23. Emergency!

4.8K 545 8
                                    

Attention please! Kalau suka boleh di vote dan comment biar akunya tambah semangat nulisnya. Happy reading hope enjoy it! Typo bertebaran!

—🌙—

Jeno baru saja keluar dari rumah ia sengaja pulang dulu sebelum kembali ke rumah sakit, ia membawa beberaa baju dan juga membuatkan makanan spesial untuk Jaemin, lagipula Jaemin sudah tau jika ia kembali sore.

Namun saat hendak membuka pintu Jeno mendapat telfon dari mertuanya segera ia angkat.

" Halo ma?"

" Jeno kamu dimana??" Tanya Ibu mertuanya.

" Aku lagi mau jalan ke Rs ma, kenapa?" entah kenapa perasaan Jeno mendadak tidak enak.

" Jaemin hiks.. Masuk ICU." badan Jeno tiba-tiba lemas, ia segera membuka pintu ponsel tak lepas dari gengamannya, kakinya berlari sekuat tenaga menuju parkiran.

" Gimana bisa masuk ICU ma?"

" Mama jelasin di rumah sakit, kamu hati-hati bawa mobilnya."

" iya ma."

Tuut!

Nyatanya dengan kepanikan melandanya ia membawa mobil dengan kecepatan penuh, entah dewa fortuna memang berpihak padanya atau bagaiman semua lampu merah yang ia lewati berwarna biru.

" Jaemin.." Jeno terus mengumamkan nama Jaemin sepanjang jalan.

Tak sampai duapuluh menit Jeno sudah sampai di rumah sakit, Jeno langsung berlari kedalam rumah sakit dan menuju ruang ICU, disana sudah ada mertuanya dan ibunya.

" Mama." Panggil Jeno, dua wanita paruh baya itu menoleh melihat Jeno yang nafasnya memburu dan wajah yang berantakan.

" Kamu yang sabar ya sayang." Ucap mama Jeno.

Jeno melangkah kedepan tepatnya berhadapan langsung dengan Jaemin di dalam ruangan yang disekat kaca, disana Jaemin terbaring lemah dengan berbagai alat medis, Jeno memegangi kaca itu dan menangis.

" Gimana bisa terjadi ma? Hiks.. padahal sebentar lagi Jaemin bakal sehat." Ucap Jeno, Ibu mertuanya mengusap pungung Jeno.

" Barusan Jaemin ditemukan tak sadarkan diri di pinggir jalan dengan keadaan sekarat, kata dokter jungwoo keadaan Jaemin melemah akibat kelelahan hebat, entah apa yang sudah anak nakal itu lakukan. Dia kabur dari rumah sakit." Ucap ibu mertuanya.

" harusnya aku kembali lebih awal, harusnya aku selalu menemani Jaemin hiks.." Jeno menundukan kepalanya.

" Jangan salahkan diri kamu Jen." ucap ibunya.

Setelah menenagkan dirinya jeno ingin menemui Jaemin, atas seizin suster Jeno masuk kedalam ruang ICU dengan pakian khusus, Jeno mendekati bangkar Jaemin dam mencium kening Jaemin.

" Cepet bangun sayang, aku gak bisa liat kamu kayak gini.. Bentar lagi kan kamu sehat, kita bisa jalan-jalan ke tempat yang kamu mau, hiks.. Kamu nakal, harusnya kamu jangan kemana-mana tapi kamu bandel." Jeno mengengam tangan Jaemin erat.

" Abis ini aku mau ngobrol sama kak Jungwoo, semoga gak ada apa-apa yang terjadi sama kamu."

Setelahnya Jeno keluar dari ruangan Jaemin ia harus menemui Jungwoo untuk membicarakan kondisi Jaemin, Jeno menemui Jungwoo di ruangannya.

" Ah, akhirnya kau datang juga." Ucap Jungwoo.

" Sore kak."

" duduk." Jeno mendudukan dirinya di hadapan Jungwoo, Jungwoo bisa melihat wajah sedih Jeno yang membuat tubuhnya kelihatan lesu.

" Jadi gimana kondisi Jaemin?"

" parah, kita harus mengatur ulang jadwal operasi jika sampai dua hari kedepan keadaan Jaemin belum stabil."

" gimana bisa Jaemin ditemukan sekarat kak?"

" Sepertinya ia baru saja melakukan aktivitas berat, karena dilihat Jaemin mengalami kelelahan berat disaat kondisinya tidak stabil."

" Tolong lakukan yang terbaik kak, lakukan yang terbaik." Jungwo menepuk tangan Jeno.

" tentu saja aku melakukam yang terbaik untuk Jaemin." Jeno mengangguk.

" kalau begitu aku permisi, aku mau kembali menjaga Jaemin." Jungwoo mengangguk.

" Iya baiklah, aku akan kesana setengah jam lagi."

- - -

Jeno kembali ke ruang ICU melihat cintanya masih terbaring lemah, sedih memang tapi mau bagaimana lagi. Jeno hanya bisa melihat dari luar walau sedang tertidur tapi Jaemin selalu cantik. Selalu.

Tak ada yang bisa membuat Jeno berpaling dari Jaemin bahkan jika wanita diluar sana menggoda, Di matanya hanya ada Jaemin dan Jaemin, memang kedengaranya berlebihan tapi memang begitu.

" Cepet bangun sayang." Guman Jeno.

Jeno mendudukan dirinya di kursi setelah pegal berdiri terus, barusan kedua orang tuanya pulang jadilah Jeno yang menunggu di rumah sakit sendiri.

" Ini." Jeno menoleh melihat Jungwoo ada di sampingnya sambil memberikan csecangkir kopi.

" Terimakasih."

" Aku tau kau pasri khawatir sampai tak bisa tidur." Ucap Jungwoo, Jeno tersenyum.

" iya."

" itu juga yang ku alami jauh sebelum saat ini, sepuluh tahun yang lalu sebelum aku memutuskan menjadi dokter." Jeno menatap Jungwoo sambil menyesap kopinya.

" apa yang terjadi?"

" terdengar bodoh, aku mencintai adik kelasku lalu kami berpacaran namun saat malam kencan kami dia pergi."

" pergi?"

" Ke surga, dia meninggal tepat di perayaan setahun hubungan kami karena dokter terlambat memberinya penanganan saat tiba-tiba kritis sehingga dia pergi maka dari itu aku ingim menjadi dokter yang selalu siaga dan cekata pada pasiennya agar kejadian Lucas tak pernah terjadi."

" namanya lucas?"

" Iya, sampai saat ini aku tak pernah mencintai orang lain selain dia walau sepuluh tahun sudah berlalu, sulit rasanya untuk membuka hati setelah kehilangan orang yang sangat kita cintai." Jeno menatap ruang ICU, seandainya ia kehilangan Jaemin apakah hidupnya akan baik-baik saja seerti Jungwoo? Apakah dia masih bisa bernafas? Jeno tak akan pernah siap jika hari itu datang.

" Aku juga pasti melakukan hal yang sama denganmu."

TBC

Terimakasih sudah baca dan vote, dua chapter lagi ffnya end gaisss!!!

Sunny Pwark. May 12, 2021.

You And My Illness [ Nomin ] || ✅Donde viven las historias. Descúbrelo ahora