Part 54

517 41 4
                                    

2 tahun kemudian..

Malam ini jadwal Jua sangat padat. Banyak kerjaan yang harus diurusnya. Bahkan ia lupa jika ia belum makan. Sebenarnya bisa saja besok ia kerjakan. Namun, karna besok tanggal merah yang berarti hari libur, Jua jadi enggan mengerjakan nya besok. Menurutnya, libur tetaplah libur. Jadi tidak ada alasan untuknya mengerjakan dihari libur. Besok waktu nya ia refreshing. Entah itu jalan-jalan atau hanya fulltime dengan kasur seharian.

Sekarang ia sudah pulang memang. Butiknya tutup jam 10 malam. Dan sejak Jua lulus kuliah Nando mengizinkannya untuk pulang jam segitu. Tapi, sekarang ia masih belum bisa selesaikan semua pekerjaannya. Itu lah sebabnya kini ia tengah bergelut di depan laptop di meja belajar kamarnya. Ahh, sekarang Jua sedang berada di apartemen. Ia tak sempat pulang ke rumah jika pekerjaan nya menumpuk seperti ini.

Tak lama dering ponselnya berbunyi. Jua menghentikan sebentar acara mengetiknya itu. Dan, mengambil ponsel yang berada di sebelah laptopnya. Melihat nama sang penelpon. Jua tersenyum saat membaca nama yang terpampang dilayar ponsel nya. Dan dengan segera ia menjawabnya.

"Kenapa kak?"

"Lagi dimana?"

"Di apartemen."

"Udah makan belom?"

Ahh, iya Jua belum makan. Tapi, jika orang itu tau ia belum makan, dia akan kena semprot omelan nya.

"U-udah."

Jua menjawab gugup. Jua tak pandai berbohong.

"Jangan bohong. Lo lagi sibuk, mana sempet makan."

Jua mengerutkan keningnya. Dari mana dia tau kalo Jua sibuk?

"Kok lo tau gue sibuk?"

Dan dari mana dia tau Jua belum makan?

"Ya karna lo diapartemen."

Jua kembali mengerutkan keningnya.

"Kok lo tau gue belum makan?"

Terdengar helaan nafas dari sebrang sana.

"Lo kalo diapartemen berarti lo banyak kerjaan alias sibuk. Kalo lo sibuk berarti lo belum makan. Gue udah cukup apal sama tingkah lo yang kalo belum selesain kerjaan gak akan mau makan."

Jua menyengir kuda. Ahh, ternyata pria itu sudah hafal dengan kelakuannya. Apa karna sejak 5 tahun pria itu menemani nya?

"Hehe, iya gue belum makan."

"Okei, mbak mau pesen apa?"

"Ihh apaan sih kak?! Kok jadi kayak abang ojol."

"Ikutin aja."

Jua mengangguk, padahal pria itu tidak dapat melihat nya. Lalu, mengikuti seperti customer ojek online yang memesan makanan.

"Sesuai aplikasi ya, mas."

"Yah, jangan gitu dong ngomongnya. Gue kan gak tau lo mau pesen apa. Kan bukan pesenan ojol beneran."

Jua terkekeh pelan.

"Ya, lo yang suruh tadi."

Orang disebrang sana terdiam. Namun kemudian menjawab kembali.

"Yaudah deh, gak usah main ojol-ojolan. Lo mau makan apa?"

Jua terlihat berfikir.

"Eum, nasi padang?"

"Okeii! Nanti gue pesenin."

A Cold Boy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang