"Ayo, gue anter sekalian mau jumpai camer." ujar Adhlino dan menggenggam tangan Mozza menuju motornya yang terparkir rapi di pangkalan ojek.

"Mozza bakal bilang sama ibu, kalo kamu yang ngerusak meja biar kamu kena marah ibu." Mozza hanya menakuti-nakuti Adhlino saja tetapi cowok itu tidak gentar.

"Jangan dong, nanti gue gak dapat restu lagi." Adhlino merubah mimik wajahnya berpura-pura sedih saat mendengar ucapan Mozza.

"Makanya jangan kerumah." ujar Mozza, Adhlino tidak merespons ucapan Mozza.

"Tidak semudah itu kawan." sahut Adhlino dan memakaikan Mozza helm, Mozza tidak menolak ia hanya ingin pulang kerumah.

Lihat lah bahkan abang ojek tadi tidak memunculkan batang hidungnya, membuat Mozza kesal karena sudah menunggu abang ojek itu cukup lama.

Sebuah tarikan pada bahu Adhlino membuat Mozza berjengit kaget dan menatap kearah sang pelaku.

"Ngapain lo?" tanya Sakhi yang wajahnya sudah berubah menjadi merah seperti menahan amarah.

"Nganterin cewek gue pulang." balas Adhlino enteng sambil merangkul Mozza yang bingung akan ucapannya.

"Gak, dia pulang bareng kita." Ringga menarik pergelangan tangan Mozza, Mozza sedikit takut melihat raut wajah Ringga yang tidak biasanya raut wajahnya seperti itu.

"Apaan lo, orang dia setuju pulang bareng gue." ujar Adhlino menarik pergelangan tangan Mozza, dan membisikkan sesuatu ditelinga Mozza.

"Pawang lo galak-galak ya." bisik Adhlino sambil tertawa.

"Gak ada, ibunya nyuruh kita yang jemput dia." ujar Zellan dan diangguki Adhlino.

"Oke, lo bisa bawa dia pulang." Adhlino mengalah kali ini dan Mozza sudah berpindah tempat kearah Ziedan dkk.

"Lain kali jangan seenaknya nyeret anak orang." ujar Alhesa menatap tajam wajah Adhlino.

"Salah ngantar calon pacar?"

BUGH

Ziedan membogem wajah Adhlino dan membuat wajah Adhlino berpaling kesamping, ia menghusap darah yang keluar dari sudut bibirnya dan tertawa terbahak-bahak melihat Ziedan.

"Ziedan, Ziedan jangan buat keributan." Mozza menggenggam tangan Ziedan menenangkan cowok tersebut yang tersulut amarah.

"Ayo pulang gak usah ladenin sampah satu ini." Azaleel menggenggam tangan Mozza membawanya kearah mobil mereka.

"Titip calon pacar gue ya!" teriak Adhlino ketika Ziedan dkk beserta Mozza berjalan menuju mobil mereka.

Mereka tidak menanggapi ucapan Adhlino, mereka tau Adhlino hanya ingin memancing amarah mereka saja.

"Mozzarella, titip salam sama camer ya!" teriaknya dan membuat keenam cowok itu memandang dengan nyalang kearah Adhlino yang duduk di atas motornya tak lupa cowok itu tertawa terbahak-bahak melihat wajah Ziedan dkk.

"Ayo pulang, Mozza gak mau buat ibu khawatir." ujar Mozza mengalihkan topik membuat keenam cowok itu menganggukan kepalanya.

Mozza duduk di samping pengemudi dan Ziedan yang duduk di kursi mengemudi, cowok itu menyalakan mesin mobil dan meninggalkan Adhlino sendirian.

"Sial, percuma gue bayar semua tukang ojek biar gak mangkal disini!" rutuk Adhlino menghusap kasar wajahnya dan menyalakan mesin motornya berniat pergi meninggalkan tempat ini.

Didalam mobil ini suasana begitu sangat menyeramkan bagi Mozza, yah Mozza tau bahwa keenam cowok ini masih kesal pada Adhlino.

Mozza memegang kepalanya yang terasa berat, ternyata helm Adhlino masih terpasang pada kepalanya.

Bukan Keju Mozzarella [Revisi]Where stories live. Discover now