Bad birthday (31)

Mulai dari awal
                                    

"Kuenya udah belom?"

"Udah."

"Yaudahlah ayuk."

Ketika telah sampai di di depan kamar Adrin, Evelyn memencet bel kamarnya berulang kali. Namun belum ada jawaban sama sekali.

"Nih anak kebiasaan banget bukain pintu lama," omel Evelyn.

Namun akhirnya Caitlin dan Evelyn memutuskan kembali ke kamar, mungkin bisa nanti malam mereka membuat kejutan untuk Adrin. Namun belum jadi melangkah untuk pergi, Adrin muncul dari balik pintu.

"Kenapa?" tanyanya.

"Happy birthday Adrinnn," teriak Caitlin dan Evelyn girang.

Adrin hanya melayangkan tatapan datar kepada mereka berdua. Tampak tak terkejut dan juga tak senang sama sekali.

Evelyn ternganga melihat ekspresi Adrin. "Kenapa?"

"Lo gak seneng?"

"Enggak," jawab Adrin seadanya. Mukanya sekarang tampak sangat menyebalkan di mata Caitlin dan Evelyn.

"Kalian gausah rayain ultah gue. Gue gak seneng. Gue benci hari ulang tahun gue."

"Kenapa?"

"Karena di hari ulang tahun gue mama papa gue cerai," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.

"Kalian gausah bawa-bawa kue, gausah bawa-bawa hadiah buat rayain ulang tahun gue. Karena gue gak suka dan gue benci."

"Mending bawa balik aja lagi kue sama kadonya," ucap Adrin seenaknya. Tak memikirkan bagaimana perasaan Caitlin dan Evelyn.

"Drin lo egois banget," ucap Caitlin tak habis pikir.

Adrin mengernyitkan alisnya tak suka. Dia egois darimananya? Wajar kan dia bersikap seperti itu.

"Ya oke gue tau lo benci hari ulang tahun lo tapi bisa gasih lo hargain kita berdua? Kita capek-capek nyiapin ini semua buat ngerayain ulang tahun lo!"

"Gue gak minta!" bentak Adrin.

"Ya lo bilanglah dari kemaren kalo lo gamau ulang tahun lo di rayain. Dari kemaren lo cuma diem-diem aja. Kalo tau gini mending gausah deh gue ngabisin duit gue buat hal yang gak guna kayak gini," ucap Caitlin meninggikan suaranya.

Sebelumnya Caitlin tak pernah meninggikan suaranya seperti ini. Ini kali pertama dia seperti itu.

"Drin seengaknya bisa kan lo nerima pemberian kita ini? Lo gak bisa ngehargain pemberian orang? Tetap terima pemberian orang walaupun lo gak suka sama sekali. Itu salah bentuk lo menghargai orang itu. Gue pernah kok di posisi lo, gue di kasih makanan yang sama sekali gak gue suka, tapi gue tetep terima sebagai bentuk gue menghargai orang yang ngasih gue makanan itu," ucap Evelyn. Dia merasa tak sepantasnya Adrin bersikap seperti itu.

Adrin menghela napas berat. "Yaudah mana sini kuenya."

Caitlin mendekat lalu menyodorkan kue itu kepada Adrin. Adrin mengulurkan tangannya untuk menerima kue itu,namun Caitlin menjatuhkan kue itu dengan sengaja.

Adrin tersentak kaget. "Kok lo jatuhin?"

"Lo emang gak butuh kan? Lo emang gasuka kan? Yaudah mending gue jatuhin."

Caitlin dengan kesal merenggut hadiah yang ada di tangan Evelyn. "Lo juga gak butuh ini kan?" tanya Caitlin penuh penekanan. Ia melempar hadiah itu ke wajah Adrin dengan wajah tanpa dosa.

"Habis ini lo buang aja semua."

"Caitlin!" bentak Evelyn.

"Biarin! Dia gak butuh juga," kata Caitlin tampak tak menyesal dengan perbuatannya.

Evelyn mencengkram lengan Caitlin. "Jangan gini please."

"Dia itu gabisa ngehargain kita!" ucapnya kesal. Caitlin langsung menepis tangan Evelyn dari lengannya.

"Lo itu orang paling egois yang gue temuin," kata Caitlin menunjuk-nunjuk wajah Adrin.

"Udahlah gue mau balik ke kamar. Mending gue belajar daripada disini."

Setelah mengatakan itu Caitlin berlalu pergi dengan perasaan campur aduk, marah, kesal, sedih bercampur menjadi satu.

Evelyn langsung mengejar Caitlin yang sudah berada di depan lift.

"Lo gabisa gini Caitlin, kita harus selesaiin masalah ini," kata Evelyn mencengkram lengan Caitlin lagi agar cewek itu tidak masuk lift dulu.

"Terserah lah gue capek. Terserah lo mau anggep gue baperan kek atau lebay kek terserah."

"Gue gak nganggep lo gitu Caitlin."

"Yaudah serah ahh maless gue," katanya menepis tangan Evelyn. Lalu memencet lift dengan perasaan yang benar-benar kesal.

Siapa yang tidak kesal jika berada di posisi Caitlin?

⚫⚫⚫⚫

Caitlin memakan makanannya dengan lahap saat makan malam. Evelyn hanya memakan beberapa sendok saja karena dia tidak begitu suka menu yang disajikan malam ini.

Tiba-tiba saja Adrin mendekat lalu menyentuh pundak Evelyn.

Evelyn berbalik badan melihat siapa yang menyentuh pundaknya, saat melihat Adrin dia langsung tersenyum senang.

Caitlin yang menyadari kehadiran Adrin hanya memutar bola matanya malas.

"Caitlin ini baju yang gue pake sekarang hadiah dari lo kan? Bagus banget tau, lo tau banget deh selera gue gimana," ucap Adrin membuka topik pembicaraan. Semua yang ada di ruang makan menatap Adrin dengan malas. Bisa-bisanya ketika orang makan dia berdiri dan berbicara dengan suara yang keras.

"Diem heh orang lagi makan," peringat Gavin.

"Ya sorry."

"Caitlin jangan cuekin gue," rengek Adrin mengguncang lengan Caitlin.

Caitlin menjauhkan lengannya dari Adrin. "Apaansih."

Caitlin beranjak dari kursinya, ia berlalu meninggalkan Adrin yang masih setia dengan ocehannya. Jujur Caitlin masih kesal dengan Adrin.

"Caitlin," rengek Adrin mengejar Caitlin yang mulai menjauh dari ruang makan.

"Kenapa sih?" tanya Gavin heran.

"Ngambek si Caitlin," jawab Evelyn.

Mendengar jawaban itu Gavin ber-oh ria.

⚫⚫⚫⚫

Terima kasih sudah membaca.

Kemungkinan aku bakal publish tiap sabtu/minggu ya. Mungkin.

Jangan lupa untuk vote dan comment ya hehe.

Hotalge High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang