Banyak yang menyayangkan keputusannya tapi ia harus menyelamatkan pernikahannya dengan memenuhi keputusan Adam "Tuan Sean mau makan siang, biar bibik siapkan" "Tidak bik, aku tidak lapar" "Tapi pagi juga anda tidak sarapan apalagi kata tuan Adam and sakit" "Aku tidak apa apa bik, nanti malam saja dengan Adam" wanita iu menghembuskan nafasnya melihat majikannya prihatin. Sean gelisah ditidur siangnya sambil meringkuk menahan sakit diperutnya pikir akan menghilang sebentar lagi, Adam masuk baru pulang dari kantor melihat Sean langsung mendekat "Sean ada apa?" Lengannya merangkul Sean dan Sean membuka matanya "Perutku sakit" suaranya parau dan pelan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jadi dia hamil, dok" "Ya tuan, selamat" dokter itu pergi setelah menyalaminya. Adam masuk menghampiri Sean yang tidur ia tersenyum tangan nya menyentuh perut datar Sean dan mengecup pelan bibir Sean agar tidak mengganggu tidur Sean.
Adam berlari terbirit birit denga pelayan mereka mendengar Sean berteriak ia masuk melihat Sean berdiri didepan cermin "Ada apa apa yang sakit" Adam menyentuh perut Sean yang sudah jelas terlihat karena sudah masuk lima bulan "Aku gendut" pelayan wanita itu menahan tawa dan meninggalkan keduanya "Ya tuhan Sean kau membuatku panik" "Ini juga darurat lihat pipiku" "Kau terlihat menggemaskan"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Nanti kau tidak suka lagi" "Ish Sean kau tidak gendut hanya bagian ini saja" Adam membelai perut buncit milik Sean "Benar?" "Ya kau masih sama dan tolong jangan berteriak lagi orang akan berpikir aku menyakitimu" "Maaf" Sean tertawa pelan ia bermanja manja dilengan Adam yang merangkulnya sambil membelai perutnya.
Dokter menendang Adam keluar ia yang paling panik dan pucat saat menemani Sean didalam yang akan melahirkan untung dokter itu temannya sejak kecil sama gilanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau bercanda kan, selama ini dia baik baik saja dan kau sendiri yang memeriksanya kenapa sekarang aku harus memilih?" "Maafkan aku tiba tiba ia mengalami tekanan darah tinggi dan ini.....membahayakan Sean dan anak kalian" "Aku.....tidak bisa" "Maaf berpikirlah selagi mengisi formulirnya, kami akan berusaha menyelamatkan keduanya" dunia dan mimpi Adam runtuh kakinya serasa tidak bertenaga dan tangannya bergetar saat mengisi dan menanda tangani formulir.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pelayannya kaget setengah mati melihat tuannya duduk bersandar didapur "Tuan Adam?" "Eh bik, pagi" "Apa yang anda lakukan disini?" "Hanya ingin menenangkan diri" "Tuan, saya juga merindukannya dan saya tahu perasaan anda" "Aku gagal menjadi suami dan ayah, bik" "Tuan, itu tidak benar" "Aku merindukan masakannya" pelayan itu tersenyum miris ia ikut duduk bergabung bersama majikannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Mami cukup aku membenci pembunuh itu" "Ia melakukan itu untuk menyelamatkanmu jangan keras kepala Sean, dengan pergi meninggalkannya itu bukan keputusan yang bijak" "Mami aku sudah menandatangani surat cerai hanya dia yang belum" "Berilah ia kesempatan boy, ia mencintaimu dan aku yakin kau juga" Sean terduduk ia menyentuh perutnya dan Mami memeluknya erat Sean menangis dipelukan Mami.
"Bik buatkan aku kopi" "Ya tuan" Adam duduk memijit tengkuknya ia merasa sangat lelah setelah beberapa meeting.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terima kasih, bik" wanita itu meletakkan secangkir kopi panas "Anda mau makan malam biar saya siapkan" "Tidak bik, aku tidak lapar aku mau langsung mandi dan tidur saja aku sangat lelah" "Anda yakin, masakan ini spesial tuan dan ini bukan saya yang memasak" pelayan itu tersenyum kening Adam berkerut "Uh baiklah" pelayan itu pergi menyiapkan makan malam untuk Adam sambil senyum senyum "Bik kau kenapa" Adam duduk melihat masakan kesukaannya tersaji, Adam menyesap kopinya matanya membulat kemudian tersenyum "Aku sangat merindukan, Sean sampai aku merasakan kopi buatanmu"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku juga merindukanmu Adam" Adam berbalik dan melihat Sean ia pikir sedang berkhayal "Sepertinya bibik mencampur kopiku dengan Gin" "Dasar bodoh" Sean mendekat dan mengambil cangkir darinya "Sean ini benar benar kau?" "Ya Adam ini aku, aku tidak seharusnya menyalahkanmu atas apa yang terjadi" "Merindukanmu membuatku hampir gila, Sean" "Mari kita mulai dari awal lagi, aku sangat memcintaimu Adam dan aku juga merindukanmu" Adam memeluknya sangat erat menciumi pucuk kepala dan wajah Sean berkali kali membuat Sean tertawa kegelian.