Tutorial 17 - The Real Ending :v

Start from the beginning
                                        

Bibir Haechan memang masih sibuk di atas, namun tangannya mulai mengurut milik Chenle yang kecil hingga membuatnya mendesah nikmat. Tentu saja yang menonton hanya bisa kaget kecuali Jisung.

Baru kali ini mereka mendengat jelas bagaimana orang paling polos diantara mereka mendesah. "Eungggh eumhhh geli~"

Kaki Chenle menjepit Renjun yang sedang sibuk menjilati kedua bola kembar miliknya. Sensasinya memang aneh, berbeda dengan apa yang biasa Jisung lakukan padanya. Permainan Renjun dan Haechan lebih lembut dan pelan-pelan.

"Eughhh ge, mau ahhhh keluarhh~"

Dan benar sesuai yang dikatakan si manis, dia benar-benar mengeluarkan pelepasan pertamanya, membuat tangan dan pipi Renjun basah karenanya.

"Udah ah, stop!"

Jisung sudah tidak tahan, dia bangkit dari posisi duduknya dan menarik Renjun dan Haechan agar menjauh dari kekasihnya yang berharga. Jisung menarik selimut hingga menutupi tubuh mulus Chenle yang sempat dijamah orang lain tadi.

"Lo pada pergi sana!" usir Jisung.

"Yah Jisung mah ga asik."

"Penonton kecewa~"

"Padahal gue udah diujung!"

Belum sempat yang lain mengutarakan protesnya, Jisung menggusur semua orang agar pergi dari kamarnya. Kemudian si jangkung mengunci pintunya dengan rapat dan menghela nafas kasar.

Sungguh, dia sangat menyesal karena bermain permainan bejat milik Mark. Dengan wajah yang sedikit menahan amarah, Jisung berjalan perlahan menuju Chenle yang masih berusaha mengatur nafasnya.

"Chenle." Si jangkung mulai merebahkan tubuhnya di samping pacarnya. "Jangan begitu lagi ya?"

Chenle mengubah posisinya agar menghadap Jisung. "Eum, emangnya ga boleh ya Ji?"

Masih aja ada unsur polosnya yang nempel. Mau pingsan aja Jisung sekarang. "Ga boleh lah! Kamu mau buat aku mati cemburu, hm?" Chenle tersenyum tipis dengan matanya yang sayu. Tangan gembil si manis mengelus pelan rahang Jisung. Dia tahu kok Jisung cemburu.

Cup

Chenle memberikan kecupan singkat tepat di bibir Jisung. "Iya engga lagi. Sayang Jisung banyak-banyak."

Jisung kembali menempelkan bibirnya, dia harus membersihkan setiap jejak bekas Haechan dan Renjun. Dan ya, hanya ini ciuman yang Chenle suka, ciuman dari Jisung yang kadang kasar dan menuntut juga dipenuhi rasa cinta.

Chenle mengalungkan tangannya dileher Jisung, tanda kalau dia meminta lebih dari sang dominan. Jisung? Tentu dia tidak akan pernah menolak jika Chenle yang mau.

Bibir Jisung mulai turun ke arah leher yang tadi dijilat oleh Haechan. Dia harus membersihkannya. Chenle meringis ketika Jisung membuat tanda kepemilikan di leher jenjangnya. Tapi ya begitu, Chenle menikmati setiap sentuhan Jisung. Tangannya bahkan menekan kepala Jisung.

"Ssshhh Ji, stop dulu!"

Jisung seketika berhenti dan menatap wajah Chenle. "Kenapa?"

"Jisung curang masih pakai baju. Masa aku doang yang hampir telanjang gini."

Astaga, gemas! Jisung jadi ingin cepat-cepat memasuki lubang Chenle. Si jangkung hanya tersenyum dan membuka kaos yang dia pakai dan juga celananya. Dia juga membuka pakaian yang tersisa di badan si manis.

"Lanjut lagi ya?"

Chenle hanya mengangguk sebagai jawaban. Dia memang sedang ingin melakukannya. Dan Jisung sendiri sudah mulai menjamah tubuh polos milik Chenle dan memberikan banyak tanda kepemilikan di sana.

Mulut Jisung kini berpindah pada puting Chenle dan menggigitnya. Sebelah tangan si jangkung dipakai untuk memilin puting lainnya hingga membuat tubuh Chenle menggelinjang keenakan.

