya. Gadis itu hanya sibuk memandang ruangan apartemen Gibran yang interiornya tertata rapi.

Gibran ingin kembali mencibirnya namun takut membuat gadis itu tersinggung jadi dia membiarkan.

"Akhirnya selesai juga proposalnya," kata Gibran sambil merenggangkan otot-otot tubuhnya, dia melirik kearah Melan yang sekarang malah sudah santai bermain ponselnya.

"Mau pulang nggak lo?"

"Mau lah," balas Melan cepat mendongkak menatap Gibran. "Bisa mati gue lama-lama sama lo."

Gibran mendengus. "Awalnya gue mau niat nganterin, tapi nggak jadi."

Melan memutar kedua bola matanya. "Gue juga nggak mau kali dianterin lo," balas gadis itu dan segera memakaikan tali ransel dikedua bahunya dan bergegas keluar apartemen Gibran tanpa pamit.

Gibran memandang arah pergi Melan dan mendengus. Melirik lagi kearah pergi bayang-bayang gadis itu yang sudah menghilang dibalik pintu yang sekarang sudah tertutup rapat.

Melan. Gibran menunduk. Memikirkan gadis itu selalu membuatnya merasakan sesuatu yang berbeda.

***

Melan melangkah masuk kedalam pekarangan rumahnya setelah keluar dari taksi. Gadis itu melangkah dengan sedikit malas-bener-bener lelah dengan semua rutinitasnya. Jam berwarna pink dipergelangan tangannya menunjukkan pukul enam sore, berarti begitu banyak waktu yang dia habiskan di apartemen Gibran.

Gadis itu menurunkan kenop pintu dan masuk kedalam rumah. Mama yang sedang menonton di ruang tengah menoleh ketika Melan lewat dengan wajah lesu. "Mel, udah selesai kerjain tugasnya?"

Melan menoleh sejenak pada mama dan tersenyum kecil dengan paksaan. "Sudah, ma. Melan ngantuk banget, ke kamar dulu mau tidur."

"Makan dulu," kata mama.

"Nanti aja ma," balas Melan. Gadis itu bener-bener sangat lelah, dia menaiki tangga dengan sangat berat dan berjalan dengan lesu. Bahkan coletehan Ichsan tak digubrisnya. Gadis itu langsung masuk kedalam kamar dan membanting diri di kasur.

Kemudian menguap sekali dan memejamkan matanya.

Detik berikutnya Melan membuka matanya lagi, dia tak bisa tertidur karena banyak hal mengganggu pikirannya.

Gadis itu memutuskan meraih ponselnya di nakas dan membuka youtube dan menonton apapun disana. Masih belum membuat matanya mengantuk bahkan ketika dia ikut menonton video-video satisfying yang membosankan.

"Melan!"

Gadis itu melirik ke arah pintu yang diketuk dan suara mama yang terdengar.

"Iya ma?"

Mama membuka pintu setelah mendengar balasan Melan. Wanita itu melangkah dan duduk di kasur Melan. "Melan ada masalah apa? Cerita sama mama, mama perhatiin belakangan ini Melan lesu terus."

Melan menggeleng. "Nggak kok, ma. Melan cuma capek belajar aja, mama tahu sendiri kapasitas otak Melan yang lemah ini, hehehe."

Mama hanya mengusap puncak kepala Melan. "Sekarang Melan mandi, ganti seragam, terus makan, ya? Nanti sakit."

Melan tersenyum dan mengangguk, kemudian memeluk mama. Di dunia yang kejam dan berbahaya ini, Melan sangat bersyukur mendapatkan orang-orang seperti keluarganya. Mama yang pengertian dan selalu peduli pada setiap perubahannya walaupun kadang-kadang galak kalau Melan kelewat nakal dan mendapatkan nilai-nilai buruk tidak seperti Kak Ichal, papa yang sangat sayang padanya, dan kak Ichsan yang menyebalkan namun selalu menjaganya.

Seharusnya ... Melan cukup dengan semua ini, tanpa mencari rasa sakit yang lain.

***

A/n: cerita ini terakhir update Desember dan sekarang udah April, mau nangis. Ini rekor terlama aku gantungin cerita. Tapi tenang, setelah ini aku bakal rajin update, kok. Doain semoga bisa seminggu sekali atau lebih.

Biar aku makin semangat jangan lupa vote dan coment yaa!

bye,

carlin.

11 April 2021.

Gelan & MelanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang