"Oh, Jimin" Ucap Yn sembari menyembunyikan cincin lamaran Jimin di tangannya

Jimin mengerutkan keningnya bingung saat mendapati Yn tengah berjongkok didepannya. "Apa yang kau lakukan?"

Yn berdiri sembari menggeleng. "Tidak ada..."

Jimin mendekatkan dirinya pada Yn hingga membuat Yn memundurkan langkahnya untuk menjaga jarak antara dirinya dengan Jimin.

Yn sekali lagi menggeleng. "Sungguh. Tak ada yang ku lakukan.... Lalu bagaimana denganmu?, kenapa kau datang kemari?, apa rapatnya sudah selesai?"

"Oh itu, rapatnya tiba tiba saja di undur karena kolega yang lain tak bisa menghadiri rapat jadi aku datang kemari untuk mengajakmu makan siang"

"Benarkah?. Kalau begitu ayo kita keluar, aku sudah sangat lapar" Sahut Yn sembari memasukkan tangannya di saku bajunya, guna menyimpan cincin lamaran Jimin tetap aman

Setelahnya, Yn menarik Jimin keluar ruangan hingga membuat Jimin bingung akan sikapnya. Jimin hendak kembali masuk untuk mengambil cincin lamarannya namun Yn menahannya dan memaksanya untuk keluar.

"Aku sudah lapar, Park Jimin" Kekeh Yn pada Jimin

****

Kini Jimin dan Yn tengah berada di restoran hotel, duduk berdua sembari menyantap makan siang mereka.

Dalam diam, Yn tengah memikirkan cara agar ia bisa menyimpan cincin lamaran kembali sebelum Jimin mengetahui perbuatan absurdnya tadi.

"Apa yang kau pikirkan?" Tanya Jimin saat menyadari raut wajah serius Yn

Yn menoleh ke arah Jimin dengan bingung. "Ha!..."

"Hahaha" Tawa Jimin saat melihat raut wajah bingung Yn kepadanya

Yn mendengus kesal saat melihat Jimin yang menertawainya. Dalam hati, ingin sekali Yn memarahi Jimin karena berkatnya, ia harus memikirkan cara untuk meletakkan kembali cincin lamarannya di laci Jimin.

"Sebenarnya apa yang kau pikirkan?. Apa kau tak sabar untuk menikah denganku?" Tanya Jimin sembari menaik turunkan alisnya

Dengan cepat Yn menggeleng dan mendesis secara bersamaan. Melihat Yn yang sudah kesal seperti itu, Jimin lalu menutup mulutnya dan mengusap kepala Yn dengan lembut.

"Ada apa?. Apa ada sesuatu yang kau pusingkan?. Sedari tadi aku terus memperhatikanmu dan ku lihat kau tampak tak nyaman di tempatmu sekarang. Apa makanannya tak enak?, jika iya, aku akan meminta pelayan untuk mengganti makanan--"

"Tidak. Bukan begitu" Sela Yn pada Jimin

Yn menghela napas berat, merogoh saku bajunya dan mengeluarkan cincin lamaran Jimin dari sana. "Ini..." Ucapnya sembari memperlihatkan cincin lamaran itu pada Jimin

Jimin membulatkan matanya kaget saat mendapati cincin lamarannya sudah ada di tangan Yn. "Bagaimana bisa kau--"

"Maafkan aku Park Jimin. Akibat rasa ingin tahuku dan juga rasa keserakahanku, aku malah mencoba cincin ini di tanganku hingga tadi cincinnya tak bisa lepas. Untungnya, sekarang cincinnya sudah lepas jadi ku kembalikan kepada--"

Jimin menggeleng sembari meraih tangan Yn dan memasangkan cincin itu di jari manisnya. "Pas... Lihat, cincinnya sangat pas di jari manismu"

Setelahnya, Jimin tersenyum simpul lalu mengusap kepala Yn dengan lembut. "Tadinya, aku berencana untuk membuat kejutan kepadamu tapi kau yang malah membuatku terkejut karena cincin ini ada padamu. Jadi Jung Yn, dengarkan aku baik baik. Will You Marry Me?"

Yn menatap Jimin dengan rasa tak percaya. Ia pikir, Jimin akan memarahinya tapi di luar dugaan, Jimin tetap melamarnya dengan cara yang manis.

Yn mengangguk sembari tersenyum senang. "Hmmm, aku mau" Jawabnya hingga mampu membuat senyum sumringan terpancar di wajah Jimin

Beberapa karyawan dan pengunjung yang ada di restoran hotel sontak bertepuk tangan saat melihat lamaran Jimin yang di terima oleh Yn.

Tanpa keduanya sadari, Taehyung yang tengah duduk di meja paling ujung hanya tersenyum tipis saat menyaksikan kebahagiaan kecil Jimin dan Yn.

"Senang rasanya melihat kalian berakhir bahagia seperti ini" Gumamnya lalu meminum teh hangatnya

****

Setelah acara lamaran mendadak kemarin, siang ini Yn dibuat ketar ketir oleh calon ibu mertua. Tiba tiba saja, ibu Jimin datang ke hotel dan mengajak Yn untuk membahas tema pernikahannya dengan Jimin.

"Jadi, teman seperti apa yang kalian berdua inginkan?. Sungguh, ibu tak sabar untuk melihat pernikahan kalian, makanya ibu datang kemari tanpa mengabari kalian dulu" Jelas ibu Jimin saat melihat raut wajah gugup kedua anak manusia yang duduk di depannya itu

Yn sekilas melirik Jimin, berharap Jimin mengerti dengan keinginannya. Yn akui, ia merasa tertolong dengan ke antusiasme ibu Jimin tapi Yn juga ingin mengatur konsep pernikahannya sendiri, tidak dengan bantuan ibu Jimin.

Yn tak ingin merepotkan calon mertuanya itu. Makanya ia ingin menolak keikut sertaan ibu Jimin dalam menyusun konsep pernikahan mereka. Lagi pula, Jimin baru saja melamarnya kemarin. Dan tanggal pernikahan belum di tetapkan.

"Ibu" Cicit Jimin pada sang ibu

Ibu Jimin mengerutkan keningnya bingung sembari menatap sang anak yang terlihat gugup di depannya.

"Tanggal pernikahan kami belum di tetapkan jadi kami berdua belum bisa membahas konsep pernikahan kami" Jelas Jimin dengan hati hati, takut ibunya sakit hati mendengar penututannya itu













Tbc

3 chapter lagi terus end nih. Gimana nih gais???. Kira kira Yn bakalan ada konflik sama camer gak sih???. Klw kalian gak mau ada konflik, like dan komen sebanyak banyak nya ya. See U Next Chapter 😘

My Boyfriend From Magic ShopWhere stories live. Discover now