"Eunghh Ji mau ahhh~"

"Mau apa sayangku?" tanya Jisung ditengah-tengah kesibukannya memberikan kenikmatan pada si manis.

"Enghhh mau eumhhh mau punya Jisunghhh~"

Tidak ada lagi Chenle yang polos, meski begitu Jisung suka. Selama Chenle binal-nya sama dia, Jisung akan dengan senang hati melakukannya untuk si manis. Hanya untuk Chenle tentunya.

Jisung belum mau masuk ke inti. Dia malah menurunkan mulutnya untuk mengulum milik Chenle yang sudah tegang. Ingat, bukan Chenle saja yang tengang, tapi Jisung juga.

"Eumhhh Ji~"

Servis Jisung memang nomor satu. Chenle sangat menyukainya. Tidak tinggal diam, tangan Jisung pun bermain dengan kedua bola kembar milik si manis yang membuatnya mendesah kenikmatan.

Suara Chenle itu sangat merdu ketika bernyanyi, buktinya saat mendesah pun tetap merdu di ditelinga Jisung. Pelepasan Chenle yang kedua keluar dan langsung ditelan oleh Jisung.

Jisung mengangkat wajahnya untuk mengintip bagaimana keadaan Chenle. Badan si manis sudah dipenuhi oleh keringat dan membuatnya semakin seksi. Jisung suka melihat Chenle yang seperti ini.

"Aku masuk sekarang ga apa apa?" Chenle mengangguk dengan antusias, ini yang dia tunggu-tunggu sedari tadi.

Jisung mengangkat kedua kali Chenle dan menempatkannya di bahu. Di sana terlihat lubang sempit milik kekasihnya yang siap untuk diterobos. Pasti masih sempit, Jisung tahu itu dengan pasti.

Tangan si jangkung mulai mengarahkan miliknya yang besar ke arah lubang kenikmatan itu. Dan dalam sekali hentak, Jisung memasukannya.

"ENGGGH JI!"

Chenle tahu ini bukan yang pertama kalinya, tapi tetap aja itu sakit, apa lagi kalau tanpa pelumas. Jisung menekan lebih dalam kejantanannya hingga membuat air mata Chenle keluar. Bermain kasar sekali-kali tak apa kan?

Jisung memegang pinggul Chenle agar kejantanannya masuk ke inti. Dan saat itu pula Jisung menggerakkan pinggulnya dengan pelan untuk tempo awal. Harus kaya motor pemirsa, gigi satu dulu.

"Eunghhh uhhhhh sa–sakithh~"

Jisung menambah temponya sampai membuat rasa sakit yang Chenle rasakan berubah menjadi kenikmatan duniawi. Astaga kenapa ini jadi membuat Chenle suka diperlakukan seperti ini.

Seperti biasa, Chenle memang mudah keluar. Dia sudah mencapai pelepasannya yang ketiga. Jisung yang melihat itu mengubah posisi mereka menjadi menyamping. Alasannya agar kejantanan Jisung masuk lebih dalam lagi.

"Jisungiehh~"

Tangan Jisung kali ini sibuk bermain dengan milik Chenle. Dengan ibu jarinya, Jisung menahan lubang kecil tempat pelepasan Chenle. Kali ini Chenle yang curang, masa iya Chenle sudah keluar tiga kali tapi dia belum

"Eungggh mau keluarhhh~"

Tanpa basa basi lagi Jisung menambah temponya menjadi lebih cepat hingga dia hampir mencapai puncak kenikmatan. Dan yah akhirnya mereka keluar bersama.

Sementara itu, diluar kamar Jisung terdapat lima orang yang seperti menahan hasrat juga karena mendengar desahan yang diciptakan Jisung dan Chenle dari dalam kamar.

"Besok-besok kita harus kasih tau Jisung kalau kamarnya harus dibuat kedap suara."

Dan yah beginilah akhir dari Chenle yang polos. Lembaran baru sudah terbuka dengan cap Chenle yang tidak polos lagi. Selamat, kalian pembaca sesat yang selalu di php masalah ending cerita ini. Sampai jumpa di cerita lainnya :)

 Sampai jumpa di cerita lainnya :)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Tutorial | ChenJi  [✔️]Where stories live. Discover now