Chapter 01 - Something invisible

Start from the beginning
                                    

"Ada sih, tapi kan asih di sini gabung sama cewek-cewek cantik. Ya gak!"

Suara sorak di meja itu terdengar ramai, di sambut suara tawa Aura yang kemudian semuanya larut dalam kegiatannya masing-masing. Memakan santapan mereka sambil sedikit bercengkrama.

Hazela yang masih setia duduk di kursinya sambil memainkan ponselnya sedikit mencuri pandang pada lelaki di sebelahnya, lelaki dengan rambut coklat dan berperawakan tinggi itu sudah lama mencuri perhatiannya.

Namanya Vanka, si vokalis band sekolah yang terkenal ramah dan ceria. Entah sejak kapan Hazela menyukainya, tapi sampai detik itupun kedekatan keduanya tak lebih dari sekedar teman atau hanya saling sapa.

"Ya kan, Zel." Aura menatap Hazela, mengerutkan keningnya saat melihat Hazela menatap Vanka dengan tatapan mata kosongnya.

Vanka yang memang sedari tadi berbicara dengan Aura pun ikut bingung saat melihat wajah bingung Aura, dan saat Vanka hendak melirik kearah Hazela. Aura segera menyenggol kaki Hazela dengan kakinya di bawah meja, membuat Hazela terlonjak kaget sampai membuat ponselnya terjatuh dari tangannya.

"Aura! Kenapa sih?"

Aura yang melihat reaksi Hazela mengatupkan bibirnya, terkekeh garing kearah temannya itu lalu segera menyuapkan makannya kedalam mulutnya lagi.

Hazela menghela napas, kemudian mengambil ponselnya yang terjatuh dan mengecek apakah ponselnya ada yang lecet atau tidak.

"Hp Lo gak papa?"

Menatap kearah samping, Hazela tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya.

"Gak papa kok, Van."

Vanka hanya mengangguk dan kemudian kembali asik larut dalam obrolan dengan teman dan Aura yang sesekali menyahuti.

Ada sedikit perasaan kecewa saat Vanka terlihat tak peduli, tapi mau di kata apa. Bahkan Vanka saja tak tahu jika ia menyukainya kan?

Memutar pandangannya kearah lain, tatapan mata Hazela tak sengaja bertemu dengan tatapan bola mata hitam yang juga ternyata menatap kearahnya. Tersenyum, kemudian Hazela memutuskan tatapan itu dan kembali sibuk dengan ponselnya.

🌺🌺🌺

Jam pulang sekolah tiba, Hazela berjalan menuju loker miliknya untuk menyimpan beberapa buku tebal yang tak akan ia bawa pulang. Selain untuk meringankan beban bawaan, hari esok pun buku itu akan kembali di pakai.

Berjalan melewati lorong koridor, Hazela kemudian sampai di tempat di mana jejeran pintu loker berada.

Membuka kunci lokernya dengan susah payah, akhirnya pintu loker itu terbuka. Hendak memindahkan satu persatu buku di tangannya, tanpa sengaja buku paling tebal yang ia bawa tersangkut pintu loker yang tak bisa diam terbuka membuat Hazela reflek hendak menahannya agar tak jatuh. Tapi sayangnya malah buku lainnyalah yang jatuh dan bergeser jauh.

Menghela napas, Hazela kemudian memutuskan menyimpan buku tebal lebih dahulu sebelum kemudian berbalik hendak mengambil bukunya yang jatuh. Tetapi ternyata seseorang sudah berdiri di sana sambil memegangi buku milik Hazela.

Tersenyum, Hazela berjalan mendekat kearah seseorang itu.

"Ngehalangin jalan Lo, ya? Maaf."

Orang itu menggeleng, kemudian memberikan buku itu pada Hazela yang segera di ambil oleh si mpunya.

Everything For LoveWhere stories live. Discover now