20

3.3K 545 114
                                    

Kun segera pulang ke apartemennya karena ditelepon oleh kekasihnya yang tengah hamil. Sampainya di apartemen, Kun pun membuka pintu apartemennya, ia menemukan kekasihnya sedang duduk di sofa sembari menonton televisi.

"Kau membawa kue pesananku?" Tanya kekasihnya yang tengah berbaring di sofa sembari menonton televisi. 

Kun mengangguk sambil menunjukkan kue yang dipesan oleh kekasihnya, "Untukmu dan anak kita."

Kekasihnya pun terkekeh lalu merentangkan tangannya, memberi kode agar ia dipeluk. "Kau bekerja seharian, aku merindukanmu."

Kun yang mengerti kode dari kekasihnya langsung saja memeluk kekasihnya, "Aku juga merindukanmu, Chenle."

"Oh iya, tadi siang aku pergi check up ke dokter bersama ibu, kata dokter anak kita perempuan, ge." Ucap Chenle yang menatap kekasihnya.

Kun menaikkan kedua alisnya, tanda ia tengah tidak percaya dengan ucapan kekasihnya. "K-kau tidak berbohong 'kan?"

Chenle merapikan rambut kekasihnya yang sedikit berantakan dan mengangguk, "Iya, gege. Nanti aku perlihatkan hasilnya ke gege."

Kun memeluk Chenle erat dan mengusap punggung sempit kekasihnya, "Terima kasih, sayang. Kau sudah mau menampung anak kita walaupun kita belum sah dimata hukum, tapi aku yakin kalau anak kita bakal tumbuh jadi anak yang cantik."

Chenle mengangguk, "Tidak usah begitu, gege. Aku bersyukur bisa punya gege dan anak kita."

Chenle melepas pelukannya dan menatap iris hitam milik kekasihnya, "Menikah itu bukan tujuan hidup tapi pilihan, ge. Aku mau anak kita lahir terlebih dahulu, kita tunggu anak kita sampai dia sekitar umur dua sampai tiga tahun baru kita akan menikah. Aku tidak mau merepotkan orang lain untuk menjaga anak kita."

Kun tersenyum dan mencium kening Chenle, "Iya, aku juga setuju, sayang. Aku juga berpikir seperti itu. Tidak apa-apa, ayo kita jalankan ini semua pelan-pelan."

Kun tengah duduk di kursi tunggu dengan rasa khawatir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kun tengah duduk di kursi tunggu dengan rasa khawatir. Hari ini, hari di mana kekasihnya menjalani operasi persalinan.

Kun terus saja merapal doa agar kekasihnya dan putrinya selamat. Sedangkan, sang ibunda tengah mengusap-usap punggung anak semata wayangnya.

"Tenangkan dirimu, sayang. Chenle kuat, begitu pun dengan anakmu. Tenangkan dirimu dan terus berdoa."

Kun hanya mengangguk dan melanjutkan doanya di dalam hati.

"Ya Tuhan, aku tahu aku makhluk yang penuh dosa. Aku datang kepada-Mu ketika aku sedang kesusahan saja. Hamba-Mu ini memohon, tolong selamatkan calon tunanganku beserta anak kita, Ya Tuhan. Aku tidak mau kehilangan mereka, beri mereka kekuatan, Ya Tuhan."

Hanya berdoa yang bisa ia lakukan sekarang, ia menyandarkan punggungnya di kursi tunggu dan menatap sang ibunda yang setia menemaninya.

"Ma, mama tidak keberatan 'kan jika aku dan Chenle akan menikah ketika anak kita sudah besar?"

"I Got Daddy Issues" [kunyang]Where stories live. Discover now