°BTS X HARRY POTTER Fanfiction
[BEBERAPA CHAPTER DI PRIVATE! FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA]
Bagaimana jadinya jika kamu bertemu dengan dirimu sendiri? Di zaman yang berbeda dengan wajah dan bentuk badan yang sama? Apa yang bakal terjadi? Bukankah itu...
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
...
. . .
Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.
Pagi itu terjadi dengan cepat. Fajar berganti menjadi cerah begitu matahari mulai menaikkan diri.
Burung gagak berterbangan di seluruh penjuru London. Keluar dari sangkarnya seolah ikut merasakan ketegangan yang ada di wilayah sihir.
Seluruh penyihir di kumpulkan. Pengumuman segera diadakan begitu rapat yang sebelumnya mereka lakukan menghasilkan suatu keputusan. Perang.
Perang untuk memberantas bangsa mereka yang berbahaya. Bangsa Vampir mutasi yang dapat mengancam perdamaian antar bangsa dan kerahasiaan wilayah sihir dan bangsa-bangsa yang lain yang ada di dunia.
Bellatrix mempunyai keinginan besar untuk menjadi abadi dan menguasai dunia seperti Lord Voldemort. Sang pengagum dan fans fanatik dari Lord Voldemort. Ia sudah benar tergila-gila dengan kedua tujuannya itu.
Para Auror dan pengawas berada di barisan terdepan ketika nanti berada dalam penyerangan. Berbagai strategi mereka ciptakan mengingat para Vampir mutasi itu tidak bisa di bunuh hanya dengan menggunakan sihir. Mereka tidak akan mati semudah itu.
Tidak dengan kemampuan mereka yang luarbiasa itu.
Pemuda-pemuda yang cukup umur dan cukup mampu untuk mengikuti pertempuran diikut sertakan dalam pertempuran kali ini. Ikut bertempur bersama para penyihir dewasa lainnya yang sebagian besar sudah pernah mengikuti pertempuran yang sesungguhnya melawan pelahap maut Voldemort.
Harry beserta pasukan Donnell berada pada barisan terdepan. Memimpin.
"Kita akan selamat apapun yang terjadi." Yakin Harry pada pasukannya. Kemudian dia menoleh menatap Jimin Villiers di sampingnya. "Aku mengandalkan dirimu, Jim."
