Tersangka pertama (33)

Start from the beginning
                                    

"Iya sorry," kata Caitlin tanpa suara. Mereka kembali bersikap tenang dan melakukan aktivitas masing-masing. Caitlin yang sibuk menghafal rumus kimia dan Adrin yang hanya mendengarkan lagu kesukaannya.

Setelah beberapa menit kemudian murid-murid mulai bergantian masuk ke dalam bus. Ada juga yang tersandung saat menaiki bus karena terlalu fokus membaca buku sehingga tidak berhati-hati dalam berjalan.

Caitlin menahan ketawa melihat murid yang tersandung itu. Dia dengan jelas melihat anak itu karena dia duduk di depan. "Drin pfftt," panggilnya masih menahan ketawa.

"Lo gak liat?"

Adrin menoleh lalu menggeleng. "Enggak."

Caitlin berdecak. "Lo gak liat tadi si Yuna kesandung?"

"Gak."

"Aelah padahal mau ngakak bareng," kata Caitlin kecewa sambil mendorong bahu Adrin. Adrin langsung mendorong balik bahu Caitlin. Caitlin hanya berdecak malas lalu merebut earphone Adrin.

"Gila ya?!" Adrin melotot kesal. Ia berusaha merebut earphonenya dari tangan Caitlin.

Caitlin menjauhkan tangannya dari jangkauan Adrin. "Eitss jawab pertanyaan dulu! Soalnya mudah kok.
Pertanyaannya adalah hasil    transkripsi suatu rantai sense DNA:ACG TGG CAG adalah? "

Adrin berdecak malas. Melipat kedua tangannya di depan dada memalingkan wajahnya dari Caitlin. Bisa-bisanya pagi-bagi begini dia diberikan soal, walau tidak susah Adrin tetap saja malas.

Caitlin tersenyum jail. Lalu menggelitiki Adrin. Membuat Adrin terlonjak  dari karena rasa geli. Caitlin tertawa puas sambil menyembunyikan earphone Adrin di dalam genggaman tangannya.

"Mau jawab apa enggak? Mudah banget astaga."

Adrin kembali duduk dan mendengus malas. Ia berpikir sejenak lalu menoleh kepada Caitlin. "Jawabannya UGC-ACC-GUC," jawabnya yakin. Caitlin tersenyum lalu memberikan earphone milik Adrin.

"Ck mudah banget itu," cibir Adrin sambil menyumbatkan earphone ke telinganya.

"Kalo mudah kenapa gak lo jawab dari tadi?"

"Males mikir."

"Dih."

"Apa?" tanya Adrin galak. Membuat Caitlin menggeleng malas.

Caitlin merapat kepada Adrin lalu berbisik. "Heh tadi lo nemu yang aneh gak di sosmednya Elena?"

Adrin menggeleng. "Gaada sih. Tapi coba lo yang liat nanti, kan lo lebih teliti daripada gue."

Caitlin mengangguk. "Okee gue bakal cari siapa pembunuh sebenarnya. Kalo dah ketemu gue injek tuh urat lehernya," katanya sambil meninju telapak tangannya sendiri. Dia benar-benar geram.

Adrin memutar bola matanya malas kembali menyumbat telinganya menggunakan earphonenya yang sudah dikembalikan oleh Caitlin.

⚫⚫⚫⚫

"Selamat pagi semuaa," teriak Gavin riang gembira sambil berjalan memasuki ruang kelas. Tampak seperti tak punya masalah padahal kemarin dia ditolak mentah-mentah oleh Caitlin. No problem, itu bukan masalah besar untuk Gavin.

Hotalge High School Where stories live. Discover now