Saudara tiri (30)

Start from the beginning
                                    

Caitlin memperhatikan video dengan sangat detail. Dia mengulang beberapa kali rekaman itu sampai melihat sesuatu yang terasa janggal.

"Eh pause bentar," kata Caitlin mendadak.

"Kenapa?"

"Ini rekaman pas Elena di kerumunin sama murid-murid. Coba lo perhatiin Adrin."

Evelyn mengangguk lalu memperhatikan wajah Adrin dengan teliti.

"Lo liat kan?"

"Dia senyum?!"

"Masa pas orang dibunuh dia senyum aneh banget."

"Lyn lo gak mikir yang sama kan kayak gue kan? Gue jadi overthinking nih."

"Ya tapi masa Adrin yang ngebunuh," ucap Evelyn paham apa isi pikiran Caitlin saat ini.

"Iya sih. Tapi  sehari sebelum Elena dibunuh mereka berdua berantem gede kan?"

"Ah ga percaya gue."

"Gue juga enggak tapi gue cuma overthinking aja Lyn," kata Caitlin jujur.

"Yaudah daripada overthinking mulu mending kita samperin Adrin dan tanya apa sebenernya masalah dia sama si Elena. Gue yakin dia punya masalah yang cukup berat sama Elena."

"Yaudah ayo."

⚫⚫⚫⚫

"

Adrin! woi buka pintu!" teriak Evelyn menggedor pintu kamar Adrin. Karena sejak tadi dia sudah memencet bel berkali-kali tapi Adrin sama sekali tak keluar.

"Woiiiii!!!"

Akhirnya dengan segala teriakan super Evelyn, Adrin keluar dengan muka bantalnya.

"Kenapa sih lo berdua?!"

Tanpa dipersilahkan Caitlin dan Evelyn langsung masuk ke kamar Adrin.

"Drin jawab jujur," kata Caitlin serius.

Adrin tersentak kaget karena mendengar Caitlin serius seperti itu. Dia jadi berpikir keras apa yang dia lakukan.

"Lo kenapa senyum pas Elena dibunuh?"

Adrin ber-oh ria lalu kembali merebahkan dirinya di kasur.

Evelyn yang melihat kelakuan Adrin langsung memukul punggung cewek itu. "Woi lo ditanya malah tidur ya."

"Lo sebenci itu sama Elena? Sampe-sampe pas dia dibunuh lo senyum gitu?"

"Lo mau  tau sebenci apa gue sama dia?"

Caitlin mengangguk menunggu jawaban Adrin yang tampak mulai serius.

Adrin bangkt dari tidurnya lalu duduk di tepi kasur. "Gue benci banget sama dia. Benci banget tau gak sih. Nyokap dia udah ngerusak keluarga gue."

"Ya mungkin kalian heran kenapa gue sebenci itu sama Elena. Nyokapnya gak sekedar ngerebut bokap gue aja, selama bokap gue di luar kota dia nyiksa gue. Dia nganggep gue kayak pembantu, Elena perlakuin gue kayak gue itu budaknya dan gue gabisa ngelawan sama sekali waktu itu karena gue masih umur 10 tahun. Mereka berdua ngerebut kebahagiaan gue."

"Jadi  sebenarnya Elena itu saudara tiri lo?!"

Adrin berlagak ingin muntah. "Gak sudi gue ngakuin dia sebagai saudara gue."

Hotalge High School Where stories live. Discover now