Part 24

924 142 16
                                    

Joy terlihat membuka matanya perlahan, ia mendesis lirih saat merasa sakit di area punggungnya.

"Sayang kau bangun, syukurlah."

Gadis itu menatap sekeliling, beberapa detik barulah ia sadar jika sekarang ia berada di kamarnya.

"Sayang..."

Gadis itu menoleh, ia melihat Ibunya yang kini duduk di sisi tempat tidurnya. Dapat ia lihat air mata turun dari pelupuk mata Ibunya.

"Mommy mohon jangan seperti ini lagi Joy." ucap Irene dengan tangan mengusap pipi putri ketiganya.

"Mom, mengapa aku bisa di sini?" tanya Joy. Ia juga melihat kedua kakaknya berada di kamarnya.

"Polisi menemukanmu tak sadarkan diri di jalan." jelas Seulgi.

Kini Joy ingat, terakhir ia sedang mengejar mobil seseorang yang ia yakini adalah peneror keluarganya. Namun naas, bukannya mendapat apa yang ia cari, ia malah berakhir tak sadarkan diri karna seseorang memukulnya dari belakang.

"Bukankah sudah ku katakan untuk tidak melakukan hal yang hanya akan membahayakan dirimu sendiri?" suara Wendy terdengar seperti mengintrogasi. Bukan gadis itu tidak tau apa yang dilakukan adiknya.

"Mommy sangat khawatir saat seseorang menghubungi Mommy dan memberi kabar mengenai dirimu." ucap Irene. Wanita itu benar-benar panik setengah mati.

Joy tidak bisa membayangkan betapa paniknya sang Ibu saat tau kondisinya. Jika tau begini seharusnya ia tidak pingsan tadi.

"Maaf sudah membuat Mommy khawatir." ucap Joy menundukkan kepalanya. Ia tidak berani menatap sang Ibu, terutama kedua kakaknya. Tapi ada untungnya juga dia sakit, jika dia tetap sehat kedua kakaknya itu pasti akan memarahinya habis-habisan karna tindakannya.

Irene berjalan menghampiri suaminya yang duduk di ruang tengah seraya memijit pelipisnya. Pria itu terlihat begitu lelah.

"Kau belum tidur?" tanya Irene saat sudah duduk di sebelah Suho. Ia baru saja keluar dari kamar Joy.

"Bagaimana dengan Joy, apa dia baik-baik saja?"
Bukannya menjawab, Suho malah balik bertanya pada Irene.

"Dia sudah tidur. Tadi dia mengeluh sakit di punggungnya."

Jangan tanyakan bagaimana perasaan Irene saat melihat keadaan punggung Joy. Seseorang pasti memukulnya begitu keras. Hingga menimbulkan bekas memar yang cukup lebar.

"Aku benar-benar akan membunuh siapa saja yang menyakiti putriku." ucap Suho geram. Ayah mana yang tidak marah saat anaknya di sakiti orang lain. Pria itu begitu menyayangi keluarganya. Sedikitpun ia tak rela jika orang yang ia sayangi tersakiti.

Masa lalunya cukup kelam karna sering kali menyakiti darah dagingnya sendiri.

"Aku khawatir, kau tau kan Joy selalu nekat. Aku takut dia bertindak hal yang tidak kita tau."

Wanita itu sudah tau jika sebenarnya Joy telah berbohong. Putri ketiganya itu bukan pergi untuk tugas kuliah.

"Jangan khawatir, aku akan pastikan dia pergi kemanapun tidak sendirian."

Suho juga tidak habis pikir bodyguard yang ia perintahkan untuk menemani Joy malah kembali pulang, dengan alasan Nona mudanya yang meminta.

"Apa orang-orang mu tidak menemukan petunjuk apapun?"

Suho menghela nafas lelah. Ia menggelengkan kepalanya.

"Sangat sulit. Tapi aku akan berusaha."

......

PROMISE 2Where stories live. Discover now