D-day (24)

3K 461 7
                                    

Hari pertama semester exam. Caitlin tampak sedikit gugup. Memang benar dia semalam hanya tidur sekitar satu jam tapi dia tetap saja gugup dan takut jika mendapatkan nilai yang kecil.

Caitlin menyemprotkan parfum ke badannya. Lalu merapikan dasinya. Kemudian tersenyum meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bisa melaksanakan ujian dengan maksimal.

"Fighting," ucapnya mengepalkan tangan. Bermaksud menyemangati dirinya sendiri. Mungkin orang lain sekarang di telfon oleh orang tuanya diberikan semangat diberikan nasehat-nasehat, namun berbeda dengan Caitlin, sekarang dia tidak punya orang tua. Ibunya sudah meninggal dan ayahnya juga entah dimana.

Caitlin menghela napas berat lalu mengambil tasnya yang ada di kursi.
Dia berjalan keluar kamar dengan keadaan masih menghafal materi biologi dan geografi. Dia takut jika ketika ujian mulai tiba-tiba lupa materi yang dihafalkan semalaman.

Tae-Ra tiba-tiba merangkul Caitlin di depan lift. "Santai aja kali mukanya gausah tegang gitu. Ngehafal mulu perasaan gak capek lo?"

"Gugup gue," jawab Caitlin.

"Aduh biasa aja kali.Anggap aja kita mau chapter exam."

"Ih gabisaaaa," rengek Caitlin.

"Lo semalem tidur berapa jam?" intograsi Tae-Ra. Dia yakin Caitlin tidur hanya sebentar. Karena sahabatnya itu benar-benar sangat ambisius, dia juga ambisius tapi tidak terlalu seperti Caitlin yang belajar sehari semalam tanpa henti. Bahkan ketika makan malam kemarin Caitlin masih sempat-sempatnya belajar di meja makan. Tae-Ra juga mau seperti itu tapi dia kadang juga malas.

"Satu jam doang," jawab Caitlin masuk ke dalam lift diikuti oleh Tae-Ra di belakang.

"Minimal lo tidur pas ujian itu lima atau empat jam kek. Satu jam doang? Aduh Caitlin lo mau sakit?"

"Kalo gue gak begadang nanti hafalan gue gak sempurna dong. Terus pas ujian yang ditanya materi yang gue lupa gara-gara ngehafalnya gak sempurna gimana?"

"Iya tau tapi pikirin juga kesehatan lo.Harus berapa kali gue ingetin," omel Tae-Ra memarahi Caitlin.

"Kayak lo gak begadang aja," cibir Caitlin.

"Iya gue begadang tapi masih tidur empat jam, dan lo? Cuma satu jam astaga."

"Duh udah kebiasaan gue kayak gitu," kata Caitlin masih tak mau mendengarkan nasehat Tae-Ra.

Pintu lift terbuka lalu Caitlin menggandeng tangan Tae-Ra untuk keluar dari lift.

"Eh Caitlin, Tae-Ra," sapa Gavin yang baru keluar dari lift juga. Di belakangnya ada Hideaki dan Han-Suu.

"Gimana hafalan lo?" tanya Caitlin.

"Ya bagus sih semoga gak tiba-tiba lupa pas ujian nanti," jawab Gavin.

"Sama gue juga takut lupa."

"Cepetan heh itu nanti kita ketinggalan bus," kata Hideaki berjalan lebih dulu.

"Heh tungguin," teriak Gavin menyusul Hideaki.

"Lah gue kok juga ditinggal sih," kata Han-Suu yang baru sadar dirinya sudah ditinggal pergi oleh Gavin dan Hideaki. Dia juga ikut berlari menyusul kedua temannya.

"Ayuk," ajak Caitlin menarik tangan Tae-Ra.

"Evelyn sama Adrin belum keluar apa gimana?" tanya Caitlin.

"Kalau Evelyn sih gue rasa udah di bus deh lo tau ajalah kan dia itu anaknya tepat waktu. Kalo Adrin ada kemungkinan masih siap-siap."

Setibanya di bus Caitlin dan Tae-Ra mencari keberadaan Evelyn. Dan benar saja dia sudah datang duluan. Evelyn sedang menonton video penjelasan materi biologi yang ada di tv bus. Tak cuman Evelyn semua yang berada di bus itu melakukan hal yang sama. Di Hotalge tidak ada yang tidak ambisius.

⚫⚫⚫⚫

"Ujian dimulai!" perintah Mrs Lia yang kebetulan mengawas hari itu.

Semua murid Elite Class langsung sigap membaca soal-soal yang tertera di komputer yang disediakan.

Caitlin menjawab soal dengan cepat karena soal yang diujikan semua sudah di pelajarinya semalam. Berbeda dengan Adrin yang masih memainkan bibirnya mengingat-ngingat materi yang dihafalnya semalam. Dia tiba-tiba lupa beberapa materi.

"Duh ini gimana," kata Evelyn sangat pelan sehingga tak dapat terdengar oleh orang lain.

"Skip dulu aja deh," katanya pasrah lalu melewatkan soal itu dulu. Jika ingat dia akan kembali menjawab soal itu.

"Kan lupaaa gueee," keluh Gavin pelan.

"Aduh gabisa nih gabisa," katanya lagi. Dia berbicara sangat pelan sehingga tak ada orang yang dapat mendengar suaranya.

⚫⚫⚫⚫

"Akhirnyaa selesai jugaaaaa," kata Gavin bersyukur.

"Eh Caitlin-Caitlin bentar dulu," kata Gavin menghadang Caitlin di depan pintu kelas.

"Yang bakteri penghasil asam itu jawabannya acetobacter,propionibacterium,dan clostridium butyricum kan?" tanya Gavin memastikan. Padahal itu soal yang tergolong mudah entah kenapa dia ragu di soal yang mudah.

"Kalo bakteri yang menghasilkan asetat propionibacterium kan?"

"Bukan lah," jawab Caitlin tak membenarkan jawaban Gavin.

"Eh terus apa dong?" tanya Gavin kaget.

"Bakteri yang ngehasilin asam asetat itu acetobacter bukan propionibacterium. Salah lo itu. Padahal mudah banget kok lo salah sih?"

"Gatau juga soal yang mudah gue malah ragu salah lagi." Kesal Gavin.

"Yaudah bye gue mau ke perpus dulu mau belajar." pamit Caitlin lalu melenggang pergi meninggalkan kelas.

"Aduh kok gue bisa salah sih padahal mudah banget," rengek Gavin kesal. Dia sangat tidak terima soal yang mudah malahan salah. Kenapa dia tiba-tiba lupa begitu?

Heran.

⚫⚫⚫⚫

Jam menunjukkan pukul 03.15 am. Caitlin masih sibuk berkutat dengan soal-soal kimianya. Dia sudah mengerjakan sekitaran 100 soal dari siang itupun di selingi juga dengan menghafal astronomi.

Caitlin sudah menghabiskan tiga botol kopi.Sepertinya dia tidak akan tidur sampai pagi. Kemungkinan dia akan meminum obat penghilang kantuk malam ini.

"Semangat Caitlin hafalan astronomi lo dikit lagi sempurna. Soal kimia yang harus lo selesaiin tinggal dua puluh lagi."

⚫⚫⚫⚫

Terimakasih sudah membaca

Jangan lupa untuk vote dan comment ya.

Siapa yang kebiasaan publish kemaleman? I did☺️

Kayaknya gak kemaleman banget sih wkwkkwk

Hotalge High School Où les histoires vivent. Découvrez maintenant