14

4.1K 692 103
                                    

Yangyang sontak menoleh ke arah orang yang menarik lengannya, "S-siapa kau?" 

Yangyang menyipitkan matanya, wajah orang itu tidak terlihat karena di sini cukup gelap hanya cahaya lampu kafe seberang yang menerangi mereka dan orang itu menggunakan tudung hoodie dan masker hitam. 

"Kau tersesat?" Tanya orang itu sedikit berteriak. 

Yangyang diam untuk beberapa saat, ia melihat sekitarnya. Ia tidak tahu ia di mana dan sepertinya ini sudah jauh dari daerah Seoul. 

Yangyang mengangguk, "Iya, aku tersesat! A-aku tidak tahu, aku di mana sekarang!" Jawab Yangyang yang sedikit berteriak juga. Karena hujan sangat lebat, membuat suara gemuruh yang seakan-akan menutup setengah pendengaran mereka. 

Orang itu menariknya ke arah kafe untuk berteduh. 

"Kau duduk di sini sebentar, aku akan memesankanmu minuman." Ucap orang itu yang sudah berjalan menuju kasir. 

Yangyang baru saja mau menolak tapi orang itu tampaknya bersih keras. Tak apa, toh orang itu berniat untuk menolongnya.

"Minumlah ini agar badanmu menghangat." Orang itu tersenyum dibalik masker hitamnya dan menyodorkan satu cangkir sejenis kopi panas. 

Yangyang tersenyum tipis dan mulai menyeruputnya pelan.

"Kau suka kopi 'kan?"

Yangyang mengangguk, "Tentu saja, aku menyukainya. Asal tidak americano saja."

Orang itu terkekeh pelan dan ia mulai membuka maskernya, "Kau terlalu muda untuk meminum kopi pahit itu." 

"Iya, aku pernah merasakannya sekali. Aishh, benar-benar pahit! Aku tidak menyukainya, aku lebih menyukai sejenis latte atau cappucino."

Lagi-lagi, orang itu terkekeh dan membuka tudung hoodienya, menampakkan rambut hitamnya yang basah sama seperti Yangyang. 

Yangyang memperhatikan pria dewasa yang berada di depannya yang tengah menyeruput kopi yang mungkin sama dengan punya Yangyang. 

Manis, pikirnya. Lesung pipinya yang membuat ia berpikir bahwa pria dewasa ini manis. 

"Sepertinya masalahmu berat, hingga kau kabur dengan seragam sekolahmu." 

Yangyang mengangguk sembari mengerucutkan bibirnya, "Masalahku terlalu rumit untuk anak yang baru saja lulus SMP."

"What?! Kau baru sekolah menengah akhir tahun pertama?"

"Iya, apa aku tampak lebih tua dari usiaku?"

Pria dewasa itu menggeleng, "Tidak, aku pikir kau sudah tahun kedua. Sepertinya, masalahmu sangat besar."

Yangyang menghela napasnya dan mengusap cangkir panas yang ada di depannya, "Ya begitulah, lebih tepatnya masalahku kesannya terlalu dewasa."

"Maaf, jika aku lancang. Kita belum berkenalan 'kan?" Pria itu terkekeh dan mengulurkan tangannya. 

"Aku Yixing." 

Kun mengusap wajahnya kasar dan masuk ke dalam rumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kun mengusap wajahnya kasar dan masuk ke dalam rumahnya. 

Hari ini, hari yang berat. Yangyang kabur dan hingga sekarang belum ditemukan oleh anak buahnya, Taeil memarahinya dan tidak lupa dengan jadwal meeting yang menumpuk.

Kun pun menaruh dirinya di sofa, mengusap rambutnya ke belakang dan menarik napas sejenak. 

"Kun sayang, kau baru pulang?" 

Kun menoleh ke sumber suara ketika ada yang memanggilnya. Kun tersenyum dan mengangguk, "Iya, aku baru saja tiba." 

Wanita itu duduk di samping Kun, ia memperhatikan wajah penat Kun dan mengusap kepalanya, "Kau kelelahan, sayang. Mau mama buatkan sesuatu?"

Kun menggeleng, "Tidak usah, ma. Aku tidak lapar, kenapa mama belum tidur?"

"Mama tidak mengantuk, lagi pula mama harus mengurus Jingmi dulu." 

Ya, wanita itu adalah ibunya Kun, Qian Shuwan. Wanita paruh baya itu baru saja tiba dari Cina bersama dengan cucunya. 

Kun menghela napasnya, "Maafkan aku, ma. Aku tidak bisa menjemput mama di bandara. Aku ada meeting yang harus aku hadiri, karena meeting itu sudahku undur sebelumnya."

Shuwan tersenyum dan menggelengkan kepalanya, "Tidak, tidak apa-apa, sayang. Mama tahu, kau sangat sibuk. Kau sibuk juga demi dirimu dan keluarga kita."

"Oh iya, Jingmi sedari tadi di pesawat, ia tidak menangis. Ia ingin bertemu dengan ayahnya." 

Kun terkekeh dan menatap sang ibu, "Benarkah? Aku ingin bertemu dengannya. Jingmi sudah tidur?"

Kun merindukan putri kecilnya, Qian Jingmi. 

Shuwan menggelengkan kepalanya, "Belum, ia masih terbangun. Ia terlalu senang dengan mainan yang baru mama beli."

Anak-ibu itu pun berjalan menuju kamar tamu yang akan ditiduri oleh Shuwan dan cucunya. Saat Shuwan membuka pintu kamar, terlihat ada anak perempuan berumur tiga tahun yang sedang duduk di kasur tengah memainkan mainannya.  

"Jingmi, papa datang!" Seru Kun yang langsung menggendong putri kecilnya. 

Jingmi tertawa sembari menepuk-nepuk tangannya ketika ia tahu jika ia sedang digendong ayahnya.

"P-pa! Hihi, p-pa wǒ ài nǐ.." Ucap Jingmi yang masih terbata-bata dan memeluk leher ayahnya. 

Kun tersenyum dan terharu, putrinya masih mengingatnya dengan jelas walaupun selama ini putrinya dirawat oleh ibunya. 

Kun mengecup kening putrinya, "Wǒ yě ài nǐ."

Shuwan yang melihat itu ikut terharu karena interaksi Kun dan Jingmi. 

"Jingmi merindukan papa?" Tanya Kun yang berkali-kali mengecupi pipi gembil putrinya. 

Putrinya tertawa karena afeksi yang diberikan oleh ayahnya, "I-ingmi lindu papa!" 

"Papa merindukanmu juga, sayang." 

Shuwan pun duduk di tepi kasur sembari memperhatikan anaknya, "Kau sudah mendapatkan ibu untuk Jingmi?"

Seketika Kun menoleh ke arah ibunya dan menghela napasnya, "Sudah tapi hubungan kita sedang renggang." 

Kun pun duduk di samping ibunya sembari memangku Jingmi yang masih memegang mainannya, "Aku memberitahunya jika aku sudah mempunyai anak, tapi sepertinya dia salah paham. Mungkin, ia mengira aku sudah menikah."

Shuwan tersenyum dan mengusap pundak anak semata wayangnya, "Beritahu kenapa kau bisa mendapatkan Jingmi, tidak apa-apa. Jangan berbohong padanya, jelaskan pelan-pelan."

Kun menatap Jingmi yang masih memainkan mainannya di pangkuannya. Ia bertanya pada hati kecilnya, apakah Yangyang akan menerima sepenuh hati kehadiran anaknya?

"Mama yakin, ia akan menerima Jingmi. Ia hanya perlu waktu." 




TBC

TBC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"I Got Daddy Issues" [kunyang]Where stories live. Discover now