Part 55

527 37 0
                                    

Kini Jua lelah. Pekerjaan nya sedikit berantakan karna kondisi kesehatan nya sekarang. Kepala pusing. Entah kenapa ia merasa sendiri. Ingin menangis tapi tidak tau atas dasar apa dia melakukan itu.

Teman-temannya akan datang. Sudah direncanakan oleh Sasha untuk datang ke butik Jua. Sekedar mengobrol. Jua juga tidak masalah. Mungkin dengan ini dia bisa melupakan rasa pusingnya itu.

Dan, disini mereka berkumpul. Di rooftop butik Jua yang selalu menjadi tempat untuk bermain dikala ia tidak punya waktu untuk keluar.

Jua termenung dengan tangan tersampir pada tiang besi perbatasan rooftop. Mata nya menatap kearah jalanan dibawah langsung. Sedangkan, semua temannya sempat bingung dengan kondisi Jua sekarang. Mereka sedang terduduk diam disofa yang memang disediakan disana.

"Wa.."

Sena memanggil, tapi Jua tetap diam.

"W-wa, lo kenapa?"

Jua masih terdiam.

Hal itu membuat mereka saling berpandangan dengan tatapan seperti menanyakan "Dia kenapa?". Bagaimana mereka tidak bertanya-tanya jika Jua kembali diam seperti beberapa tahun silam?

Akhirnya Gara yang juga bingung menghampiri Jua.

Dilihat dari dekat, bahu nya bergetar. Jua menangis.

Gara memegang bahu Jua, "Wa, lo kenapa?" Gara bertanya rilih.

Jua menoleh, menggeleng dengan airmata yang terus terjun dipipi nya.

"Gue gapapa. Gue cuma pusing. Dan, gak tau. Mau nangis aja."

Gara membawa Jua kedekapannya. Ia juga bingung anak ini kenapa. Tapi sepertinya ia sedang ada masalah. Entah soal pekerjaan atau hal lain.

"Kalo ada masalah cerita."

Jua sesenggukan. Mengeluarkan air mata yang sedari tadi ditahan. Ia menangis sejadinya didada bidang Gara.

"Soal kerjaan. Kerjaan gue berantakan. Gue takut gak bisa ngurus butik lagi. Gue emang udah lama pegang butik ini. Tapi gue takut kali ini gue bakal gagal, kak.."

Ia masih terisak di dalam pelukan Gara.

Gara yang mendengar itu, dengan segera mengelus surai dan punggung Jua lembut, berharap gadis itu dapat lebih tenang.

"Gak. Lo gak bakal gagal. Lo harus percaya kalo lo bisa. Jangan terlalu dipikirin. Lo cuma lagi gak enak badan aja makanya nethink kayak gini."

"Gue percaya sama lo, wa. Lo pasti bisa!"

Jua memberhentikan tangisnya. Dia melepas pelukan Gara dan menghapus airmata nya.

Ia mengangguk mencoba mempercayakan ucapan Gara. Meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bisa, seperti apa yang dikatakan oleh Gara.

"Makasih lo selalu ada selama lima tahun ini kak. Jangan tinggalin gue."

Jua kembali memeluk erat tubuh Gara. Pelukan erat itu dibalas oleh sang empunya. Ia juga tersenyum hangat pada Jua yang padahal tidak menatapnya.

"Gue gak akan ninggalin lo."

"Gue juga mau bicara sesuatu."

"Sebenernya gue suka sama lo."

"Lo mau gak-"

Brakk!

Bugh!

Gebrakan pintu dibuka keras. Lalu tinjuan yang Gara dapat dari seseorang yang dengan lancang berada disini.

Hal itu lantas membuat pelukan Jua dan Gara terlepas. Ucapan Gara terpotong. Dan, benda yang ingin ia keluarkan dari saku nya ia urungkan.

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang